c. Perubahan Sosial Budaya
Budaya yang ada di Indonesia, secara sadar ataupun tidak telah terpengaruh oleh ajaran Islam di seluruh aspek kehidupannya. Pola dasar kebudayaan setempat yang masih sangat tradisional, mengakibatkan adanya perubahan-perubahan sosial budaya yang dipadukan dengan budaya-budaya Islam. Perpaduan kebudayaan tersebut sering disebut dengan akulturasi kebudayaan seperti yang sering terjadi pada akulturasi seni budaya, aksara atau seni rupa, seni sastra, sistem pemerintahan, dan lain sebagainya.
Pada masa Sultan Agung berkuasa yaitu antara tahun 1613-1645 Masehi, dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan daerah-daerah persawahan dan memindahkan banyak petani ke daerah Karawang yang subur. Atas dasar kehidupan agraris itulah disusun suatu masyarakat yang bersifat feodal. Para pejabat memperoleh imbalan berupa tanah garapan atau pajak tanah. Sistem kehidupan ini menjadi dasar utama munculnya tuan-tuan tanah di Jawa, misalnya kekuasaaan seorang kepala desa atau lurah yang merasa bahwa daerah kekuasaannya itu sebagai miliknya. Sedangkan kehidupan budaya di masyarakat Mataram Islam yaitu:
Munculnya kebudayaan Kejawen yang merupakan akulturasi (perpaduan) antara kebudayaan asli Hindu, Budha, dan Islam.
Munculnya Grebeg Syawal pada hari raya Idul Fitri dan Grebeg Maulud pada bulan Rabiul Awal.
Hitungan tarikh yang sebelumnya tahun 1633 mempergunakan tarikh Hindu yang didasarkan peredaran matahari (tarikh Samsiah) diubah ke tarikh Islam berdasarkan peredaran bulan (tarikh Kamariah).
Kesusasteraan Jawa berkembang dengan pesat berkat suasana yang tentram. Sultan Agung sendiri mengarang kitab Sastra Gending yang serupa kitab filsafat. Kitab-kitab yang lain yaitu Nitisruti, Nitisastra, Astabrata (berisi ajaran tabiat baik, bersumber pada kitab Ramayana dan banyak dibaca oleh masyarakat).
c. Perubahan Sosial BudayaBudaya yang ada di Indonesia, secara sadar ataupun tidak telah terpengaruh oleh ajaran Islam di seluruh aspek kehidupannya. Pola dasar kebudayaan setempat yang masih sangat tradisional, mengakibatkan adanya perubahan-perubahan sosial budaya yang dipadukan dengan budaya-budaya Islam. Perpaduan kebudayaan tersebut sering disebut dengan akulturasi kebudayaan seperti yang sering terjadi pada akulturasi seni budaya, aksara atau seni rupa, seni sastra, sistem pemerintahan, dan lain sebagainya.Pada masa Sultan Agung berkuasa yaitu antara tahun 1613-1645 Masehi, dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan daerah-daerah persawahan dan memindahkan banyak petani ke daerah Karawang yang subur. Atas dasar kehidupan agraris itulah disusun suatu masyarakat yang bersifat feodal. Para pejabat memperoleh imbalan berupa tanah garapan atau pajak tanah. Sistem kehidupan ini menjadi dasar utama munculnya tuan-tuan tanah di Jawa, misalnya kekuasaaan seorang kepala desa atau lurah yang merasa bahwa daerah kekuasaannya itu sebagai miliknya. Sedangkan kehidupan budaya di masyarakat Mataram Islam yaitu: Munculnya kebudayaan Kejawen yang merupakan akulturasi (perpaduan) antara kebudayaan asli Hindu, Budha, dan Islam. Munculnya Grebeg Syawal pada hari raya Idul Fitri dan Grebeg Maulud pada bulan Rabiul Awal. Hitungan tarikh yang sebelumnya tahun 1633 mempergunakan tarikh Hindu yang didasarkan peredaran matahari (tarikh Samsiah) diubah ke tarikh Islam berdasarkan peredaran bulan (tarikh Kamariah). الأدب الجاوية نمواً سريعاً بفضل المناخ السلمي. اجونج سلطان نفسه مؤلفة كتاب القطع الأدبية من كتاب مماثل للفلسفة. كتاب الكتاب المقدس، إلا وهي نيتيسروتي، نيتيساسترا، أستابراتا (يحتوي على عادات تعليمية جيدة، مصدرها في كتاب رامايانا وتقرأ على نطاق واسع من قبل الجمهور).
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..