Program kerja pemanfaatan aset yang sekiranya dirancang dalam rangka memberi dampak dan manfaat yang luas bagi publik, baik itu pada aspek ekonomi maupun social lainnya. Namun, harapan tersebut belum mampu terpenuhi secara optimal. Hal ini sebagaimana terjadi pada pengelolaan aset anjungan pantai losari yang belum mampu menjadi sumber penerimaan yang layak bagi Pemerintah Kota Makassar. Pasar-pasar tradisional yang telah direvitalisasi namun belum mampu menyediakan kondisi yang nyaman bagi pengunjung maupun belum berpihak atau menguntungkan bagi pedagang dari aspek ekonomi. Pengelolaan terminal regional daya yang jauh menyimpang dari konsep ideal sebagaimana yang diharapkan. Selain itu, terdapat aset-aset potensial yang memiliki nilai aset strategis namun dalam kondisi tidak atau belum dimanfaatkan secara optimal. hal yang lebih memprihantinkan, aset-aset potensial tersebut justru dalam kondisi tidak terurus, dan tidak sedikit bahkan telah dikuasai oleh pihak lain.A wide range of issues at its optimal performance yet the planning aspect due to planning asset management policy which is by the City Government of Makassar has not fully observing the principle of utilization of the highest and best that most likely is derived from an underlying asset. Analysis of use/utilization of the highest and best use is the most possible and optimal from a property (assets), which are physically possible, have been considered adequately, legally permitted, financially viable and generate the highest value of the property (Soeparjanto, 2008).Selain itu, buruknya koordinasi dan kerjasama antar instansi (unit kerja) yang terlibat dalam pengelolaan asset, menambah rumit permasalahan pengelolaan asset Pemerintah Kota Makassar. Sering dijumpai kegiatan yang sejenis, dilaksanakan oleh instansi yang berbeda, namun tidak terkoordinasi dengan baik. Adanya tugas, fungsi dan kewenangan yang tumpang tindih, sehingga mengakibatkan unit-unit kerja yang terlibat saling lempar tanggung jawab terkait suatu urusan (tugas), mengakibatkan fungsi-fungsi tertentu dalam penanganan pengelolaan aset terkesan lambat dan cenderung tidak berjalan sebagaimana mestinya. Selain itu, kurangnya dukungan (kerjasama) dari SKPD atau unit kerja terkait, dalam hal mencatat, mendata, mengawasi, dan melaporkan aset-aset yang ada dalam wilayah tanggung jawabnya. Hal ini menyebabkan beberapa aset akhirnya sulit untuk dilacak keberadaannya. Hal inilah kemudian menjadi celah bagi pihak-pihak lain untuk mengambil alih penguasaan dan merubah fungsi dari aset-aset tersebut.Koordinasi sangat diperlukan dalam kinerja pemerinta daerah, agar setiap unit kerja/instansi dalam lingkup pemerintah daerah dapat menjalankan tugas masing-masing dengan baik tanpa ada tumpang tindih tugas maupun kewenangan yang melekat padanya. Dengan demikian, tujuan pemerintah daerah dapat tercapai dalam koordinasi yang dibangun dengan sebuah kerjasama oleh setiap unit kerja pemerintah daerah.Belum optimalnya kinerja manajemen juga terkait pada persoalan lemahnya fungsi pengawasan dan pengendalian asset. Padahal, fungsi pengawasan dan pengendalian memegang peranan penting dalam rangka menjamin penyelenggaraan pengelolaan aset yang optimal, yakni aset yang berdayaguna dan berhasilguna. Pengawasan Barang Milik Daerah (Aset Daerah) merupakan usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan pengelolaan BMD, apakah dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan (Setiya dan Guntoro, 2010). Lemahnya kinerja aspek pengawasan dan pengendalian menimbulkan berbagai permasalahan dalam pengelolaan aset Pemerintah Kota Makassar. Terutama aset yang pemanfaatan/pengelolaannya dikerjasamakan dengan pihak ketiga (Investor) hampir sepenuhnya bermasalah. Beberapa aset yang dikerjasamakan tersebut gagal memenuhi target atau tujuan yang diharapkan dari kerjasama pengelolaan. Tidak hanya itu, beberapa aset justru mengalami kemunduran dalam aspek utilitas dan penurunan kualitas fisik aset. 3) Kapabilitas sumber Daya Aparatur yang RendahKinerja yang buruk pada beberapa aspek pengelolaan aset sebagaimana yang telah disebutkan, baik itu kinerja perencanaan yang belum optimal, koordinasi dan kerjasama antar unit kerja yang buruk, dan bahkan praktik manajemen yang belum professional, disebabkan oleh kurangnya dukungan sumber daya aparatur pengelola aset yang memiliki kapabilitas yang handal. Pada umumnya, pegawai yang terlibat dalam pengelolaan aset tidak memiliki latar belakang keilmuan yang sesuai. Pegawai belum memiliki wawasan, keahlian, keterampilan yang memadai dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi pengelolaan aset. Kondisi tersebut akhirnya berdampak pada upaya pengelolaan aset daerah menjadi tidak efektif dan gagal dalam memenuhi tujuan yang ingin dicapai.Kurangnya pemahaman dan penguasaan konsep pengelolaan aset secara menyeluruh mengakibatkan terjadinya disorientasi terhadap tujuan pengelolaan aset seharusnya, sehingga dalam penyusunan tujuan dan program kerja lebih focus pada terpenuhinya target-target administratif. Selain itu, dalam dokumen perencanaan, minim terhadap program-program pengelolaan aset yang inovatif. Padahal seharusnya pengelolaan aset diarahkan pada tujuan atau target kinerja yang besar, yakni dengan mengoptimalkan potensi besar aset agar dapat berkontribusi maksimal bagi Pemerintah Kota Makassar dalam mewujudkan pembangunan daerah yang berkualitas, serta memberi manfaat yang luas bagi kepentingan masyarakat Kota Makassar pada umumnya.The role of the New Public Management in optimizing asset management AreaNPM is the management system of public administration which is expected to be a strategic concept in optimizing asset management practices of local government. The main target is desirable through the application of the principles of NPM is the improvement of the way the management of the Government and the delivery of service to the community with an emphasis on the efficiency, economy and effectiveness. In order to reduce the problems faced in the management of assets, the new public management (NPM) are expected to contribute in changing the paradigm asset management the Government city of Makassar. It is expected to affect the principle of performance in optimizing asset management practices the Government city of Makassar.Konsep New public management merupakan suatu pendekatan dengan mengedepankan penerapan prinsip manajemen sektor privat yang dianggap lebih handal dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Penerapan prinsip NPM kedalam praktik pengelolaan aset, yaitu menekankan keberadaan standar kinerja dan ukuran kinerja; berorientasi pada output dan outcome; penanganan oleh manajemen professional; penekanan pada gaya sektor privat dalam praktik manajemen; dan penyediaan sumber daya manusia yang handal serta pemanfaatan teknologi dalam manajemen (Diadaptasi dari Prinsip NPM yang dikemukakan: Hood:1991, Borins dan Warrington:1996, Kettl dalam Denhardt dan Denhardt:2003). Dengan konsep seperti ini, maka New Public Management diharapkan dapat mengubah cara dan model pengelolaan aset Pemerintah Kota Makassar yang cenderung konvensional, ke arah pengelolaan aset yang lebih inovatif sesuai dengan praktik-praktik terbaik yang terbukti handal dalam mewujudkan pengelolaan aset yang optimal.Berdasarkan permasalahan utama yang dihadapi Pemerintah Kota Makassar dalam mengoptimalkan asetnya, maka prinsip-prinsip NPM dapat menjadi nilai dalam merumuskan langkah strategis mewujudkan pengelolaan asset yang optimal. Langkah-langkah strategis yang dimaksud adalah sebagai berikut:1. Menempuh Langkah Restrukturisasi AsetOne of the concrete steps the implementation of NPM principles as one of the solutions to fix the Government's asset management performance Makassar city is through asset restructuring program policy, which aims to achieve high efficiency and asset utilization through analysis of highest and best use (utilisation with the highest value and best), his crisp performance in local government asset management program, so that the evaluation of the assets can be carried out with appropriate , and will ultimately give you the ease to develop asset management strategies in the future for local governments (Siregar,2004).
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..