Suatu hari, saat terik matahari mulai membakar tubuh ku, aku yang bera terjemahan - Suatu hari, saat terik matahari mulai membakar tubuh ku, aku yang bera Prancis Bagaimana mengatakan

Suatu hari, saat terik matahari mul

Suatu hari, saat terik matahari mulai membakar tubuh ku, aku yang berada di lapangan untuk melaksanakan hukuman karena tidak membersihkan kamar dan tidak mengerjakan PR. Hampir 30 menit aku di jemur di bawah terik matahari, haus… batinku dalam hati, tiba-tiba Wulan lari mendekatiku dengan membawa 2 plastik es. “Haus ya?. “iya” jawabu, aku pun hanya bisa mengusap keringat yang mengucur tanpa bergerak ke sana kemari, apalagi untuk membeli es di kantin.
Wulan menengok kepala ke kanan ke kiri, setelah di rasa cukup aman, ia memberikan ku air es “ini es buat kamu, cepatlah di minum” “tapi kalau ketahuan bagaimana?” “maka dari itu cepatlah di minum” “baiklah” aku meneguk air es yang Wulan berikan padaku, huuhh segar rasanya “terima kasih ya” ucapku pada Wulan, dia pun tersenyum sambil meninggalkan ku, oh tapi ternyata tidak! Dia duduk di bangku yang ada di lapangan menunggui hukuman ku selesai sampai bel masuk setelah istirahat usai.

Hari ini adalah hari yang menegangkan, ya ujian! Aku sedang melaksanakan ujian kenaikan kelas. Dag dig dug menunggu hasil, tetapi ternyata hasilnya cukup memuaskan, alhamdulilah.. o iya sehabis ujian, aku libur, jadi bisa bermain bersama Wulan sepuasnya deh! Soal pulang kampung, aku enggak ada niat buat pulang kampung, karena kata ayah, mereka yang akan menjengukku ke asrama. Jadi rasa kangen ku sudah terobati dengan kedatangan mereka, lagi pula jika aku pulang kampung pasti hanya ada Bi Darmi di rumah, sedangkan ayah dan ibu sedang tugas di luar negeri dan mengajak adikku Micha.

Seusai libuan kenaikan kelas, aku masuk kembali ke sekolah seperti biasa, aku dan Wulan sudah kelas 2 SMP sekarang. “hei girl, ngapain ngelamun gitu? Kenapa? Libur nya kurang ya?” tanyaku sambil mendekati Wulan yang berada di bangku taman sekolah. “enggak kok, engga apa-apa” jawabnya halus, dia pun hanya tersenyum sambil menjawab pertanyaan ku, “aneh” pikirku.

Sudah 2 hari ini Wulan hobi melamun, entah apa yang dilamunkan nya, yang pasti ini nggak beres! Aku memutuskan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Wulan akhir-akhir ini. Saat di kamar asrama, kuberanikan untuk bertanya pada Wulan dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi padanya. Tapi hasilnya? Nihil! Dia enggak mau cerita padaku, dia hanya menjawab dengan senyum dan anggukan. Baiklah, aku yang akan mencari tahu sendiri.

Lagi dan lagi aku melihat Wulan melamun untuk kesekian kalinya, tapi aku enggak mau Tanya lagi, pasti nanti hanya di respon dengan anggukan atau senyumannya. Sementara Wulan berada di taman, aku memutuskan untuk masuk ke kamar ku dan wulan. Astaga! Ada apa ini? Kenapa semua barang-barang Wulan ada di kopernya? Dia mau pergi ke mana? Beribu pertanyaan terlintas di pikiranku, tetapi aku tak tau apa-apa.

Hei ada surat di sela-sela baju Wulan, surat itu kelihatannya sudah di baca berkali-kali oleh Wulan, karena kertasnya sudah lecek. Ternyata itu surat dari ayah ibu Wulan yang mengatakan bahwa Wulan… “harus pindah ke Perancis?” seketika air mataku meleleh, jatuh dari kedua mataku ini, mungkin Wulan tidak ingin pergi dan tidak ingin aku kecewa, itu sebabnya dia tak cerita padaku soal hal ini. Aku tau Wulan adalah orang yang benci perpisahan, tapi ini harus dilakukan demi kebaikannya.
aku melanjutkan membaca isi surat itu secara penuh:

Dear Wulan sayang…
ayah ingin memberikan kabar bahagia untukmu.
tanggal 12 Juni nanti, ayah akan menjemputmu dari asrama, karena kita akan pindah ke Perancis dan menetap di sana. Ayah tau mungkin sulit bagimu untuk meninggalkan teman-teman asramamu di sana. Tapi,kau harus tetap ikut. karena ayah juga udah mendaftarkan mu di salah satu sekolah di perancis.
Love
ayah dan ibu.

Jadi ini saatnya aku berpisah, karena tepat, sekarang adalah tanggal 12 Juni di mana Wulan akan di jemput oleh ayah dan ibunya pulang. Setelah selesai membaca surat, saat aku melipat surat itu kembali, Wulan masuk kamar dan… “Ta.. ka.. kamu mem.. membaca surat itt..uu?” astaga aku dipergoki oleh Wulan! “maaf Lan.. tapi aku Cuma pengin tau, ada apa sebenarnya dan ternyata..” belum sempat aku melanjutkan kata-kataku, wulan sudah berlari mendekatiku dan memelukku “perpisahan bukan akhir dari segalanya bukan?” ujarku sambil membalas pelukan Wulan, dia sesenggukan menangis. “aku tidak mau pisah dengamu, kau sahabat terbaikku, sungguh!” mendengar kata-kata Wulan, aku menangis lagi.

Tinn..tinn.. di luar jendela aku melihat seboah mobil sedan coklat parkir di halaman asrama, rupanya itu mobil kedua orang tua Wulan, aku dan Wulan menangis kembali, entah apa yang membuat ku begitu tak ingin kehilangan sosok Wulan, dia bukan hanya sahabatku, tetapi dia adalah keluarga ku yang selalu ada untukku, kapanpun.

Dengan membawa 2 koper besar milik Wulan, aku menemani Wulan menuruni tangga dan menuju koridor luar untuk bertemu dengan kepala asrama, sekaligus mengucapkan selamat tinggal pada Wulan. Sebelum wulan pergi,dia memberikan ku sebuah liontin yang terukir huruf ‘D’ dan huruf ‘W’ yang bererti Wulan dan Dita. ”baik-baik ya di sana” pesan ku pada Wulan, “pasti, sampai jumpa, kita selalu menjadi sahabat, kapanpun, dan dimanapun” ujar Wulan padaku sebelum dia pergi, aku pun hanya mengangguk dan tersenyum.

Aku bisa melihat mobil Wulan mulai melaju, dan lambaian tangan nya selalu ada di pandangan, hingga mobil yang membawanya sudah jauh dan hilang dari pandangan. Aku kembali ke kamar, melihat seisi kamar yang dulu di isi dengan 2 anak perempun, tetapi sekarang hanya tersisa 1 orang saja di kamar ini. Begitu banyak kenangan ku bersama Wulan, sedih rasanya…

8 tahun berlalu, sosok Wulan masih teringat olehku. Dan kini aku sudah beranjak dewasa, melakukan aktifitas ku di Negara baru yangh dulu pernah membuat ku menangis, ya Perancis! Sekarang aku tinggal di perancis untuk kuliah, aku sangat bahagia karena aku bisa menemukan Wulan lagi di sini, aku akan mencarinya. Bahkan, hingga ke pelosok negeri pun akan kucari.

Pencarian dimulai tanggal 15 April, aku berusaha menanyakan keberadaan sahabatku yang kutunjukkan pada semua orang, ya siapa lagi kalau buka foto Wulan. Aku mulai lelah, dan kuputuskan untu berhenti mencari dan akan dilanjutkan keesokan harinya.

“Perancis itu luas, Nak.” Kata seorang bapak tiba-tiba, sepertinya beliau memperhatikan ku dari tadi, berjalan kesana-kemari mencari kawan yang terpisah selama 8 tahun lamanya. “bapak orang Indonesia?” tanyaku kemudian, beliau hanya mengangguk, lalu berpamitan padaku.

Sudah hampir 1 bulan lebih aku mencari Wulan di Negara ini, tidak menghasilkan sama sekali! Hingga akhirnya aku memutuskan untuk menyerah. Malam hari ini aku putuskan untuk melihat menara Eiffel yang terkenal di dunia itu, melamun, sendiri. Saat aku sedang menikmati kopi yang barusan ku beli di kedai kopi, seorang perempuan berambut hitam panjang, dengan jaket bulunya yang berwarna coklat, dan mata yang ramah. Ia duduk disampingku, sekilas seperti Wulan, pikirku.

Entah apa yang membuat ku keceplosan, tetapi saat aku berkata “Wulan…?” tanyaku memastikan “Dii..taaa…” dia langsung mengenaliku, walaupun sudah 8 tahu lamanya kami berpisah, Wulan masih sama seperti dulu, tidak berubah dan tetap tidak sombong, dia juga tak lupa sosok diriku. Kami berpelukan, lama, melepas rindu yang tertunda bersama sahabat selama 8 tahun lamanya, air mata bahagia mulai mengucur di mata ku dan juga Wulan.

Tepat tanggal 12 Juni aku kehilangan sosok sahabat ku, tetapi tanggal 12 Juni juga lah aku di pertemukan dengan Wulan kembali. di sini, ya di bawah Menara Eiffel, saksi persahabatan kami.
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Prancis) 1: [Salinan]
Disalin!
Suatu hari, saat terik matahari mulai membakar tubuh ku, aku yang berada di lapangan untuk melaksanakan hukuman karena tidak membersihkan kamar dan tidak mengerjakan PR. Hampir 30 menit aku di jemur di bawah terik matahari, haus… batinku dalam hati, tiba-tiba Wulan lari mendekatiku dengan membawa 2 plastik es. “Haus ya?. “iya” jawabu, aku pun hanya bisa mengusap keringat yang mengucur tanpa bergerak ke sana kemari, apalagi untuk membeli es di kantin.Wulan menengok kepala ke kanan ke kiri, setelah di rasa cukup aman, ia memberikan ku air es “ini es buat kamu, cepatlah di minum” “tapi kalau ketahuan bagaimana?” “maka dari itu cepatlah di minum” “baiklah” aku meneguk air es yang Wulan berikan padaku, huuhh segar rasanya “terima kasih ya” ucapku pada Wulan, dia pun tersenyum sambil meninggalkan ku, oh tapi ternyata tidak! Dia duduk di bangku yang ada di lapangan menunggui hukuman ku selesai sampai bel masuk setelah istirahat usai.Hari ini adalah hari yang menegangkan, ya ujian! Aku sedang melaksanakan ujian kenaikan kelas. Dag dig dug menunggu hasil, tetapi ternyata hasilnya cukup memuaskan, alhamdulilah.. o iya sehabis ujian, aku libur, jadi bisa bermain bersama Wulan sepuasnya deh! Soal pulang kampung, aku enggak ada niat buat pulang kampung, karena kata ayah, mereka yang akan menjengukku ke asrama. Jadi rasa kangen ku sudah terobati dengan kedatangan mereka, lagi pula jika aku pulang kampung pasti hanya ada Bi Darmi di rumah, sedangkan ayah dan ibu sedang tugas di luar negeri dan mengajak adikku Micha.Seusai libuan kenaikan kelas, aku masuk kembali ke sekolah seperti biasa, aku dan Wulan sudah kelas 2 SMP sekarang. “hei girl, ngapain ngelamun gitu? Kenapa? Libur nya kurang ya?” tanyaku sambil mendekati Wulan yang berada di bangku taman sekolah. “enggak kok, engga apa-apa” jawabnya halus, dia pun hanya tersenyum sambil menjawab pertanyaan ku, “aneh” pikirku.Sudah 2 hari ini Wulan hobi melamun, entah apa yang dilamunkan nya, yang pasti ini nggak beres! Aku memutuskan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Wulan akhir-akhir ini. Saat di kamar asrama, kuberanikan untuk bertanya pada Wulan dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi padanya. Tapi hasilnya? Nihil! Dia enggak mau cerita padaku, dia hanya menjawab dengan senyum dan anggukan. Baiklah, aku yang akan mencari tahu sendiri.Lagi dan lagi aku melihat Wulan melamun untuk kesekian kalinya, tapi aku enggak mau Tanya lagi, pasti nanti hanya di respon dengan anggukan atau senyumannya. Sementara Wulan berada di taman, aku memutuskan untuk masuk ke kamar ku dan wulan. Astaga! Ada apa ini? Kenapa semua barang-barang Wulan ada di kopernya? Dia mau pergi ke mana? Beribu pertanyaan terlintas di pikiranku, tetapi aku tak tau apa-apa.Hei ada surat di sela-sela baju Wulan, surat itu kelihatannya sudah di baca berkali-kali oleh Wulan, karena kertasnya sudah lecek. Ternyata itu surat dari ayah ibu Wulan yang mengatakan bahwa Wulan… “harus pindah ke Perancis?” seketika air mataku meleleh, jatuh dari kedua mataku ini, mungkin Wulan tidak ingin pergi dan tidak ingin aku kecewa, itu sebabnya dia tak cerita padaku soal hal ini. Aku tau Wulan adalah orang yang benci perpisahan, tapi ini harus dilakukan demi kebaikannya.aku melanjutkan membaca isi surat itu secara penuh:Dear Wulan sayang…ayah ingin memberikan kabar bahagia untukmu.tanggal 12 Juni nanti, ayah akan menjemputmu dari asrama, karena kita akan pindah ke Perancis dan menetap di sana. Ayah tau mungkin sulit bagimu untuk meninggalkan teman-teman asramamu di sana. Tapi,kau harus tetap ikut. karena ayah juga udah mendaftarkan mu di salah satu sekolah di perancis.Loveayah dan ibu.Jadi ini saatnya aku berpisah, karena tepat, sekarang adalah tanggal 12 Juni di mana Wulan akan di jemput oleh ayah dan ibunya pulang. Setelah selesai membaca surat, saat aku melipat surat itu kembali, Wulan masuk kamar dan… “Ta.. ka.. kamu mem.. membaca surat itt..uu?” astaga aku dipergoki oleh Wulan! “maaf Lan.. tapi aku Cuma pengin tau, ada apa sebenarnya dan ternyata..” belum sempat aku melanjutkan kata-kataku, wulan sudah berlari mendekatiku dan memelukku “perpisahan bukan akhir dari segalanya bukan?” ujarku sambil membalas pelukan Wulan, dia sesenggukan menangis. “aku tidak mau pisah dengamu, kau sahabat terbaikku, sungguh!” mendengar kata-kata Wulan, aku menangis lagi.Tinn..tinn.. di luar jendela aku melihat seboah mobil sedan coklat parkir di halaman asrama, rupanya itu mobil kedua orang tua Wulan, aku dan Wulan menangis kembali, entah apa yang membuat ku begitu tak ingin kehilangan sosok Wulan, dia bukan hanya sahabatku, tetapi dia adalah keluarga ku yang selalu ada untukku, kapanpun.Dengan membawa 2 koper besar milik Wulan, aku menemani Wulan menuruni tangga dan menuju koridor luar untuk bertemu dengan kepala asrama, sekaligus mengucapkan selamat tinggal pada Wulan. Sebelum wulan pergi,dia memberikan ku sebuah liontin yang terukir huruf ‘D’ dan huruf ‘W’ yang bererti Wulan dan Dita. ”baik-baik ya di sana” pesan ku pada Wulan, “pasti, sampai jumpa, kita selalu menjadi sahabat, kapanpun, dan dimanapun” ujar Wulan padaku sebelum dia pergi, aku pun hanya mengangguk dan tersenyum.Aku bisa melihat mobil Wulan mulai melaju, dan lambaian tangan nya selalu ada di pandangan, hingga mobil yang membawanya sudah jauh dan hilang dari pandangan. Aku kembali ke kamar, melihat seisi kamar yang dulu di isi dengan 2 anak perempun, tetapi sekarang hanya tersisa 1 orang saja di kamar ini. Begitu banyak kenangan ku bersama Wulan, sedih rasanya…8 tahun berlalu, sosok Wulan masih teringat olehku. Dan kini aku sudah beranjak dewasa, melakukan aktifitas ku di Negara baru yangh dulu pernah membuat ku menangis, ya Perancis! Sekarang aku tinggal di perancis untuk kuliah, aku sangat bahagia karena aku bisa menemukan Wulan lagi di sini, aku akan mencarinya. Bahkan, hingga ke pelosok negeri pun akan kucari.Pencarian dimulai tanggal 15 April, aku berusaha menanyakan keberadaan sahabatku yang kutunjukkan pada semua orang, ya siapa lagi kalau buka foto Wulan. Aku mulai lelah, dan kuputuskan untu berhenti mencari dan akan dilanjutkan keesokan harinya.“Perancis itu luas, Nak.” Kata seorang bapak tiba-tiba, sepertinya beliau memperhatikan ku dari tadi, berjalan kesana-kemari mencari kawan yang terpisah selama 8 tahun lamanya. “bapak orang Indonesia?” tanyaku kemudian, beliau hanya mengangguk, lalu berpamitan padaku.Sudah hampir 1 bulan lebih aku mencari Wulan di Negara ini, tidak menghasilkan sama sekali! Hingga akhirnya aku memutuskan untuk menyerah. Malam hari ini aku putuskan untuk melihat menara Eiffel yang terkenal di dunia itu, melamun, sendiri. Saat aku sedang menikmati kopi yang barusan ku beli di kedai kopi, seorang perempuan berambut hitam panjang, dengan jaket bulunya yang berwarna coklat, dan mata yang ramah. Ia duduk disampingku, sekilas seperti Wulan, pikirku.Entah apa yang membuat ku keceplosan, tetapi saat aku berkata “Wulan…?” tanyaku memastikan “Dii..taaa…” dia langsung mengenaliku, walaupun sudah 8 tahu lamanya kami berpisah, Wulan masih sama seperti dulu, tidak berubah dan tetap tidak sombong, dia juga tak lupa sosok diriku. Kami berpelukan, lama, melepas rindu yang tertunda bersama sahabat selama 8 tahun lamanya, air mata bahagia mulai mengucur di mata ku dan juga Wulan.Tepat tanggal 12 Juni aku kehilangan sosok sahabat ku, tetapi tanggal 12 Juni juga lah aku di pertemukan dengan Wulan kembali. di sini, ya di bawah Menara Eiffel, saksi persahabatan kami.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Prancis) 2:[Salinan]
Disalin!
Un jour, quand le soleil a commencé à brûler mon corps, je suis sur le terrain pour mener à bien la punition pour ne pas nettoyer la chambre et non pas à faire leurs devoirs. Près de 30 minutes, je fus dans le séchage au soleil, soif ... Je me suis dit, tout à coup Wulan a couru vers moi portant deux glaces en plastique. "Haus hein?. "Oui" Jawabu, je n'a pu essuyer la sueur, sans aller et venir, en particulier pour acheter de la glace à la cafétéria.
Wulan regarder la tête vers la droite vers la gauche, comme dans un sens tout à fait sûr, il m'a donné de la glace d'eau "Cette glace pour vous dépêchez-vous dans la boisson '' mais si attrapé comment? "" donc dépêche à prendre "" Ok "Je pris une gorgée d'eau glacée que Wulan m'a donné, huuhh goût frais" merci oui, "je l'ai dit dans Wulan, elle sourit comme elle me quitta , oh mais apparemment pas! Il était assis sur un banc sur le terrain et attendent fini ma phrase jusqu'à ce que la cloche après la pause est terminée. Aujourd'hui était une journée stressante, oui le test! Je suis d'administrer la note d'examen. Dag Dig Dug attendre les résultats, mais le résultat était tout à fait satisfaisant, Dieu merci .. o oui après l'examen, je partais, donc vous pouvez jouer ensemble autant Wulan deh! Problème retour à la maison, je baseball n'a pas l'intention pour le retour à la maison, parce que le père dit qu'ils allaient me voir à l'auberge. Ainsi, le sens de l'manqué m'a déjà traités pour leur arrivée, et de toute façon si je rentre à la maison pour assurer que Bi Darmi à la maison, tandis que son père et sa mère étaient service outre-mer et invitent mon frère Micha. Après augmentation libuan en classe, je suis retourné à l'école comme d'habitude I et Wulan eu de grade 2 juniors maintenant. "Hey girl, pourquoi rêver alors? Pourquoi? Son séjour à moins hein? »Demandai-je alors qu'elle approchait Wulan situé sur une école banc de parc. "Baseball toute façon, Engga rien» dit-il très bien, il était juste en souriant tout en répondant à ma question, "bizarre" que je pensais. Ça fait 2 jours Wulan passe rêverie, qui sait ce que son dilamunkan, qui est certainement pas droit! Je décidai de découvrir ce qui est réellement passé dans Wulan dernièrement. Lorsque dans un dortoir, kuberanikan demander Wulan et demander ce qui est arrivé à lui. Mais le résultat? Néant! Il ne veut pas me dire, il a juste répondu avec un sourire et un hochement de tête. Très bien, je vais le comprendre moi-même. Encore et encore, je vois Wulan rêverie pour la énième fois, mais je ne veux pas Tanya nouveau, certainement plus tard, seulement en réponse à hocher la tête ou sourire. Alors que Wulan étaient dans le jardin, je décidai d'aller dans ma chambre et trimestrielle. Gosh! Quel est ce? Pourquoi tous les articles dans la valise Wulan? Il veut aller où? A mille questions me sont venues à l'esprit, mais je ne sais pas quoi que ce soit. Hey il y avait une lettre à l'écart des vêtements Wulan, la lettre semble avoir été lu plusieurs fois par Wulan, parce que le papier a froissé. Il se trouve que la lettre du père de la mère Wulan disant que Wulan ... "doit se déplacer à la France?" Larmes instantanées fondus, sont tombées de mes yeux, il peut Wulan veulent pas aller et ne veulent pas que je sois déçu, voilà pourquoi il ne m'a pas dit à ce sujet , . Je sais Wulan sont les gens qui détestent se séparer, mais cela doit être fait pour de bon je continuais à lire la lettre en entier: Cher Wulan cher .... Mon père a voulu donner les nouvelles heureux pour vous Le 12 Juin, le père va venir vous chercher à l'auberge, parce que nous allons déplacé à la France et s'y sont installés. Père sait qu'il peut être difficile pour vous de quitter des amis dans le dortoir il. Mais, vous devriez quand même participer. parce que votre père a également déjà inscrits dans l'une des écoles en France. Amour maman et papa. Alors cette fois je me suis séparé, parce que en ce moment est le 12 Juin où Wulan sera ramassé par son père et sa mère à la maison. Lorsque vous avez terminé la lecture de la lettre, comme je l'ai plié la lettre retour, Wulan entra dans la chambre et ... "Ta .. ka .. vous lisez la lettre mem .. itt..uu?" Gee, je intercepté par Wulan! "Désolé Lan .. mais je Wanta suffit de savoir ce qui se passe et il se trouve .." avant que je puisse reprendre mes mots, Wulan déjà couru vers moi et m'a embrassé "séparation est pas la fin de tout est-ce pas?» Dis-je, comme il étreint Wulan, il incontrôlable pleurer. «Je ne veux pas la séparation dengamu, tu es mon meilleur ami, en effet!" Ecoutez les paroles Wulan, je pleurais à nouveau. Tinn..tinn .. en dehors de la fenêtre, je voyais voiture seboah brun berline garée dans les dortoirs de triage, apparemment la voiture deux parents Wulan, I et Wulan pleuré retour, qui sait ce qui me rend si ne veux pas perdre le chiffre Wulan, il est non seulement mon ami, mais il est de ma famille qui sont toujours là pour moi, à tout moment. En réunissant deux grandes valises appartenant à Wulan, je accompagné Wulan descendre les escaliers et dans le couloir à l'extérieur pour rencontrer le chef du dortoir, aussi bien dire au revoir à Wulan. Avant Wulan quitté, il m'a donné une lettre pendentif gravé «D» et la lettre «W» qui signifie Wulan et Dita. "Eh bien oui, il" mon message à Wulan, "Bien sûr, vous le voyez, nous avons toujours été amis, quand et où», a déclaré Wulan moi avant son départ, je voulais juste hochant la tête et en souriant. Je peux voir la voiture a commencé à accélérer Wulan et en agitant ses mains toujours en vue, jusqu'à ce que la voiture qui lui a pris déjà loin et hors de vue. Je suis retourné à la chambre, regarder autour de la salle autrefois rempli avec 2 enfants perempun, mais maintenant seulement laissé une seule personne dans cette salle. Donc, beaucoup de mes souvenirs ensemble Wulan, se sent triste ... 8 ans plus tard, le chiffre Wulan me rappelait encore. Et maintenant, je suis devenu plus vieux, mon activité dans l'État de New yangh avait une fois m'a fait pleurer, ô France! Maintenant, je vivais en France pour le collège, je suis très heureux parce que je peux trouver Wulan nouveau ici, je vais chercher. En fait, jusqu'à régions du pays seront à la recherche. La recherche a commencé le 15 Avril, je essayé de demander où je l'ai montré mon meilleur ami à tout le monde, alors qui d'autre pourrais ouvrir Wulan photo. Je suis fatigué, et je décidai untu arrêter la recherche et je vais continuer le lendemain. "La France était spacieuse, gamin." Dit un père d'un coup, il semble qu'il m'a remarqué à partir plus tôt, courir ici et là à la recherche d'amis qui sont séparés pendant huit ans. "Père de peuple indonésien?» Demandai-je plus tard, il hocha simplement la tête, puis m'a dit au revoir. Il a été presque un mois ou plus, je recherche pour Wulan dans ce pays, ne produisent pas du tout! Jusqu'à ce que finalement je décidai d'abandonner. Ce soir, je décidé de regarder la célèbre tour Eiffel dans le monde, la rêverie, seul. Comme je jouissais de mon café venait d'acheter dans un magasin de café, une longue femme aux cheveux noirs, avec la veste de fourrure brune, et l'œil amical. Il était assis à côté de moi, à première vue comme Wulan, je pensais. Je ne sais pas ce qui m'a fait laisser passer, mais quand je dis "Wulan ...?" Je assurez-vous que "Dii..taaa ..." il m'a immédiatement reconnu, même si 8 sur jamais nous nous sommes quittés, Wulan toujours le même comme avant, n'a pas changé et est resté arrogant, il n'a pas non plus oublier la figure de moi-même. Nous nous sommes embrassés, long, jusqu'à ne retardé le long des amis pendant 8 ans, des larmes de joie commencé coulant sur ​​mes yeux et Wulan. Droit Juin 12 I perdu le chiffre ami m'a, sauf 12 Juin est aussi celui que je trouvais dans une réunion avec Wulan retour , ici, oui sous la Tour Eiffel, le témoignage de notre amitié.




































Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: