DTW yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama ini telah dipa terjemahan - DTW yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama ini telah dipa Inggris Bagaimana mengatakan

DTW yang ada di Daerah Istimewa Yog

DTW yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama ini telah dipaketkan ke dalam rute tur/paket wisata oleh pelaku pariwisata yang beroperasi di kawasan tersebut. Meskipun mencakup kawasan yang luas dan memiliki variasi yang beragam, pola pemaketan wisata di Yogyakarta belum dimanfaatkan secara maksimal, bahkan ditenggarai mengalami penurunan daya saing serta bukan lagi yang kedua terbesar setelah Bali (Listiyanto dalam Asdhiana, 2013). Hal ini akibat tingginya harga paket wisata yang ada, Malioboro sebagai pusat kota dan salah satu DTW utama di Yogyakarta masih kotor dan semakin padat, kebersihan belum bagus, terdapat permasalahan kenyamanan, transportasi belum mudah, dan wisatawan masih harus membayar mahal jika akan ke destinasi wisata (Himna dalam Hernasari, 2013; Tazbir dalam Azkapradhani, 2013; Teguh dalam Luhur, 2014)
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Inggris) 1: [Salinan]
Disalin!
DTW in the special region of Yogyakarta (DIY) had been bundled into the route of the tour/tour package by perpetrators of tourism which operates in the area. Although it covers a wide area and have diverse variations, patterns of tourism in Yogyakarta have not packaging are underutilized, even ditenggarai decline of competitiveness and not to mention the second-biggest after Bali (Listiyanto in Asdhiana, 2013). This is due to the high price of a tour package, the Malioboro as city centre and one of the main in Yogyakarta, DTW is still dirty and increasingly dense, yet good hygiene, there are issues of convenience, yet easy-to-transport, and tourists still have to pay dearly if going to tourist destinations (in Hernasari Himna, 2013; Tazbir in Azkapradhani, 2013; Fast in the sublime, 2014)
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Inggris) 2:[Salinan]
Disalin!
DTW is in the Special Region of Yogyakarta (DIY) has been bundled into the tour / tour packages by tourism players operating in the region. Although it covers a wide area and has a variety of variations, patterns of tourism in Yogyakarta packaging has not been fully utilized, even allegedly declining competitiveness and is no longer the second largest after the Bali (Listiyanto in Asdhiana, 2013). This is due to the high price of tour packages available, Malioboro as the city center and one of the main DTW in Yogyakarta is still dirty and increasingly crowded, hygiene is not good, there are issues of comfort, yet easy transportation, and tourists still have to pay dearly if going to a tourist destination (Himna in Hernasari, 2013; Tazbir in Azkapradhani, 2013; Firm in Noble, 2014)
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: