kemampuan untuk mengkomunikasikan empati melalui perasaan dan pemahaman terhadap orang lain dapat dilakukan secara verbal maupun nonverbal (Cotton, dalam garton & Gringart, 2005). Hoffman (1984) menggambarkan perkembangan empati berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk membedakan antara dirinya dengan orang lain. Hoffman menggambarkan empati dalam empat tahap, yaitu:1. Tahap pertama merupakan tahap pada masa bayi, dimana individu belum dapat membedakan antara orang lain dan dirinya, namun sudah dapat menunjukkan empati dalam bentuk yang belum sempurna, seperti menangis ketika mendengar bayi lain menangis2. Tahap kedua adalah ketika anak mampu membedakan secara fisik antara orang lain dengan dirinya3. Tahap ketiga dimulai pada usia dua atau tiga tahun, dimana anak mulai menyadari bahwa orang lain dapat memiliki perasaan yang berbeda dengan dirinya. Kemampuan ini akan terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kemampuan anak dalam membedakan orang lain dari dirinya. Di pendidikan sekolah dasar, anak sudah mampu mengembangkan kemampuan untuk berempati kepada orang lain yang tidak hadir di dekatnya. Pada tahap ini berempati sudah melibatkan kemampuan memahami perpektif orang lain (perspective taking)4. Tahap keempat anak sudah mampu berempati tidak hanya pada apa yang terjadi saat ini namun juga sudah mampu berempati pada kelompok orang atau masyarakat.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
