Perjanjian diatur dalam pasal 1313

Perjanjian diatur dalam pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata), yaitu “suatu perbuatan yang mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. Berbeda dengan perikatan yang merupakan suatu hubungan hukum, perjanjian merupakan suatu perbuatan hukum. Perbuatan hukum Itulah yang menimbulkan adanya hubungan hukum perikatan, sehingga dapat dikatakan bahwa perjanjian merupakan sumber perikatan.
Disamping perjanjian kita mengenal pula istilah kontrak. Secara gramatikal, istilah kontrak berasal dari bahasa Inggris, contract. Baik perjanjian maupun kontrak mengandung pengertian yang sama, yaitu suatu perbuatan hokum untuk saling mengikatkan para pihak kedalam suatu hubungan hukum perikatan. Istilah kontrak lebih sering digunakan dalam praktek bisnis. Karena jarang sekali orang menjalankan bisnis mereka secara asal-asalan, maka kontrak-kontrak bisnis biasanya dibuat secara tertulis, sehingga kontrak dapat juga disebut sebagai perjanjian yang dibuat secara tertulis

Hasil (Inggris) 2:

Agreement provided for in article 1313 Code Civil Code (Civil Code), which is "an act in which one or more persons bind themselves to one or more other people". In contrast to the engagement which is a legal relationship, the agreement is a legal act. That legal acts which gave rise to the legal relationship of the engagement, so that it can be said that the agreement is a source of engagement.
Besides, we know the agreement, the term of the contract. Grammatically, a term derived from English contract, contract. Neither the agreement nor the contract contains the same sense, ie an act of law to bind the parties to each other into a legal relationship engagement. Contract term is more often used in business practices. Because people rarely run their businesses at random, then the business contracts are usually made ​​in writing, so that contracts can also be referred to as the agreements made ​​in writing