Masalah-masalah praktik pendidikan karakter dan masalah perilaku moral di berbagai jenjang pendidikan sebagaimana diuraikan di atas dapat menjelaskan dan meyakinkan pentingnya menghidupkan kembali pendidikan karakter. Berangkat dari dua gejala di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian. SDIT yang menjadi bagian dari SIT memegang peranan penting dalam pendidikan karakter. Di SDIT penanaman dan pengembangan pendidikan karakter sudah diterapkan sejak lama. Bahkan sejak berdirinya model sekolah tersebut, yaitu sekitar tahun 1993, para komponen didalamnya sudah mempunyai konsep dan perangkat yang jelas mengenai pendidikan karakter bagi para peserta didiknya.
Para siswa maupun alumni SIT mempunyai keunggulan karakter daripada siswa yang bersekolah di Sekolah Dasar (SD) negeri. Contohnya, di SD N 1 Dompyongan, Klaten. Hal tersebut membuat sebagian besar orangtua akhirakhir ini lebih memilih menyekolahkan putranya ke SDIT daripada SD Negeri. Walaupun sudah menjadi rahasia umum bilamana biaya sekolah di SDIT relatif mahal. Hal ini tentu menarik untuk diteliti. Bagaimana segenap komponen SDIT Al Hasna menanamkan karakter kepada para siswanya sehingga para siswanya memiliki karakter yang khas. Tidak ketinggalan pola pendidikan karakter di SDIT Al Hasna. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam dan lanjut.