Narrated, Erin Gruwell, a woman highly educated idealist, came to Woodrow Wilson High School as a teacher for the special class United Kingdom Language of children victims of racial antargeng fights. Erin's mission is very noble, wanted to provide a decent education for children is troubled that even the more experienced teachers ever reluctant to teach them. But reality isn't always as well thought out Erin. In his first day of teaching, he realized that the war antargeng that occurred in that city also carried over into the classroom. In the classroom they sit in groups according to their respective race. No one would want to sit in a different race groups. Small misunderstandings that occur in the classroom can trigger interracial fights. From books day-to-day it, Erin learned that he has to make the pupils aware that war they experienced antargeng is not everything in the world. Through a unique way of teaching, he sought to make the pupils aware that with their education will be able to achieve a better life.Erin mencoba menaklukkan murid-muridnya dengan meminta mereka menulis semacam buku harian. Di buku haria[1]n itu, mereka boleh menulis apa pun yang mereka inginkan, rasakan, dan alami. Cara ini ternyata berhasil. Buku-buku harian dari para murid-muridnya setiap hari kembali pada Erin dengan tulisan mereka tentang apa yang mereka alami dan mereka pikirkan setiap hari.Walaupun semua usahanya itu tidak didukung oleh rekan-rekan guru yang lain dan pihak sekolah, Erin terus maju. Bahkan, dia rela mengorbankan waktu luangnya untuk bekerja sambilan demi membeli buku-buku bacaan yang berguna bagi para muridnya.Hasilnya, semangat belajar murid-muridnya kembali muncul. Akhirnya, banyak dari murid-murid di kelas Erin Gruwell yang menjadi orang pertama dari keluarga mereka yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Buku harian yang mereka tulis diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul ‘The Freedom Writers Diary’.Film ini tidak menjual mimpi From Zero to Hero, tapi lebih menampilkan bagaimana satu orang yang peduli pada pendidikan anak-anak yang sudah dianggap sebagai sampah masyarakat mampu merubah mereka menjadi orang yang lebih berguna. Mengingatkan kita pada film berjudul ‘Dead Poet Society’ yang juga bertema sama dan pernah dibuat pada akhir tahun 80-an dengan Robin William sebagai bintang utama. Buku-buku yang digunakan Erin Gruwell untuk mendidik murid-muridnya di film ini semuanya adalah buku yang benar-benar ada. Termasuk buku ’Diary of Anne Frank’ yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan sudah dijual di pasaran.Freedom Writers memiliki alur cerita yang mudah dipahami dan juga dialog yang gampang dimengerti. Permasalahan-permasalah remaja yang ditampilkan di film ini juga cukup dekat dengan permasalah remaja pada umumnya, tentang pencarian jati diri dan pelanggaran-pelanggaran peraturan untuk mengukuh-kan eksistensi diri. Semua itu dibungkus dalam pemasalahan perang antargeng.Fakta menarik dari film ini salah satunya ada pada adegan saat murid-murid Erin bertemu dengan orang-orang korban Holocaust. Yang berperan menjadi korban Holocaust adalah benar-benar korban Holocaust sendiri. Sutradara Richard Lagravenese tak perlu susah payah meng-arahkan aktor dan aktris pemeran murid-murid Erin untuk terlihat tercengang saat mendengar cerita para korban Holocaust itu. Hal ini karena saat pengambilan adegan itu, para aktor dan aktrisnya benar-benar tercengang mendengar cerita para korban Holocaust tersebut.Peraih Academy Award 2 kali, Hilary Swank meme-rankan Erin Gruwell de-ngan sangat pas. Ada pula Imelda Staunton, pameran Dolores Umbridge di Harry Potter and The Order of The Pheonix, yang menjadi kepala departemen sekolah yang menyebalkan dan selalu iri dengan keberhasilan Erin. Selain itu ada Patrick Demsey, pemeran dr McDreamy dalam Grey’s Anatomy, yang bermain sebagai suami Erin yang tidak mendukung usaha istrinya.Selain tiga nama di atas tidak ada lagi nama bintang besar yang berperan dalam film ini. Pemeran murid-murid di kelas Erin Gruwell, sebagian besar merupakan wajah baru di dunia perfilman yang belum begitu dikenal baik masyarakat Amerika Serikat sendiri maupun masyarakat Indonesia. Namun, mere-ka berhasil membawakan peran masing-masing de-ngan sangat baik dan meyakinkan.Freedom Writers bisa dikatakan merupakan film untuk anak muda. Di te-ngah-tengah maraknya film remaja yang ceritanya tidak jauh-jauh dari cerita cinta, komedi atau horor, Freedom Writers bisa menjadi pilihan bagi anak muda yang tidak sekedar ingin terhibur, tetapi juga mendapatkan pelajaran tertentu dari film tersebut.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..