Di istana (sebutlah universitas milik Ibnu Sina) terdapat kumpulan per terjemahan - Di istana (sebutlah universitas milik Ibnu Sina) terdapat kumpulan per Inggris Bagaimana mengatakan

Di istana (sebutlah universitas mil

Di istana (sebutlah universitas milik Ibnu Sina) terdapat kumpulan perpustakaan yang juga menghimpun warisan kekayaan ilmu kedokteran kuna milik Hipocrates dan Gallen. Fakultas kedokteran tersebut diisi beragam pelajar dari manca negara, ras maupun agama. Bersama ruang kuliah terintegrasi sebuah ruang perawatan yang memiliki bangsal-bangsal tempat tidur sendiri sebagaimana model rumah sakit modern. Di atasnya terdapat gudang penyimpanan bahan obat dan alat medis, hingga pendingin untuk membuat es.

Bersama Ibnu Sina, Rob belajar kedokteran secara ilmiah bagaimana mulai melakukan anamnesis,pemeriksaan medis, mendiagnosa nadi, prosedur bedah minor, hingga bidang-bidang lainnya seperti filsafat aristoteles dan astronomi.


Digambarkan keindahan etika ilmu kedokteran di era itu seperti yang diajarkan Ibnu Sina pada para mahasiswanya: “Untuk mengobati suatu penyakit, perlakukan dengan baik orang yang menderita”. Dan terhadap setiap pasien Ibnu Sina mengawali visite-nya dengan kalimat sapaan “Salam, saya Ibnu Sina, dengan izinmu saya akan merawatmu ”..

Ibnu Sina bukan saja seorang Maha Tabib ketika itu, tapi juga merupakan seorang guru yang senantiasa berfikiran optimis positif. Suatu ketika di atas puncak istana dibawah teleskop, Rob bertanya pada Ibnu Sina. “Frustasikah kita, bila ternyata kita tahu bahwa kita ternyata lebih banyak tidak tahu daripada mengetahui sesuatu? Ibnu Sina menjawab: “Bukankah dunia hanya menjadi biasa-biasa saja dan membosankan tanpa kehadiran misteri?”


Kisah film ini dibumbui perseteruan antara suku bani seljuk yang hidup nomaden dan liar dipadang gurun yang bersekutu dengan para mullah “yang kaku” memahami agama, untuk memerangi Kekhalifahan Shah yang dianggap terlalu liberal. Hingga pemimpin Bani Seljuk tersebut mengirim “bom biologis” berupa penderita Black Death sebagai balasan atas kematian puteranya yang dipenggal oleh Shah. Black Death menyebabkan kegemparan dan wabah mematikan bagi kota Ishafan. Ibnu Sina meminta evakuasi seluruh penduduk, namun Shah menolaknya.


Disini sekali lagi ditampilkan jiwa kepemimpinan, sense-nya sebagai seorang guru besar dan tabib hebat, Ibnu Sina memutuskan bersama mahasiswanya bereksperimen mencari pengobatan terhadap wabah yang terjadi di masyarakat meski resiko yang dihadapi mereka adalah kematian sekalipun. Mereka disibukkan merawat banyaknya pasien nyaris tak kunjung henti. Ketika itu digambarkan, banyak warga yang mengisolir diri dengan menembok pintu rumahnya atau pergi meninggalkan kota Ishafan. Adegan akhir melawan wabah tersebut, akhirnya kerja keras Ibnu Sina menemukan jawaban, bahwa penularan wabah dapat diputus dengan membasmi vektor penyakit yakni tikus; wabahpun teratasi.


Diantara korban Black Death ada seorang bernama Qosim, penganut Zoroaster yang kebetulan dirawat Rob. Filosofi agama Zoroaster berbeda dengan agama Samawi (Yahudi, Nasrani & Islam) soal kebangkitan. Qosim berwasiat pada Rob agar bila ia mati, ia meminta tubuhnya diletakkan di atas menara agar bisa dimakan burung pemakan bangkai. Dengan demikian jiwanya terbebas. Kesempatan emas itu tak disia-siakan Rob, segera ia membawa jenazah Qosim dan membelahnya di gudang penyimpanan obat untuk mempelajari organ dalam yang ada di dada & rongga perut. Rob melukis organ-organ itu sebagaimana gambar ilustrasi di atlas kedokteran sekarang ini.

Saat Rob ditangkap para Mullah karena melakukan pencurian mayat buat obyek penelitian, Ibnu Sina juga terseret ke dalam penjara. Di dlm bui, guru dan murid ini berdiskusi ttg apa yang sebenarnya ada didalam rongga tubuh manusia. "Ceritakan Rob, jangan lewatkan barang satu hal pun" tanya Ibnu Sina. "Guru, tubuh manusia menyimpan misteri keindahan sekaligus hal yang menakutkan" kata Rob.

Pengetahuan itu yang kemudian mengantarkannya dapat melakukan operasi appendektomy (pengangkatan usus buntu) yang mencekam pada khalifah Shah. Dalam adegan itu, ada visualisasi yang mengharukan dimana Rob berfantasi, berhasil melakukan operasi pengangkatan usus buntu kepada Ibunya dalam keadaan ibunya tersenyum padanya.
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Inggris) 1: [Salinan]
Disalin!
Di istana (sebutlah universitas milik Ibnu Sina) terdapat kumpulan perpustakaan yang juga menghimpun warisan kekayaan ilmu kedokteran kuna milik Hipocrates dan Gallen. Fakultas kedokteran tersebut diisi beragam pelajar dari manca negara, ras maupun agama. Bersama ruang kuliah terintegrasi sebuah ruang perawatan yang memiliki bangsal-bangsal tempat tidur sendiri sebagaimana model rumah sakit modern. Di atasnya terdapat gudang penyimpanan bahan obat dan alat medis, hingga pendingin untuk membuat es.Bersama Ibnu Sina, Rob belajar kedokteran secara ilmiah bagaimana mulai melakukan anamnesis,pemeriksaan medis, mendiagnosa nadi, prosedur bedah minor, hingga bidang-bidang lainnya seperti filsafat aristoteles dan astronomi.Digambarkan keindahan etika ilmu kedokteran di era itu seperti yang diajarkan Ibnu Sina pada para mahasiswanya: “Untuk mengobati suatu penyakit, perlakukan dengan baik orang yang menderita”. Dan terhadap setiap pasien Ibnu Sina mengawali visite-nya dengan kalimat sapaan “Salam, saya Ibnu Sina, dengan izinmu saya akan merawatmu ”..Ibnu Sina bukan saja seorang Maha Tabib ketika itu, tapi juga merupakan seorang guru yang senantiasa berfikiran optimis positif. Suatu ketika di atas puncak istana dibawah teleskop, Rob bertanya pada Ibnu Sina. “Frustasikah kita, bila ternyata kita tahu bahwa kita ternyata lebih banyak tidak tahu daripada mengetahui sesuatu? Ibnu Sina menjawab: “Bukankah dunia hanya menjadi biasa-biasa saja dan membosankan tanpa kehadiran misteri?”Kisah film ini dibumbui perseteruan antara suku bani seljuk yang hidup nomaden dan liar dipadang gurun yang bersekutu dengan para mullah “yang kaku” memahami agama, untuk memerangi Kekhalifahan Shah yang dianggap terlalu liberal. Hingga pemimpin Bani Seljuk tersebut mengirim “bom biologis” berupa penderita Black Death sebagai balasan atas kematian puteranya yang dipenggal oleh Shah. Black Death menyebabkan kegemparan dan wabah mematikan bagi kota Ishafan. Ibnu Sina meminta evakuasi seluruh penduduk, namun Shah menolaknya.Disini sekali lagi ditampilkan jiwa kepemimpinan, sense-nya sebagai seorang guru besar dan tabib hebat, Ibnu Sina memutuskan bersama mahasiswanya bereksperimen mencari pengobatan terhadap wabah yang terjadi di masyarakat meski resiko yang dihadapi mereka adalah kematian sekalipun. Mereka disibukkan merawat banyaknya pasien nyaris tak kunjung henti. Ketika itu digambarkan, banyak warga yang mengisolir diri dengan menembok pintu rumahnya atau pergi meninggalkan kota Ishafan. Adegan akhir melawan wabah tersebut, akhirnya kerja keras Ibnu Sina menemukan jawaban, bahwa penularan wabah dapat diputus dengan membasmi vektor penyakit yakni tikus; wabahpun teratasi.Diantara korban Black Death ada seorang bernama Qosim, penganut Zoroaster yang kebetulan dirawat Rob. Filosofi agama Zoroaster berbeda dengan agama Samawi (Yahudi, Nasrani & Islam) soal kebangkitan. Qosim berwasiat pada Rob agar bila ia mati, ia meminta tubuhnya diletakkan di atas menara agar bisa dimakan burung pemakan bangkai. Dengan demikian jiwanya terbebas. Kesempatan emas itu tak disia-siakan Rob, segera ia membawa jenazah Qosim dan membelahnya di gudang penyimpanan obat untuk mempelajari organ dalam yang ada di dada & rongga perut. Rob melukis organ-organ itu sebagaimana gambar ilustrasi di atlas kedokteran sekarang ini.Saat Rob ditangkap para Mullah karena melakukan pencurian mayat buat obyek penelitian, Ibnu Sina juga terseret ke dalam penjara. Di dlm bui, guru dan murid ini berdiskusi ttg apa yang sebenarnya ada didalam rongga tubuh manusia. "Ceritakan Rob, jangan lewatkan barang satu hal pun" tanya Ibnu Sina. "Guru, tubuh manusia menyimpan misteri keindahan sekaligus hal yang menakutkan" kata Rob.Pengetahuan itu yang kemudian mengantarkannya dapat melakukan operasi appendektomy (pengangkatan usus buntu) yang mencekam pada khalifah Shah. Dalam adegan itu, ada visualisasi yang mengharukan dimana Rob berfantasi, berhasil melakukan operasi pengangkatan usus buntu kepada Ibunya dalam keadaan ibunya tersenyum padanya.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Inggris) 2:[Salinan]
Disalin!
In the palace (call it belongs to Ibn Sina university) there is a set of libraries that also collects rich heritage of ancient medical science belongs to Hippocrates and Gallen. The medical faculty filled a variety of students from foreign countries, races and religions. Together with an integrated lecture hall a treatment room that has a bed wards themselves as models of modern hospitals. On it there is a storehouse of materials of drugs and medical devices, to coolers to make ice. Along with Ibn Sina, Rob studied medicine scientifically how to start doing anamnesis, medical examinations, diagnose pulse, minor surgical procedures, to other fields such as philosophy of Aristotle and astronomy. Described beauty of the ethics of medical science in that era as taught Ibn Sina in his students: "To treat a disease, treat well those who suffer". And for every patient Avicenna visite started greeting her with the phrase "Greetings, I Ibn Sina, with your permission I will take care of you" .. Ibn Sina was not only a Supreme physician at the time, but also an optimistic teacher who always positive minded. One time at the top of the palace under the telescope, Rob asked Ibn Sina. "Frustasikah us, if it turns out we know that we are apparently more do not know than to know something? Ibn Sina said: "Is not the world just being mediocre and boring without the presence of the mystery?" The story of the film is spiced up the feud between the tribe of Seljuk nomadic and wild oasis in the desert that is allied with the mullahs "rigid" understanding of religion, to combat Shah Caliphate were considered too liberal. Until the leader of Bani Seljuk send "biological bomb" of sufferers Black Death in retaliation for the death of his son who was beheaded by the Shah. Black Death plague caused a stir and turn off for the town Ishafan. Ibn Sina asked for the evacuation of the entire population, but the Shah refused. Here once again shown leadership, sense her as a great teacher and healer great, Ibn Sina decided together with the students to experiment seeking treatment for outbreaks in the community despite the risks facing them is death though. They are busy taking care of many patients almost without ceasing. When it is described, many people are isolating themselves by brick the door or leave the city Ishafan. The final fight scene of the outbreak, the hard work of Ibn Sina finally find an answer, that transmission may be terminated by the outbreak of disease vectors eradicate the rats; wabahpun resolved. Among the victims of the Black Death was a man named Qosim, Zoroastrians who happens treated Rob. Zoroastrian religious philosophy differs from Celestial religions (Judaism, Christianity and Islam) about the resurrection. Qosim intestate on Rob that if he died, he asked his body is placed on top of the tower to be eaten by vultures. Thus the soul is free. A golden opportunity was not wasted Rob, he immediately brought the bodies Qosim and tore it in storage facilities to study the drug in the internal organs in the chest and abdominal cavity. Rob painted organs as illustrations in the atlas of medicine today. When Rob was arrested Mullahs because of theft corpses for research object, Ibn Sina was also dragged into the prison. In dlm bui, teachers and students have discussions about everything that actually exist in the human body cavity. "Tell Rob, do not miss a thing goods" asked Ibn Sina. "Master, the human body mystery beauty at the same time scary thing" Rob said. Knowledge is then delivered it can perform appendektomy surgery (removal of the appendix) gripping the caliph Shah. In that scene, there is the visualization of moving where Rob fantasy, successful surgical removal of the appendix to the mother in case of his mother smiling at her.



















Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: