3) Situasi, Peristiwa, dan tindak tutur.
Untuk mengkaji perilaku komunikatif di dalam guyup tutur, kita perlu bekerja dengan satuan-satuan interaksi. Hymes mengemukakan tiga satuan berjenjang, dari yang besar ke yang terkecil:situasi tutur (speech situaion), peristiwa tutur (speech event), dan tindak tutur (speech act). Tindak tutur merupakan bagian dari peristiwa tutur dan peristiwa tutur merupakan bagian dari situasi tutur. Hymes melukiskan situasi tutur itu sebagai “situasi yang di kaikan dengan (atau di tandai dengan tiadanya) tutur”. Konteks situasi semacam itu misalnya adalah upacara, peperangan, perburuan, makan-makan, memadu cinta. Situasi tutur itu tidaklah murni komunikatif. Situasi itu mungkin terdiri dari peristiwa yang lain. Situasi tutur sendiri bukanlah kajian atau masalah masalah kaidah wicara, tetapi dapat di acu oleh kaidah wicara sebagai konteks. Tiap peristiwa tutur, menurut Hymes, terbatas kepada kegiatan, yang secara langsung di atur oleh kaidah atau norma bagi pengguna tutur. Peristiwa tutur terjadi di dalam situasi tutur dan terdiri dari satu tindak tutur atau lebih. Kita dapat melihat ketiganya secara jelas, di dalam suatu pesta (situasi tutur), ada percakapan selama pesta berlangsung(peristiwa tutur), dan di dalam percakapan itu terdapat lelucon(tindak tutur) . Tindak tutur adalah sepenggal tutur yang di hasilkan sebagai bagian dari interaksi sosial. Suatu jenis tindak tutur bisa terjadi dalam peristiwa-peristiwa tutur yang berbeda dan suatu jenis peristiwa tutur bisa terjadi di dalam situasi-situasi tutur yang berbeda.