IntroductionKemiskinan merupakan salah satu permasalahan pembangunan di setiap negara. Penurunan angka kemiskinan merupakan salah satu indikator keberhasilan dari masing-masing negara dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Berbagai kebijakan dan program pengentasan kemiskinan telah dijalankan oleh Pemerintah Indonesia untuk membantu menurunkan angka kemiskinan. Sejalan dengan kebijakan tersebut, sejak tahun 2008 sampai dengan 2014, angka kemiskinan Indonesia mengalami penurunan dengan rata-rata penurunan angka kemiskinan setiap tahunnya sebesar 0,8 (BPS, 2014). Strategi penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi antara pemerintah pusat dan daerah telah diterapkan terutama dalam menyempurnakan program perlindungan sosial, peningkatan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar, pemberdayaan masyarakat dan pembangunan yang inklusif (Nuraini, 2014). Kemiskinan merupakan suatu integrated concept yang memiliki dimensi ketidakberdayaan, kerentanan menghadapi situasi darurat, ketergantungan dan keterasingan secara geografis maupun sosiologis dan ditandai dengan tiadanya enam modal yaitu: (1) Human Capital (kesehatan, pendidikan, nutrisi), (2) Modal usaha, (3) Infrasruktur (jalan, listrik, air bersih, sanitasi), (4) Modal alam, (5) Administrasi publik yang dikelola baik, (6) Modal pengetahuan, sebagian mereka hidup dalam keluarga yang kemampuan konsumsinya di bawah garis tertentu, seperti dibawah $1 atau $2 per hari, atau di bawah level yang ditetapkan masing-masing negara, karena sebab natural, kultural dan struktural yang mengarah pada sifat-sifat materialis (Prastyo, 2010; Santoso, 2011; Nugroho&Dahuri, 2012). The measurement of poverty in Indonesia was conducted by the Central Bureau of statistics, known as poverty index P0 (head count index), the poverty depth index P1 (poverty gap index), and the poverty severity index P2 (distributionally sensitive index). The poverty index (P0) is the calculation of the percentage of the population who live in families with a per capita consumption expenditure below the poverty line. Poverty depth index (P1) is the calculation of the average percentage of the expenditure gap of each resident of the poor against the poverty line. The poverty severity index (P2) describes the spread of expenditure among the poor population (BPS, 2014).Poverty is one of the factors that play a role in the declining human capital community. Human capital or human capital is one of the factors capable of improving the welfare of the community. Development in the field of human capital is one of the factors speed up poverty reduction. Human capital is an indicator of the education, health and other human capacity that is able to increase productivity so that the emphasis needs to be more focus on human development towards human capital investment (Todaro, 2006). The success of the poverty reduction strategy by improving the quality of human development. One measure of the quality of human development using human development index (human development index) which is a composite index includes the following three components of human development which is considered fundamental, namely health, education and a decent standard of living. The measurement of the human development index covering the age of living as measured by life expectancy at birth on the basis of the average child who was born alive or the average child who was still alive. Knowledge is measured by the average length of time schools and number literate population with over 15 years of age with a combination of primary, secondary education. A decent living standard measured by GDP per capita gross domestic product/gross domestic product in purchasing power parity purchasing power parity in us dollars or with an average real expenditure adjusted (Harahap, 2010; Harttgen & Klassen, 2011; Nuraini, 2014). Sesuai dengan tujuan pembangunan yang menginginkan turunnya angka kemiskinan dan tingginya kualitas pembangunan manusia, pada tahun 2013 indek kemiskinan tertinggi yang berarti bahwa wilayah dengan persentase penduduk miskin terbanyak dengan indek pembangunan manusia terendah adalah provinsi Papua sedangkan wilayah dengan indek kemiskinan terendah dan angka indek pembangunan manusia tertinggi adalah Provinsi DKI Jakarta. Jawa Timur sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki angka indek kemiskinan tinggi sebesar 12,7 tetapi memiliki angka indek pembangunan manusia rata-rata provinsi di Indonesia sebesar 73,54. Selain Jawa Timur, provinsi lain yang memiliki indek pembangunan manusia tinggi tetapi memiliki angka kemiskinan tinggi adalah Provinsi Yogyakarta, Sumatera Selatan, Jawa Tengah.Tabel 1.1 Indek Kemiskinan dan Indek Pembangunan Manusia Indonesia tahun 2013
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..