Peneliti kemudian menggali lagi pertanyaan yang berkaitan dengan kesulitan apa dihadapi ketika penggunaan metode ini pembelajaran berlangsung, ukhti Imapun menjelaskan sebagai berikut:
“Kalau untuk kesulitan yang factor utama yaitu latar belakang, apalagi yang dari Ma’had modern seperti Ma’had ‘Ashry pasti mereka bosan dengan kosa kata yang mereka dapat di Ma’had sini, karena sebelumnya pasti sudah pernah mendapatkan kosa kata yang seperti ini. beda dengan yang lainnya yang baru mengenal dan mengerti kosa kata tersebut mbak. Dari faktor tersebut jadi terlihat beberapa kelemahan dari para santri mbk diantaranya masih lemah dalam menulis dan menghafal kosa kata yang sudah diberikan mbak. Soalnya setiap kali pertemuan mendapatkan 15 isim dan 10 fi’il, mungkin kalau yang sudah tahu mudah untuk menghafalkannya mbak, tapi bagi yang belum tahu ya masih kesulitan sekali. Ya itu mbak sehari ingat besok kalau tidak diulang-ulang ya lupa.”