Misteri 7 Tombak Pusaka Kanjeng Ratu Kidul1. Tombak Cakra Langit (Tomb terjemahan - Misteri 7 Tombak Pusaka Kanjeng Ratu Kidul1. Tombak Cakra Langit (Tomb Inggris Bagaimana mengatakan

Misteri 7 Tombak Pusaka Kanjeng Rat

Misteri 7 Tombak Pusaka Kanjeng Ratu Kidul

1. Tombak Cakra Langit (Tombak Kesyahidan)

Motif, lurus dengan kinatah emas murni berbentuk jangkar melingkar, ditengah badan menjulang empat tombak kecil melingkari kepala, dengan kinatah berlian red diamond memutar.

Tombak ini diberikan kepada Kanjeng Sunan Kalijaga, untuk melawan kesaktian Prabu Siliwangi, atas perintah Prabu Panatagama Tajuddin Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) dalam penyebaran agama Islam, dan tombak ini sebagai cindra mata perkawinannya Dewi Nawang Wulan, dengan Sunan Kalijaga.

Silsilah tombak Cakra Langit, akhirnya turun temurun diwariskan kepada ahlul Khosois, diantaranya, Quthbul Abdal, Syeikh Malaka Tajuddin, Makassar, Quthbul Muqoiyyad, Syeikh Hasyim bin Asy’ari, Aceh, yang diturunkan kepada muridnya Ahmad Suyuti bin Jamal, Kalimantan, Quthbul Autad Min Zumhur Ulama, Ki Tholkha Kalisapu, Mbah Hamid, Ki Panjul dan kini berada ditangan Min ahlillah Qurbatul Wilayah Syareatul Khotam,

2. Tombak Punjul Wilayah (Tombak Antakusuma)

Tombak ini diberikan kepada putrinya Andini, sebagai lambang dari tahta istananya yang dikemudian hari diberikan kepada suaminya Dampu Awuk, gunung Sembung. Lalu diturunkan kepada putrannya yang bernama, Raden Sa’id atau pangeran Lung Benda Jaya Negara.

Dari Raden Sa’id, akhirnya berpindah tangan karena dicuri oleh segerombolan aliran hitam yang mengatasnamakan perguruan “Kijang Kencana” yang dikepalai oleh murid sakti Pangeran Ambusana, Weleri Jawa Tengah. Baru setelah 20 tahun ditangannya, tombak Punjul akhirnya dimiliki seorang pertapa sakti Buyut Ajigung Ajiguna, setelah adu kesaktian.

Kisah tombak ini turun temurun dijaga oleh sebagian bangsa Hindu dan pada akhirnya raib dihutan Banyuwangi Jawa Timur, dan baru setelah seorang Waliyullah kamil, Mbah Hafidz, yang berasal dari Timur Tengah, menduduki wilayah tersebut, akhirnya tombak Punjuk Wilayah, tetap terjaga.

Kini tombak Punjul, masih dijaga oleh muridnya yang bernama Ki Panjalu Pati Jawa Tengah. Bentuk tombak Punjul Wilayah. Motif lurus, urat air hujan (Majapahit) warna hitam kebiruan, dengan lima ujung mata tombak mengarah kedepan. Tombak ini sudah dirombak dari bentuk aslinya oleh Mbah Hafidz, sebagai suatu pengelabuan dimasa yang akan datang agar tidak disalah gunakan.

3. Tombak Panatagama (Raja Maemun)

Pemberian dari Sulthonul Jin Maemun Indramayu. Motif tiga cabang tombak kedepan, urat besi aji meteor legam, hitam bersisik tanpa pamor, dihiasi 7 batu merah delima, 3 zamrud Colombia dan 4 shapire Srilangka serta 11 batu biduri air.

Silsilah tombak ini Misteri hanya kedapatan 4 orang dan lainnya tidak diketahui, yaitu, Syeikh Abdullah Al-Fanani Min Rijalullah, Syeikh Qosim Al-Jawi, Syeikh Mudaim, dan Ki Toha Tegal Gubug.

4. Tombak Cemeti Rosul (Tombak Alam Jagat Raya)

Tombak ini bermula dari pemberian Rosulullah, berupa cemetipanjang (Besi panjang) yang diberikan kepada Nabiyullah Hidir AS, sewaktu dibaiat Maqomul A’dzom, di alamus Sama tingkat enam, yang kemudian diberikan kepada Dewi Nawang Wulan, sewaktu dibaiat Syahadatiyyah oleh Ahli Rijal bangsa Rububiyyah ahlul Barri.

Lewat mandat Dewi Nawang Wulan, bahan tadi dibentuk oleh abdi dalem, Empu Jalaga Widesa, berupa tombak mata satu dengan urat bumi yang sangat indah. Baru disaat kota Cirebon diserang oleh pasukan tamtama Lewmunding, Tombak ini diserahkan kepada Syeikh Magelung Sakti, sebagai benteng pertahanan paling kuat kota Pesisir.

Lalu 7 tahun setelah itu, tombak tadi diserahkan kepada Andika Syeikh Muhyi Pamijahan, atas ilafat Syeikh Sanusi goa gunung Mujarrob, yang menyatakan sudah waktunya berpindah tempat. Dari Syeikh Sanusi, Tombak Cemeti Rosul, akhirnya dirubah bentuk menjadi sebatang keris Budho madya kuno dengan urat alami jagat raya yang selalu menitikkan air disela uratnya.

Cara perubahan keris ini menurut pandangan Syeikh sanusi, sebagai lambang penyatuan antara Islam dan Kejawen yang diajarkan bangsa Waliyullah, pada masa itu. Sarung kerisnya dibuat dari kayu Kaukah, dengan dihiasi 21 batu merah delima, 41 zamrud Colombia, 17 shapire Birna, 70 berlian putih, dan 4 pink shapire srilangka.

Pada tahun 1961, keris ini diberikan kepada Habib Muhammad bin Khudhori, Magelang, atas hawatif yang diterimanya untuk mengambil secara langsung didalam goa gunung Mujarrob, Tasikmalaya Jawa Barat.

Dan pada tahun 1998, sebelum beliau wafat, keris ini diberikan kepada Habib Syeikh Arba’atul ‘Amadu, atas mandat langsung dari Syeikh Sanusi. Kelebihan dari wujud keris ini tidak bisa di foto dengan kamera digital maupun otomatis lainnya. Kini Keris Cemeti Rosul, sedang dipinjam oleh Ahlullah Quthbul Muthlak Habib Ali bin Ja’far Alawi, Arab Saudi.

5. Tombak Karara Reksa (Tombak Derajat)

Motif bergerigi dengan cabang berantai lebih dari sepuluh. Warna putih gading dengan bentuk tumpul, memancarkan cahaya putih kehitaman. Tombak ini hasil riyadho Dewi Nawang Wulan Sendiri, sewaktu masih menjadi murid Ki Ageng Surya Pangeran Kuncung Anggah Buana (Ki Buyut Trusmi) Bahan yang dimilik to
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Inggris) 1: [Salinan]
Disalin!
Misteri 7 Tombak Pusaka Kanjeng Ratu Kidul1. Tombak Cakra Langit (Tombak Kesyahidan)Motif, lurus dengan kinatah emas murni berbentuk jangkar melingkar, ditengah badan menjulang empat tombak kecil melingkari kepala, dengan kinatah berlian red diamond memutar.Tombak ini diberikan kepada Kanjeng Sunan Kalijaga, untuk melawan kesaktian Prabu Siliwangi, atas perintah Prabu Panatagama Tajuddin Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) dalam penyebaran agama Islam, dan tombak ini sebagai cindra mata perkawinannya Dewi Nawang Wulan, dengan Sunan Kalijaga.Silsilah tombak Cakra Langit, akhirnya turun temurun diwariskan kepada ahlul Khosois, diantaranya, Quthbul Abdal, Syeikh Malaka Tajuddin, Makassar, Quthbul Muqoiyyad, Syeikh Hasyim bin Asy’ari, Aceh, yang diturunkan kepada muridnya Ahmad Suyuti bin Jamal, Kalimantan, Quthbul Autad Min Zumhur Ulama, Ki Tholkha Kalisapu, Mbah Hamid, Ki Panjul dan kini berada ditangan Min ahlillah Qurbatul Wilayah Syareatul Khotam,2. Tombak Punjul Wilayah (Tombak Antakusuma)Tombak ini diberikan kepada putrinya Andini, sebagai lambang dari tahta istananya yang dikemudian hari diberikan kepada suaminya Dampu Awuk, gunung Sembung. Lalu diturunkan kepada putrannya yang bernama, Raden Sa’id atau pangeran Lung Benda Jaya Negara.Dari Raden Sa’id, akhirnya berpindah tangan karena dicuri oleh segerombolan aliran hitam yang mengatasnamakan perguruan “Kijang Kencana” yang dikepalai oleh murid sakti Pangeran Ambusana, Weleri Jawa Tengah. Baru setelah 20 tahun ditangannya, tombak Punjul akhirnya dimiliki seorang pertapa sakti Buyut Ajigung Ajiguna, setelah adu kesaktian.Kisah tombak ini turun temurun dijaga oleh sebagian bangsa Hindu dan pada akhirnya raib dihutan Banyuwangi Jawa Timur, dan baru setelah seorang Waliyullah kamil, Mbah Hafidz, yang berasal dari Timur Tengah, menduduki wilayah tersebut, akhirnya tombak Punjuk Wilayah, tetap terjaga.Kini tombak Punjul, masih dijaga oleh muridnya yang bernama Ki Panjalu Pati Jawa Tengah. Bentuk tombak Punjul Wilayah. Motif lurus, urat air hujan (Majapahit) warna hitam kebiruan, dengan lima ujung mata tombak mengarah kedepan. Tombak ini sudah dirombak dari bentuk aslinya oleh Mbah Hafidz, sebagai suatu pengelabuan dimasa yang akan datang agar tidak disalah gunakan.3. Tombak Panatagama (Raja Maemun)Pemberian dari Sulthonul Jin Maemun Indramayu. Motif tiga cabang tombak kedepan, urat besi aji meteor legam, hitam bersisik tanpa pamor, dihiasi 7 batu merah delima, 3 zamrud Colombia dan 4 shapire Srilangka serta 11 batu biduri air.Silsilah tombak ini Misteri hanya kedapatan 4 orang dan lainnya tidak diketahui, yaitu, Syeikh Abdullah Al-Fanani Min Rijalullah, Syeikh Qosim Al-Jawi, Syeikh Mudaim, dan Ki Toha Tegal Gubug.4. Tombak Cemeti Rosul (Tombak Alam Jagat Raya)Tombak ini bermula dari pemberian Rosulullah, berupa cemetipanjang (Besi panjang) yang diberikan kepada Nabiyullah Hidir AS, sewaktu dibaiat Maqomul A’dzom, di alamus Sama tingkat enam, yang kemudian diberikan kepada Dewi Nawang Wulan, sewaktu dibaiat Syahadatiyyah oleh Ahli Rijal bangsa Rububiyyah ahlul Barri.Lewat mandat Dewi Nawang Wulan, bahan tadi dibentuk oleh abdi dalem, Empu Jalaga Widesa, berupa tombak mata satu dengan urat bumi yang sangat indah. Baru disaat kota Cirebon diserang oleh pasukan tamtama Lewmunding, Tombak ini diserahkan kepada Syeikh Magelung Sakti, sebagai benteng pertahanan paling kuat kota Pesisir.Lalu 7 tahun setelah itu, tombak tadi diserahkan kepada Andika Syeikh Muhyi Pamijahan, atas ilafat Syeikh Sanusi goa gunung Mujarrob, yang menyatakan sudah waktunya berpindah tempat. Dari Syeikh Sanusi, Tombak Cemeti Rosul, akhirnya dirubah bentuk menjadi sebatang keris Budho madya kuno dengan urat alami jagat raya yang selalu menitikkan air disela uratnya.Cara perubahan keris ini menurut pandangan Syeikh sanusi, sebagai lambang penyatuan antara Islam dan Kejawen yang diajarkan bangsa Waliyullah, pada masa itu. Sarung kerisnya dibuat dari kayu Kaukah, dengan dihiasi 21 batu merah delima, 41 zamrud Colombia, 17 shapire Birna, 70 berlian putih, dan 4 pink shapire srilangka.Pada tahun 1961, keris ini diberikan kepada Habib Muhammad bin Khudhori, Magelang, atas hawatif yang diterimanya untuk mengambil secara langsung didalam goa gunung Mujarrob, Tasikmalaya Jawa Barat.Dan pada tahun 1998, sebelum beliau wafat, keris ini diberikan kepada Habib Syeikh Arba’atul ‘Amadu, atas mandat langsung dari Syeikh Sanusi. Kelebihan dari wujud keris ini tidak bisa di foto dengan kamera digital maupun otomatis lainnya. Kini Keris Cemeti Rosul, sedang dipinjam oleh Ahlullah Quthbul Muthlak Habib Ali bin Ja’far Alawi, Arab Saudi.5. Tombak Karara Reksa (Tombak Derajat)Motif bergerigi dengan cabang berantai lebih dari sepuluh. Warna putih gading dengan bentuk tumpul, memancarkan cahaya putih kehitaman. Tombak ini hasil riyadho Dewi Nawang Wulan Sendiri, sewaktu masih menjadi murid Ki Ageng Surya Pangeran Kuncung Anggah Buana (Ki Buyut Trusmi) Bahan yang dimilik to
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Inggris) 2:[Salinan]
Disalin!
7 Spear Heritage mystery Kanjeng Queen of South 1. Spear Chakra Sky (Spear Martyrdom) Motif, straight kinatah pure gold shaped anchor circular, amid the agency looming four small spears wrapped around the head, with kinatah diamond red diamond play. Spear is given to Kanjeng Sunan Kalidjaga, to resist the magic of King Siliwangi, on orders King Panatagama Tajuddin Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) in the spread of Islam, and this spear as cindra eyes of marriage Dewi Nawang Wulan, the Sunan Kalidjaga. Lineage spear Chakra Sky finally been passed down to ahlul Khosois, among others, Quthbul Abdal, Sheikh Malacca Tajuddin, Makassar, Quthbul Muqoiyyad, Sheikh Hashim bin Ash'ari, Aceh, which was sent to his student Ahmad Suyuti bin Jamal, Borneo, Quthbul Autad Min Zumhur Ulama, Ki Tholkha Kalisapu, Mbah Hamid, Ki Panjul and is now in the hands of Min ahlillah Qurbatul Territory Syareatul Khotam, 2. Spear Punjul Region (Antakusuma Spear) Spear was given to his daughter Andini, as a symbol of the palace throne who were later given to her husband Dampu Awuk, mountain Sembung. Then lowered to putrannya named Raden Sa'id or prince Lung Benda Jaya State. From Raden Sa'id, eventually changed hands because it was stolen by a gang of black flow on behalf of universities "Kijang Kencana" headed by Prince Ambusana magic pupil, Weleri Java Central. Only after 20 years of his hand, spear Punjul eventually owned a hermit powerful great-grandfather Ajigung Ajiguna, after fighting his supernatural powers. The story of this spear hereditary guarded by some nations Hindu and eventually disappeared in the forest Banyuwangi, East Java, and only after a Waliyullah Kamil, champion Hafiz, emanating from the Middle East, occupying the territory, finally lance Punjuk region, is maintained. Now lance Punjul, still guarded by his student named Ki Panjalu Pati, Central Java. Regional Punjul spear shape. Motif straight, uric rainwater (Majapahit) bluish black color, with five tip of the spear point in the future. This spear has been overhauled from its original form by Mbah Haafiz, as a deception in the future in order not misused. 3. Spear Panatagama (King Maemun) Provision of Sulthonul Jin Maemun Indramayu. Motif three-pronged spear forward, veins of iron aji meteor jet, black scaly without prestige, decorated with seven rubies, 3 emeralds Colombia and 4 shapire Sri Lanka as well as 11 stone Biduri water. Pedigree of this spear Mystery only caught four people and the other is unknown, ie Sheikh Abdullah Al-Fanani Min Rijalullah, Qosim Sheikh Al-Jawi, Sheikh Mudaim, and Ki Toha Tegal Gubug. 4. Spear Cemeti Prophet (Spear Natural Universe) Spear of this stems from the provision of Muhammad, in the form of cemetipanjang (Iron length) were given to the Prophet of Allaah Ibraaheem US Hidir, when dibaiat Maqomul A'dzom, in alamus Same level six, which is then given to Dewi Nawang Wulan, when dibaiat Syahadatiyyah by Expert Rijal Rububiyyah ahlul Barri nation. Through a mandate Dewi Nawang Wulan, material was formed by courtiers, professor Jalaga Widesa, in the form of a spear in the eye with a very beautiful veins of the earth. The new when Cirebon city was attacked by the troops enlisted Lewmunding, Spear was handed over to Sheikh Magelung Way, as a bastion of the most powerful cities Coastal. Then seven years after the spear had been handed over to Andie Sheikh Muhyi Pamijahan, on ilafat Sheikh Sanusi cave mountain Mujarrob, which declared it was time to move. Of Sheikh Sanusi, Spear Cemeti Rosul, eventually changed shape into a piece of keris Budho associate fashioned with uric natural universe that always tears interrupted sinews. How to change this keris in the view of Sheikh sanusi, as a symbol of the union between Islam and Javanese who taught the nation Wali Allah, at that time. Scabbard dagger made ​​of wood Did you, with decorated with 21 rubies, 41 emeralds Colombia, 17 shapire Birna, 70 white diamonds, and 4 pink shapire Sri Lanka. In 1961, a dagger was given to Habib Muhammad bin Khudhori, Magelang, on hawatif which receipt to pick up directly inside the mountain cave Mujarrob, Tasikmalaya, West Java. And in 1998, before he died, a dagger was given to Sheikh Habib Arba'atul 'Amadu, on a direct mandate from Sheikh Sanusi. The advantages of this form of keris could not be in a photo with a digital camera or other automated. Kris now Cemeti Prophet, being borrowed by Ahlullah Quthbul Muthlak Habib Ali Alawi bin Ja'far, Saudi Arabia. 5. Mutual Karara Spear (Spear Degrees) Motif serrated with a chain of more than ten branches. Ivory white with a blunt shape, emitting white light black. This spear riyadho results Dewi Nawang Wulan Alone, while still a student Ki Ageng Prince Kuncung Anggah Surya Buana (Ki Buyut Trusmi) Material dimilik to









































Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2024 I Love Translation. All reserved.

E-mail: