BAB IPENDAHULUANA.  Latar Belakang Rumah sakit adalah organisasi sosia terjemahan - BAB IPENDAHULUANA.  Latar Belakang Rumah sakit adalah organisasi sosia Inggris Bagaimana mengatakan

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah organisasi sosial yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang dituntut untuk selalu memberikan pelayanan terbaik dan memuaskan bagi setiap pengguna yang memanfaatkannya. Berdasarkan jenis dan manfaatnya rumah sakit, Dirjen Yan. Medik Depkes RI (Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia) pada tehun 1993 membagi menjadi 3 bagian, yaitu: rumah sakit umum, rumah sakit jiwa, dan rumah sakit khusus. Dari ketiga jenis rumah sakit tersebut, rumah sakit yang memiliki permasalahan yang bersar dan kurang mendapatkan perhatian adalah rumah sakit jiwa.
Riset Kesehatan Dasar 2007 menyebutkan, prevalensi gangguan mental emosional berupa depresi dan cemas pada masyarakat berumur di atas 15 tahun mencapai 11,6 persen. Jika jumlah penduduk pada kelompok umur tersebut tahun 2010 ada 169 juta jiwa, jumlah penderita gangguan jiwa 19,6 juta orang. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Direktur Bina Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan bahwa di Indonesia terdapat masyarakat hidup dalam emosi dan kondisi kejiwaan bermasalah. Jumlah ini cukup moderat dan jika diperluas, maka gangguan kejiwaan pada anak dan remaja, jumlahnya bisa lebih besar lagi (Anna, 2012).
Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku. Dimana individu tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan (Stuart & Sundeen, 1998).
Faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa bervariasi tergantung pada jenis-jenis gangguan jiwa yang dialami. Secara umum fenomena ini yang terjadi di masyarakat, gangguan jiwa disebabkan karena adanya tekanan psikologis yang disebabkan oleh adanya tekanan dari luar individu maupun tekanan dari dalam individu. Beberapa hal yang menjadi penyebab adalah ketidaktahuan keluarga dan masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa ini, serta ada beberapa stigma mengenai gangguan jiwa ini (Hawari,2001).
Kecenderungan gangguan jiwa akan semakin meningkat seiring terus berubahnya situasi ekonomi dan politik kearah tidak menentu, prevalensinya bukan saja pada kalangan menengah kebawah sebagai dampak langsung dari kesulitan ekonomi, tetapi juga kalangan menengah keatas sebagai dampak langsung atau tidak langsung ketidakmampuan individu dalam penyesuaian diriterhadap perubahan sosial yang terus berubah (Rasmun, 2011)
Orang yang memiliki kesehatan mental yang baik sekalipun tidak bisa bebas dari kecemasan dan perasaan bersalah. Dia tetap mengalami kecemasan dan perasaan bersalah tetapi tidak dikuasai oleh kecemasan dan perasaan bersalah itu. Mengingat semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi dan industrialisasi yang mengakibatkan semakin kompleknya masyarakat, maka banyak muncul masalah-masalah sosial dan gangguan / disorder mental di kota-kota besar. Makin banyaklah warga masyarakat yang tidak mampu melakukan penyesuaian diri dengan cepat terhadap macam-macam perubahan sosial. Mereka itu mengalami banyak frustasi, konflik-konflik terbuka / eksternal dan internal,ketegangan batin dan menderita gangguan mental.
Faktor–faktor sosial yang melatar belakagi gangguan jiwa, seperti: kestabilan keluarga, pola mengasuh anak, tingkat ekonomi, kehidupan masyarakat (perkotaan dan pedesaan), masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memadai, pengaruh rasial, serta nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.
Stigma mengenai penderita gangguan jiwa skizofrenia adalah dimana sikap keluarga dan masyarakat menganggap bahwa bila salah seorang anggota keluarganya menderita skizofrenia, hal ini merupakan aib bagi keluarga dan penderita seringkali mendapatkan perlakuan tidak manusiawi misalnya perlakuan kekerasan, diasingkan, diisolasi atau dipasung. Seringkali penderita skizofrenia disembunyikan tidak dibawa berobat karena malu. Sebagian masyarakat juga menganggap skizofrenia merupakan gangguan disebabkan hal- hal tidak rasional atau supranatural, misalnya karena guna- guna atau diteluh, kemasukan setan, melanggar larangan dan lain- lain. Sikap keluarga yang ‘mengasingkan’ penderita dari lingkungan sekitar menjadikan masyarakat sekitar masih menganggap bahwa seseorang dengan gangguan jiwa harus dijauhi atau janga didekati.


B. Rumusan Masalah
Pada dasarnya penyakit gangguan jiwa banyak terjadi di Indonesia dengan berbagai macam penyebabnya. Rumah Sakit Jiwa Grhasia yang dimiliki Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu sarana menangani pasien penderita gangguan jiwa. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kontribusi keluarga dalam penanganan pasien penderita gangguan jiwa ?
2. Bagaimana upaya pemahaman instalasi rehabilitasi terhadap kondisi sosial pasien serta penanganannya ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peran dan kontribusi keluarga dalam penaganan pasien penderita gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui kondisi sosial pasien penderita gangguan jiwa di lingkungan rehabilitasi.
3. Untuk mengetahui langkah–langkah sosiologis yang dilakukan pihak instalasi rehabilitasi dalam proses penyembuhan pasien penderita gangguan jiwa.
D. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan sumbangan keilmuan tentang gangguan jiwa secara sosiologis.
2. Dapat dijadikan acuan untuk menolong para penderita gangguan jiwa , agar tidak terdiskriminasi di keluarga maupun masyarakat.
3. Penelitian ini diharapkan memberikan wawasan baru di bidang kesehatan dan sosial.

E. Kerangka Teori
Untuk mengetahau gangguan jiwa dari kacamata sosioogis, perlu diperkuat dengan teori sosiologi, seperti:
Teori Karl Marx yang paling sosiologis selain teorinya tentang kelas adalah teori alienasi. Pemisahan diri sendiri dari lingkungannya, dikarenakan faktor internal dan eksternal. Ketika tidak ada solusi dari masalah yang dihadapi seseorang, baik solusi dari diri endiri, maupun dari pihak lain, akhirnya seeorang tersebut bisa mengalami kekacauan yang menyebabkan gangguan jiwa.
Alienasi sosial sangat berperan dalam kehidupan pendeita ganguan secara langsung, maupun tidak langsung. Sehingga menimbulkan kesulitan sendiri bagi penderita ganguan jiwa tersebut.
Selain teori alienasi, dibutuhkan juga teori lain didalam melakukan penanganan tersebut. Keterlibatan berbagai unit, unsur, dan bagian dalam suatu sistem. Teori sistem dan struktural fungsional perlu digunakan didalam membahas masalah ini.
Teori fungsional dan struktural adalah salah satu teori komunikasi yang masuk dalam kelompok teori umum atau general theories (Littlejohn, 1999). Fungsionalisme struktural atau lebih popular dengan ‘struktural fungsional’ merupakan hasil pengaruh yang sangat kuat dari teori sistem umum di mana pendekatan fungsionalisme yang diadopsi dari ilmu alam khususnya ilmu biologi, menekankan pengkajiannya tentang cara-cara mengorganisasikan dan mempertahankan sistem. Dan pendekatan strukturalisme yang berasal dari linguistik, menekankan pengkajiannya pada hal-hal yang menyangkut pengorganisasian bahasa dan sistem sosial. Fungsionalisme struktural atau ‘analisa sistem’ pada prinsipnya berkisar pada beberapa konsep, namun yang paling penting adalah konsep fungsi dan konsep struktur.
Perkataan fungsi digunakan dalam berbagai bidang kehidupan manusia, menunjukkan kepada aktivitas dan dinamika manusia dalam mencapai tujuan hidupnya. Dilihat dari tujuan hidup, kegiatan manusia merupakan fungsi dan mempunyai fungsi. Secara kualitatif fungsi dilihat dari segi kegunaan dan manfaat seseorang, kelompok, organisasi atau asosiasi tertentu.

Sebelum pasien masuk ke instalasi rehabilitasi, melewati beberapa tahapan:

5000/5000
Dari: Bahasa Indonesia
Ke: Inggris
Hasil (Inggris) 1: [Salinan]
Disalin!
CHAPTER IINTRODUCTIONA. Background The hospital is a social organization in charge of health services for the community are required to always provide the best service and satisfy for any users who make use of them. Based on the types and benefits of hospital, Director General of Yan. RI Department of health medical (Medical Service of the Ministry of health of the Republic of Indonesia) on tehun 1993 split into 3 parts, namely: public hospitals, psychiatric hospitals, and hospitals. Of the three types of the hospital, a hospital that has a bersar problem and less attention was a mental hospital. Basic health research 2007 mentions, the prevalence of mental disorders in the form of emotional depression and anxiety in people aged over 15 years reached 11.6 percent. If the population in the age group of the year 2010 there are 169 million, the number of people with mental disorders 19.6 million people. This is as described by the Director of the community mental health, the Ministry of health in Indonesia that there are people living in emotion and psychiatric conditions are problematic. This amount is quite moderate and if expanded, then the psychiatric disorders in children and adolescents, the number could be bigger (Anna, 2012). Mental disorder is a disease that is caused due to a disorder of thought, perception and behavior. Where individuals are not able to adjust to yourself, other people, society, and environment (Stuart & Sundeen, 1998). Factors causing occurrence of mental disorders varies depending on the types of mental disorder is experienced. Generally, this phenomenon is happening in society, mental disorders are caused due to the psychological stress caused by pressure from outside individuals and pressure from within the individual. Some of the things that the cause is the unknowing families and communities against the kind of distractions this soul, and there is some stigma regarding mental disorders (the Hawari,2001).Mental disorder tendencies will continue to increase over the shift in the economic and political situation towards the erratic, not only on the prevalence among medium-sized down as a direct impact of economic deprivation, but also middle-class and above as a direct or indirect impact on the inability of an individual in a social change diriterhadap adjustment is constantly changing (Rasmun, 2011)People who have a good mental health can not be free from anxiety and feelings of guilt. He is still experiencing anxiety and feelings of guilt but not dominated by anxiety and feeling guilty about it. Given the increasingly rapid development efforts, modernization and industrialization that resulted in the community, then a lot of emerging social problems and disorders/mental disorder in major cities. Increasingly many are citizens who cannot afford to make adjustments themselves quickly to all kinds of social change. They were having a lot of frustrating, open conflicts/internal, external and inner tension and suffering from mental disorders.Factors – social factors behind mental disorders, such as belakagi: the stability of families, parenting patterns, economic level, life of communities (urban and rural), the problem of minority groups which include prejudice and facilities for health, education and welfare are inadequate, racial influences, as well as the values that developed in the community. The stigma concerning mental disorder schizophrenia sufferers is where the attitude of families and communities assume that when one member of his family was suffering from schizophrenia, this is a disgrace for families and sufferers often get the inhumane treatment of violent treatment, such as ostracized, isolated or dipasung. Often schizophrenic concealed not brought medical treatment because of the embarrassment. Some people also consider schizophrenia is a disorder caused by things not rational or supernatural, for example due to action or diteluh, the entry of the devil, in violation of the ban and others. The attitude of families ' alienating ' sufferers from the surrounding environment make the local community still consider that a person with a mental disorder should be shunned or janga approached.B. Formulation Of The Problem Basically many mental disorders diseases occur in Indonesia with a wide variety of causes. Grhasia psychiatric hospital owned by the provincial Government of Yogyakarta special region to be one means of handling the psychiatric disorder sufferers patients. Therefore, this research has the outline of the problem as follows:1. What is the contribution of the family in the treatment of patients with mental disorders? 2. How the effort of understanding the social conditions of rehabilitation against the installation of the patient as well as handling?C. Research Objectives 1. to know the role and contributions of the family in the patient's mental disorder sufferers penaganan in Grhasia mental hospital in Yogyakarta.2. To know the social condition of patients with psychiatric rehabilitation environment.3. To know the steps-step sociological performed the installation in the healing process of rehabilitation of patients with disorders of the soul.D. Benefits Of Research 1. The research is expected to deliver the knowledge and scientific contributions of psychiatric is sociological.2. Referable to help the sufferers of mental disorders, so as not to terdiskriminasi in the family and society.3. This research is expected to provide new insights in the field of health and Social Affairs.E. Framework Theory Mental disorder of the mengetahau for glasses sosioogis, need to be strengthened with the theory of sociology, as: Karl Marx's theory of sociological theory in addition to most of the class was the theory of alienation. Separation of oneself from the environment, due to internal and external factors. When no solution of problems encountered someone, good solution from established themselves, as well as from other parties, the seeorang can finally experience the turmoil that led to the interruption of the soul.Social alienation was instrumental in the life of pendeita ganguan directly, or indirectly. Giving rise to its own difficulties for patients with ganguan the soul. In addition to the theory of alienation, it was also another theory doing the handling in the. The involvement of a wide range of units, elements, and a part in a system. Structural and functional systems theory needs to be used in discussing this issue. Functional and structural theory is one of the theories of communication in the general theory of groups or general theories (Littlejohn, 1999). Structural functionalism or more popular with ' functional structural ' is the result of a very strong influence from general systems theory in which functionalism approach adopted from the natural sciences, especially biology, emphasizing the notable about ways to organise and maintain the system. And the structuralism approach comes from linguistics, emphasizing the notable things that concerns language and organizing social system. Structural functionalism or ' system ' analysis in principle centers on some of the concepts, but the most important is the concept of a function and the concept of structure.The function is used in various fields of human life and activity, shows the dynamics of human in achieving goals of his life. Views of the purpose of life, human activity is a function and functions. Qualitatively in terms of the usefulness of the function and benefits of a person, group, organization or association.Before the patient goes into rehab, past some of the installation steps:
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: ilovetranslation@live.com