Tujuan Perjalanan Wisata
Prioritas seseorang / kelompok untuk melakukan perjalanan wisata adalah mencari kesenangan atau kegembiraan, berikut adalah beberapa tujuan dari adanya pelaksanaan wisata :
1) Ingin bersantai, bersuka ria, rileks (lepas dari rutinitas).
2) Ingin mencari suasana baru atau suasana lain.
3) Memenuhi rasa ingin tahu untuk menambah wawasan.
4) Ingin berpetualang untuk mencari pengalaman baru.
5) Mencari kepuasan dari yang sudah didapatkan. (M.kasrul hal 6)
Tujuan wisata yang dibenarkan oleh agama, yaitu perjalanan (yang tidak mengakibatkan dosa) dibenarkan oleh agama. Bahkan mereka yang melakukannya mendapatkan keringanan-keringanan dalam bidang kewajiban agama, seperti boleh menunda puasanya, atau menggabung dan mempersingkat rakaat shalatnya. Tetapi yang terpuji, dari suatu perjalanan, adalah yang sifatnya seperti apa yang ditegaskan dalam salah satu ayat yang memerintahkan melakukan perjalanan. (Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an (Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat), (Bandung : Mizan, 1994)
Quraish Shihab, memperkuat argumentasinya mengenai tujuan wisata ini dengan firman Allah :
Artinya : Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (Depag RI : 519).
Disamping itu, dari adanya wisata diharapkan agar manusia memperoleh manfaat dari apa yang diperoleh dan dipelajari di tempat-tempat yang telah dikunjungi.