Aku sudah tidak percaya lagi pada semua orang. Kepercayaanku lenyap ketika pembicaraan ku terbongkar. Kejadiannya bertepatan di hari Selasa. Mungkin pembicaraan itu sudah sejak lama kukatakan. Kuingat ketika seorang lelaki berinisial JI bertanya, “Siapakah lelaki yang kamu kagumi di kelas ini?” Aku menjawab, “lelaki berinisial AS.” Dia kembali bertanya, “kenapa kamu bisa mengaguminya?” kembali ku jawab pertanyaannya, “Dari kepribadiannya.”
Perkataan itu dapat ku hiraukan, karena aku tak pernah menyangka jika akhirnya dari sebuah pertanyaan dan jawaban itu akan terungkap.
AS duduk disamping aku pada hari Selasa lalu. Dan JI duduk di belakang AS, dia melihat aku bersamanya. Dan diapun memberi respon seakan aku menyukai ketika AS duduk di sebelahku. Dia mulai menceritakan semua itu. Dan lebih parahnya, dia berkata, “seandainya kamu jodoh dengan APS, gimana?” AS menjawab, “Ya terima saja, jika Allah Swt menyukainya.” Sekilas aku mendengar perkataan itu. Hari berganti hari, aku dan AS tak seperti dulu. Aku dan dia sedikit berjarak jauh. Tapi sungguh, aku tidak suka pada AS. Hatiku sudah terlebih dulu menyukai pria berinisial Kgsmrs di kelas XI Ipa plus 1. Ini hanyalah kesalah pahaman. Aku mengagumi AS karena pribadinya, dan andai jika seseorang yang aku cinta memiliki kepribadian yang sama dengan dia yaitu taat pada agama. Pasti aku lebih beruntung karena mencintai Kgsmrs.
Kejadian di hari Selasa membuatku terus mengucurkan air mata. Seolah aku benar-benar menyukai AS, padahal sedikitpun aku tak ada rasa untuknya. Entah pada siapa aku harus mengadu, tak ada lagi seorang pun yang dapat kupercayai lagi. Andai di sekolahku memiliki “Taman Sedih”. Di sana aku tidak harus bersembunyi untuk sekedar menangis atau menulis.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..