Dan pada masa era Reformasi daerah Aceh diberikan autonomi khusus dalam mengatur pemerintahan sendiri, akan tetapi dianya tidak terpisah dari Indonesia dan pendapatan daerah yang diadapati dari pendapatan Negara tetap berbilang kecil, ini sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Prov. Daerah Istimewa Aceh, UU No. 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus. Terlepas dari plus minus nya UU tersebut, yang terpenting mengenai penerapan Syariat Islam adalah membenarkan pembentukan Mahkamah Syar'iyah, baik pada tahap rendah (sagoe) atauapun tahap tinggi (Brunei) yang wewenangnya dapat meliputi seluruh bidang syari'at yang berkaitan dengan kehakiman. Kedudukan kehakiman tersebut sama dengan tiga saudaranya yang lain, iaitu Peradilan Umum, Peradilan Militer dan Peradilan Administarsi Negara, yang pembinaan yudisialnya dilakukan oleh Mahkamah Agung. Bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dan yang terakhir dinyatakan dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
