4beradab, etis dan eksotis serta menjunjung tinggi keberagaman dan men terjemahan - 4beradab, etis dan eksotis serta menjunjung tinggi keberagaman dan men Inggris Bagaimana mengatakan

4beradab, etis dan eksotis serta me



4
beradab, etis dan eksotis serta menjunjung tinggi keberagaman dan menghargai perbedaan masih jauhdari kenyataan.Krisis ini terjadi karena luluhnya kesadaran akan keragaman dan hilangnya ruang publik sebagai ajangnegosiasi dan ruang pertukaran komunikasi bersama atas dasar solidaritas warganegara. Demokrasikemudian hanya menjadi jalur antara bagi hadirnya pengukuhan egoisme kelompok dan partisipasi politikatas nama pengedepanan politik komunal dan pengabaian terhadap hak-hak sipil warganegara sertapelecehan terhadap supremasi hukum.Dalam perspektif itulah, reaktualisasi Pancasila diperlukan untuk memperkuat paham kebangsaan kitayang majemuk dan memberikan jawaban atas sebuah pertanyaan akan dibawa ke mana biduk peradabanbangsa ini berlayar di tengah lautan zaman yang penuh tantangan dan ketidakpastian? Untuk menjawabpertanyaan itu, kita perlu menyegarkan kembali pemahaman kita terhadap Pancasila dan dalam waktuyang bersamaan, kita melepaskan Pancasila dari stigma lama yang penuh mistis bahwa Pancasila itu sakti,keramat dan sakral, yang justru membuatnya teraleinasi dari keseharian hidup warga dalam berbangsadan bernegara. Sebagai sebuah tata nilai luhur (
noble values
), Pancasila perlu diaktualisasikan dalamtataran praksis yang lebih ‘membumi’ sehingga mudah diimplementasikan dalam berbagai bidangkehidupan.
Para hadirin yang berbahagia,
Sebagai ilustrasi misalnya, kalau sila kelima Pancasila mengamanatkan terpenuhinya “
keadilan sosial bagiseluruh rakyat Indonesia
”, bagaimana implementasinya pada kehidupan ekonomi yang sudah mengglobalsekarang ini?Kita tahu bahwa fenomena globalisasi mempunyai berbagai bentuk, tergantung pada pandangan dan sikapsuatu Negara dalam merespon fenomena tersebut. Salah satu manifestasi globalisasi dalam bidangekonomi, misalnya, adalah pengalihan kekayaan suatu Negara ke Negara lain, yang setelah diolah dengannilai tambah yang tinggi, kemudian menjual produk-produk ke manca negara, sedemikian rupa sehinggarakyat harus “membeli jam kerja” bangsa lain. Ini adalah penjajahan dalam bentuk baru,
neo-colonialism,
atau dalam pengertian sejarah kita, suatu “VOC (
Verenigte Oostindische Companie
) dengan baju baru”.Implementasi sila ke-5 untuk menghadapi globalisasi dalam makna
neo-colnialism
atau “VOC-baju baru”itu adalah bagaimana kita memperhatikan dan memperjuangkan “jam kerja” bagi rakyat Indonesiasendiri, dengan cara meningkatkan kesempatan kerja melalui berbagai kebijakan dan strategi yangberorientasi pada kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan usaha meningkatkan “NeracaJam Kerja” tersebut, kita juga harus mampu meningkatkan “nilai tambah” berbagai produk kita agarmenjadi lebih tinggi dari “biaya tambah”; dengan ungkapan lain, “
value added
” harus lebih besar dari“
added cost
”. Hal itu dapat dicapai dengan peningkatan produktivitas, daya saing dan lapangan kerjauntuk SDM di Indonesia dengan mengembangkan serta menerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

5
didorong oleh kebutuhan pasar global dan domestik. Pasar domestik nasional harus menjadi pendorongutama.Dalam forum yang terhormat ini, saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya para tokohdan cendekiawan di kampus-kampus serta di lembaga-lembaga kajian lain untuk secara serius merumuskanimplementasi nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam lima silanya dalam berbagai aspek kehidupanbangsa dalam konteks masa kini dan masa depan. Yang juga tidak kalah penting adalah peran parapenyelenggara Negara dan pemerintahan untuk secara cerdas dan konsekuen serta konsisten menjabarkanimplementasi nilai-nilai Pancasila tersebut dalam berbagai kebijakan yang dirumuskan dan program yangdilaksanakan. Hanya dengan cara demikian sajalah, Pancasila sebagai dasar Negara dan sebagai pandanganhidup akan dapat ‘diaktualisasikan’ lagi dalam kehidupan kita.Memang, reaktualisasi Pancasila juga mencakup upaya yang serius dari seluruh komponen bangsa untukmenjadikan Pancasila sebagai sebuah visi yang menuntun perjalanan bangsa di masa datang sehinggamemposisikan Pancasila menjadi solusi atas berbagai macam persoalan bangsa. Melalui reaktualisasiPancasila, dasar negara itu akan ditempatkan dalam kesadaran baru, semangat baru dan paradigma barudalam dinamika perubahan sosial politik masyarakat Indonesia.
Para hadirin yang saya hormati,
Oleh karena itu saya menyambut gembira upaya Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akhir-akhirini gencar menyosialisasikan kembali empat pilar kebangsaan yang fundamental: Pancasila, UUD 1945,Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Keempat pilar itu sebenarnya telah lama dipancangkan ke dalam bumipertiwi oleh para
founding fathers
kita di masa lalu. Akan tetapi, karena jaman terus berubah yangkadang berdampak pada terjadinya diskotinuitas memori sejarah, maka menyegarkan kembali empat pilartersebut, sangat relevan dengan problematika bangsa saat ini. Sejalan dengan itu, upaya penyegarankembali juga perlu dilengkapi dengan upaya mengaktualisasikan kembali nilai-nilai yang terkandung dalamkeempat pilar kebangsaan tersebut.Marilah kita jadikan momentum untuk memperkuat empat pilar kebangsaan itu melalui aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai
weltanschauung,
yang dapat menjadi fondasi, perekat sekaligus payung kehidupanberbangsa dan bernegara. Dengan membumikan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian kita, seperti nilaiketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai permusyawaratan dan keadilan sosial, saya yakinbangsa ini akan dapat meraih kejayaan di masa depan. Nilai-nilai itu harus diinternalisasikan dalamsanubari bangsa sehingga Pancasila hidup dan berkembang di seluruh pelosok nusantara.Aktualisasi nilai-nilai Pancasila harus menjadi gerakan nasional yang terencana dengan baik sehingga tidakmenjadi slogan politik yang tidak ada implementasinya. Saya yakin, meskipun kita berbeda suku, agama,adat istiadat dan afiliasi politik, kalau kita mau bekerja keras kita akan menjadi bangsa besar yang kuatdan maju di masa yang akan datang.

6
Melalui gerakan nasional reaktualisasi nilai-nilai Pancasila, bukan saja akan menghidupkan kembalimemori publik tentang dasar negaranya tetapi juga akan menjadi inspirasi bagi para penyelenggara negaradi tingkat pusat sampai di daerah dalam menjalankan roda pemerintahan yang telah diamanahkan rakyatmelalui proses pemilihan langsung yang demokratis. Saya percaya, demokratisasi yang saat ini sedangbergulir dan proses reformasi di berbagai bidang yang sedang berlangsung akan lebih terarah manakalanilai-nilai Pancasila diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Demikian yang bisa saya sampaikan. Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamu ‘alaikum wr wb.
Jakarta 1 Juni 2011
Bacharuddin Jusuf Habibie
5000/5000
Dari: Bahasa Indonesia
Ke: Inggris
Hasil (Inggris) 1: [Salinan]
Disalin!
4civilized, ethical and exotic as well as upholding the diversity and respect for differences are still jauhdari reality.This crisis happened because the luluhnya awareness of the diversity and the disappearance of public space as a space of Exchange and communication ajangnegosiasi together on the basis of solidarity of citizens. Demokrasikemudian just be a line between the presence of the inaugural group of egoism and participation politikatas pengedepanan name of communal politics and neglect against civil rights sertapelecehan citizens to the rule of law.In that perspective, the implementation of Pancasila was needed to strengthen national awareness kitayang compounds and provide answers to a question will be taken to where the Big Dipper peradabanbangsa in the middle of the ocean sailing this time full of challenges and uncertainty? For menjawabpertanyaan, we need to refresh our understanding of Pancasila and in waktuyang at the same time, we are releasing the old stigma of Pancasila which is full of mystical that the Pancasila sakti, sacred and sacrosanct, which thus makes it teraleinasi from the daily life of citizens in the berbangsadan State. As a noble corporate values (noble valuesPancasila), needs to be actualized more Praxis dalamtataran ' grounded ' so easy to implement in a variety bidangkehidupan.Attendees who are blessed,As an illustration, for example, if the fifth sila of Pancasila mandated satisfy "social justice bagiseluruh rakyat Indonesia"how the implementation on economic life is already mengglobalsekarang this?We know that the phenomenon of globalization has many different forms, depending on the view and sikapsuatu Countries in responding to such phenomena. One of the manifestations of globalization in the bidangekonomi, for example, is the transfer of wealth of a country to another country, which once processed the Add dengannilai on high, then sell products to foreign countries, such sehinggarakyat have to "buy a job" of other Nations. This is colonialism in a new form,neo-colonialism,or in the sense of our history, a "VOC (Verenigte Company Companie) and new clothes ".The implementation of the principles for dealing with globalization in the meaning ofneo-colnialismor "VOC-new clothes" that is how we pay attention to and fight for "hours of work" for the people of Indonesiasendiri, with increasing job opportunities through a variety of policy and strategy yangberorientasi on the interests and welfare of the people. In line with efforts to enhance the work "NeracaJam", we should also be able to improve the "added value" of our agarmenjadi range of products is higher than the "cost plus"; the other phrase, "value added "must be greater than"added cost”. It can be achieved with increased productivity, competitiveness and HUMAN RESOURCES kerjauntuk field in Indonesia by developing and menerapan of science and technology 5driven by the need for global and domestic markets. The national domestic market must be pendorongutama.In this esteemed forum, I invite to all walks of life, especially the tokohdan scholars on college campuses and at other research institutions to seriously merumuskanimplementasi Pancasila values contained in five silanya in various aspects of kehidupanbangsa in the context of the present and the future. That is also not less important was the role of the State and Government parapenyelenggara to intelligently and consequent and consistent menjabarkanimplementasi of the Pancasila values in a range of policies and programmes formulated yangdilaksanakan. Only in this way alone, Pancasila as the basic countries and as pandanganhidup will be ' actualized ' again in our lives.Indeed, the implementation of Pancasila also include serious efforts from all components of the nation untukmenjadikan Pancasila as a vision that leads the nation in the future travel sehinggamemposisikan Pancasila into solutions to a wide range of issues of the nation. Through reaktualisasiPancasila, the basis of the country will be placed in a new awareness, a new spirit and paradigm barudalam changes the dynamics of socio-political community Indonesia.Attendees who I respect,Therefore I welcome the joyful efforts of people's Consultative Assembly (MPR) which of late akhirini menyosialisasikan back upon the four pillars of nationhood: fundamental Constitution, Pancasila Bhineka Tunggal Ika, and SO on. The four pillars of it has actually been a long stick into the bumipertiwi founding fathersWe are in the past. However, due to the constantly changing times have an impact on the occurrence of yangkadang diskotinuitas memory refresh, then the history of the four pilartersebut, it is very relevant to the nation's current problems. In line with that, the penyegarankembali effort also needs to be complemented by efforts to bring back the values that contained the national pillar of dalamkeempat.Let us use the momentum to strengthen the four pillars of nationhood through the actualization of the values of Pancasila as theMy weltanschauung,that can be the Foundation, the adhesive and the umbrella kehidupanberbangsa and State. Safely with the values of Pancasila in daily life of the us, such as nilaiketuhanan, human values, the values of unity, social justice and a consultative value, I yakinbangsa it will be able to achieve success in the future. Those values must be internalized so that the nation dalamsanubari Pancasila is alive and growing in all corners of the country.Actualizing values of Pancasila should be a planned national movement with both political slogan which is tidakmenjadi so that there is no implementation. I'm sure, despite our different tribes, religions, customs and political affiliation, if we want to work hard we will become a great nation kuatdan forward in the days to come. 6Through the implementation of the national movement values of Pancasila, not only will the public about basic kembalimemori switch on his country but it will also be an inspiration for the organizers of the negaradi central level up in the area in a running wheel Government that has mandated the direct election process rakyatmelalui democratic. I believe, the democratization of the current sedangbergulir and the process of reform in various fields is in progress will be more directional manakalanilai Pancasila values actualized in the life of nation and State.So that I can tell. Thank you for your attention.Wassalamu ' alaikum wr wb.Jakarta, June 1, 2011Bacharuddin Jusuf Habibie
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Inggris) 2:[Salinan]
Disalin!


4
beradab, etis dan eksotis serta menjunjung tinggi keberagaman dan menghargai perbedaan masih jauhdari kenyataan.Krisis ini terjadi karena luluhnya kesadaran akan keragaman dan hilangnya ruang publik sebagai ajangnegosiasi dan ruang pertukaran komunikasi bersama atas dasar solidaritas warganegara. Demokrasikemudian hanya menjadi jalur antara bagi hadirnya pengukuhan egoisme kelompok dan partisipasi politikatas nama pengedepanan politik komunal dan pengabaian terhadap hak-hak sipil warganegara sertapelecehan terhadap supremasi hukum.Dalam perspektif itulah, reaktualisasi Pancasila diperlukan untuk memperkuat paham kebangsaan kitayang majemuk dan memberikan jawaban atas sebuah pertanyaan akan dibawa ke mana biduk peradabanbangsa ini berlayar di tengah lautan zaman yang penuh tantangan dan ketidakpastian? Untuk menjawabpertanyaan itu, kita perlu menyegarkan kembali pemahaman kita terhadap Pancasila dan dalam waktuyang bersamaan, kita melepaskan Pancasila dari stigma lama yang penuh mistis bahwa Pancasila itu sakti,keramat dan sakral, yang justru membuatnya teraleinasi dari keseharian hidup warga dalam berbangsadan bernegara. Sebagai sebuah tata nilai luhur (
noble values
), Pancasila perlu diaktualisasikan dalamtataran praksis yang lebih ‘membumi’ sehingga mudah diimplementasikan dalam berbagai bidangkehidupan.
Para hadirin yang berbahagia,
Sebagai ilustrasi misalnya, kalau sila kelima Pancasila mengamanatkan terpenuhinya “
keadilan sosial bagiseluruh rakyat Indonesia
”, bagaimana implementasinya pada kehidupan ekonomi yang sudah mengglobalsekarang ini?Kita tahu bahwa fenomena globalisasi mempunyai berbagai bentuk, tergantung pada pandangan dan sikapsuatu Negara dalam merespon fenomena tersebut. Salah satu manifestasi globalisasi dalam bidangekonomi, misalnya, adalah pengalihan kekayaan suatu Negara ke Negara lain, yang setelah diolah dengannilai tambah yang tinggi, kemudian menjual produk-produk ke manca negara, sedemikian rupa sehinggarakyat harus “membeli jam kerja” bangsa lain. Ini adalah penjajahan dalam bentuk baru,
neo-colonialism,
atau dalam pengertian sejarah kita, suatu “VOC (
Verenigte Oostindische Companie
) dengan baju baru”.Implementasi sila ke-5 untuk menghadapi globalisasi dalam makna
neo-colnialism
atau “VOC-baju baru”itu adalah bagaimana kita memperhatikan dan memperjuangkan “jam kerja” bagi rakyat Indonesiasendiri, dengan cara meningkatkan kesempatan kerja melalui berbagai kebijakan dan strategi yangberorientasi pada kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan usaha meningkatkan “NeracaJam Kerja” tersebut, kita juga harus mampu meningkatkan “nilai tambah” berbagai produk kita agarmenjadi lebih tinggi dari “biaya tambah”; dengan ungkapan lain, “
value added
” harus lebih besar dari“
added cost
”. Hal itu dapat dicapai dengan peningkatan produktivitas, daya saing dan lapangan kerjauntuk SDM di Indonesia dengan mengembangkan serta menerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

5
didorong oleh kebutuhan pasar global dan domestik. Pasar domestik nasional harus menjadi pendorongutama.Dalam forum yang terhormat ini, saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya para tokohdan cendekiawan di kampus-kampus serta di lembaga-lembaga kajian lain untuk secara serius merumuskanimplementasi nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam lima silanya dalam berbagai aspek kehidupanbangsa dalam konteks masa kini dan masa depan. Yang juga tidak kalah penting adalah peran parapenyelenggara Negara dan pemerintahan untuk secara cerdas dan konsekuen serta konsisten menjabarkanimplementasi nilai-nilai Pancasila tersebut dalam berbagai kebijakan yang dirumuskan dan program yangdilaksanakan. Hanya dengan cara demikian sajalah, Pancasila sebagai dasar Negara dan sebagai pandanganhidup akan dapat ‘diaktualisasikan’ lagi dalam kehidupan kita.Memang, reaktualisasi Pancasila juga mencakup upaya yang serius dari seluruh komponen bangsa untukmenjadikan Pancasila sebagai sebuah visi yang menuntun perjalanan bangsa di masa datang sehinggamemposisikan Pancasila menjadi solusi atas berbagai macam persoalan bangsa. Melalui reaktualisasiPancasila, dasar negara itu akan ditempatkan dalam kesadaran baru, semangat baru dan paradigma barudalam dinamika perubahan sosial politik masyarakat Indonesia.
Para hadirin yang saya hormati,
Oleh karena itu saya menyambut gembira upaya Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akhir-akhirini gencar menyosialisasikan kembali empat pilar kebangsaan yang fundamental: Pancasila, UUD 1945,Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Keempat pilar itu sebenarnya telah lama dipancangkan ke dalam bumipertiwi oleh para
founding fathers
kita di masa lalu. Akan tetapi, karena jaman terus berubah yangkadang berdampak pada terjadinya diskotinuitas memori sejarah, maka menyegarkan kembali empat pilartersebut, sangat relevan dengan problematika bangsa saat ini. Sejalan dengan itu, upaya penyegarankembali juga perlu dilengkapi dengan upaya mengaktualisasikan kembali nilai-nilai yang terkandung dalamkeempat pilar kebangsaan tersebut.Marilah kita jadikan momentum untuk memperkuat empat pilar kebangsaan itu melalui aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai
weltanschauung,
yang dapat menjadi fondasi, perekat sekaligus payung kehidupanberbangsa dan bernegara. Dengan membumikan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian kita, seperti nilaiketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai permusyawaratan dan keadilan sosial, saya yakinbangsa ini akan dapat meraih kejayaan di masa depan. Nilai-nilai itu harus diinternalisasikan dalamsanubari bangsa sehingga Pancasila hidup dan berkembang di seluruh pelosok nusantara.Aktualisasi nilai-nilai Pancasila harus menjadi gerakan nasional yang terencana dengan baik sehingga tidakmenjadi slogan politik yang tidak ada implementasinya. Saya yakin, meskipun kita berbeda suku, agama,adat istiadat dan afiliasi politik, kalau kita mau bekerja keras kita akan menjadi bangsa besar yang kuatdan maju di masa yang akan datang.

6
Melalui gerakan nasional reaktualisasi nilai-nilai Pancasila, bukan saja akan menghidupkan kembalimemori publik tentang dasar negaranya tetapi juga akan menjadi inspirasi bagi para penyelenggara negaradi tingkat pusat sampai di daerah dalam menjalankan roda pemerintahan yang telah diamanahkan rakyatmelalui proses pemilihan langsung yang demokratis. Saya percaya, demokratisasi yang saat ini sedangbergulir dan proses reformasi di berbagai bidang yang sedang berlangsung akan lebih terarah manakalanilai-nilai Pancasila diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Demikian yang bisa saya sampaikan. Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamu ‘alaikum wr wb.
Jakarta 1 Juni 2011
Bacharuddin Jusuf Habibie
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: ilovetranslation@live.com