Proses Pembuatan KeramikPosted on September 26, 2008 by mazgunMembuat  terjemahan - Proses Pembuatan KeramikPosted on September 26, 2008 by mazgunMembuat  Inggris Bagaimana mengatakan

Proses Pembuatan KeramikPosted on S

Proses Pembuatan Keramik
Posted on September 26, 2008 by mazgun

Membuat keramik memerlukan teknik-teknik yang khusus dan unik. Hal ini berkaitan dengan sifat tanah liat yang plastis dimana diperlukan ketrampilan tertentu dalam pengolahan maupun penanganannya. Membuat keramik berbeda dengan membuat kerajinan kayu, logam, maupun yang lainnya. Proses membuat keramik adalah rangkaian proses yang panjang yang didalamnya terdapat tahapan-tahapan kritis. Kritis, karena tahapan ini paling beresiko terhadap kegagalan. Tahapan proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan produk yang baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan di tahapan awal proses akan mengasilkan produk yang kurang baik juga.
Tahap-tahap membuat keramik
Ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk keramik, yaitu:
1. Pengolahan bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 – 100 mesh.

Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun masinal dengan blunger maupun mixer.
Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat filterpress.
Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan keplastisan yang maksimal.
2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak (casting).
Pembetukan tangan langsung
Dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung, ada beberapa metode yang dikenal selama ini: teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), dan teknik lempeng (slabbing).
Pembentukan dengan teknik putar
Pembentukan dengan teknik putar adalah keteknikan yang paling mendasar dan merupakan kekhasan dalam kerajinan keramik. Karena kekhasannya tersebut, sehingga keteknikan ini menjadi semacam icon dalam bidang keramik. Dibandingkan dengan keteknikan yang lain, teknik ini mempunyai tingkat kesulitan yang paling tinggi. Seseorang tidak begitu saja langsung bisa membuat benda keramik begitu mencobanya. Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk melatih jari-jari agar terbentuk ’feeling’ dalam membentuk sebuah benda keramik. Keramik dibentuk diatas sebuah meja dengan kepala putaran yang berputar. Benda yang dapat dibuat dengan keteknikan ini adalah benda-benda yang berbentuk dasar silinder: misalnya piring, mangkok, vas, guci dan lain-lain. Alat utama yang digunakan adalah alat putar (meja putar). Meja putar dapat berupa alat putar manual mapupun alat putar masinal yang digerakkan dengan listrik.
Secara singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah: centering (pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat ketinggian benda), refining the contour (merapikan).
Pembentukan dengan teknik cetak
Dalam keteknikan ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung dengan tangan; tetapi menggunakan bantuan cetakan/mold yang dibuat dari gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan dengan 2 cara: cetak padat dan cetak tuang (slip). Pada teknik cetak padat bahan baku yang digunakan adalah badan tanah liat plastis sedangkan pada teknik cetak tuang bahan yang digunakan berupa badan tanah liat slip/lumpur. Keunggulan dari teknik cetak ini adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama persis. Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan langsung,
3. Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air yang terserap pada permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan mengapa harus dilakukan proses pengeringan secara lambat untuk menghindari retak/cracking terlebih pada tahap 1 (Norton, 1975/1976). Proses yang terlalu cepat akan mengakibatkan keretakkan dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba tanpa diimbangi penataan partikel tanah liat secara sempurna, yang mengakibatkan penyusutan mendadak.
Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan, pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat dilakukan.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982). Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss). Secara umum tahap-tahap pembakaran maupun kondisi api furnace dapat dirinci dalam tabel.
Pembakaran biscuit
Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar pada kisaran suhu 700 – 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda keramik berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.
5. Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Kesemua proses dalam pembuatan keramik akan menentukan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu kecermatan dalam melakukan tahapan demi tahapan sangat diperlukan untuk menghasilkan produk yang memuaskan.
Di bawah ini kami mencantumkan sumber tulisan. Bagi yang berminat belajar tentang proses pembuatan keramik, silakan kunjungi link di bawah ini…
Sumber: http://www.studiokeramik.org
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Inggris) 1: [Salinan]
Disalin!
Proses Pembuatan KeramikPosted on September 26, 2008 by mazgunMembuat keramik memerlukan teknik-teknik yang khusus dan unik. Hal ini berkaitan dengan sifat tanah liat yang plastis dimana diperlukan ketrampilan tertentu dalam pengolahan maupun penanganannya. Membuat keramik berbeda dengan membuat kerajinan kayu, logam, maupun yang lainnya. Proses membuat keramik adalah rangkaian proses yang panjang yang didalamnya terdapat tahapan-tahapan kritis. Kritis, karena tahapan ini paling beresiko terhadap kegagalan. Tahapan proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan produk yang baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan di tahapan awal proses akan mengasilkan produk yang kurang baik juga.Tahap-tahap membuat keramikAda beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk keramik, yaitu:1. Pengolahan bahanThe purpose of the processing of this material is to process raw materials from a variety of materials that are not yet ready to become a ceramic body plastis ready to use. Processing can be done with a dry or wet methods, by means of manual or masinal. In the processing of these materials there are specific processes that must be performed, among others, a reduction in grain size, filtering, mixing, churning (mixing), and reduction of the water content. Grain size reduction can be done with penumbukan or milling with ballmill. The screening is intended to separate the material sizes are not uniform. Grain size usually uses the size of the mesh. Size customarily used is 60 – 100 mesh.Mixing and stirring aims to get a homogenous material mixture/uniform. Stirring can be done by manual or masinal with the blunger or mixer.Reduction of moisture content is performed on the wet process, where the results of the intangible ingredients that mix the mud carried out follow-up process, i.e. thickening to reduce the amount of water contained so that it becomes the body of the plastis ceramics. This process can be done with under-anginkan on the table casts or done with a filterpress.The last stage is pengulian. Pengulian is intended to menghomogenkan the masses of clay body and frees the air bubbles that may be stuck. Ceramic body mass that has been diuli, stored in a sealed container, then diperam so obtained the maximum keplastisan.2. PembentukanTahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak (casting).Pembetukan tangan langsungDalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung, ada beberapa metode yang dikenal selama ini: teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), dan teknik lempeng (slabbing).Pembentukan dengan teknik putarPembentukan dengan teknik putar adalah keteknikan yang paling mendasar dan merupakan kekhasan dalam kerajinan keramik. Karena kekhasannya tersebut, sehingga keteknikan ini menjadi semacam icon dalam bidang keramik. Dibandingkan dengan keteknikan yang lain, teknik ini mempunyai tingkat kesulitan yang paling tinggi. Seseorang tidak begitu saja langsung bisa membuat benda keramik begitu mencobanya. Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk melatih jari-jari agar terbentuk ’feeling’ dalam membentuk sebuah benda keramik. Keramik dibentuk diatas sebuah meja dengan kepala putaran yang berputar. Benda yang dapat dibuat dengan keteknikan ini adalah benda-benda yang berbentuk dasar silinder: misalnya piring, mangkok, vas, guci dan lain-lain. Alat utama yang digunakan adalah alat putar (meja putar). Meja putar dapat berupa alat putar manual mapupun alat putar masinal yang digerakkan dengan listrik.Secara singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah: centering (pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat ketinggian benda), refining the contour (merapikan).Pembentukan dengan teknik cetakDalam keteknikan ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung dengan tangan; tetapi menggunakan bantuan cetakan/mold yang dibuat dari gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan dengan 2 cara: cetak padat dan cetak tuang (slip). Pada teknik cetak padat bahan baku yang digunakan adalah badan tanah liat plastis sedangkan pada teknik cetak tuang bahan yang digunakan berupa badan tanah liat slip/lumpur. Keunggulan dari teknik cetak ini adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama persis. Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan langsung,3. PengeringanSetelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air yang terserap pada permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan mengapa harus dilakukan proses pengeringan secara lambat untuk menghindari retak/cracking terlebih pada tahap 1 (Norton, 1975/1976). Proses yang terlalu cepat akan mengakibatkan keretakkan dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba tanpa diimbangi penataan partikel tanah liat secara sempurna, yang mengakibatkan penyusutan mendadak.Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan, pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat dilakukan.4. PembakaranPembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982). Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss). Secara umum tahap-tahap pembakaran maupun kondisi api furnace dapat dirinci dalam tabel.Pembakaran biscuit
Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar pada kisaran suhu 700 – 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda keramik berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.
5. Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Kesemua proses dalam pembuatan keramik akan menentukan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu kecermatan dalam melakukan tahapan demi tahapan sangat diperlukan untuk menghasilkan produk yang memuaskan.
Di bawah ini kami mencantumkan sumber tulisan. Bagi yang berminat belajar tentang proses pembuatan keramik, silakan kunjungi link di bawah ini…
Sumber: http://www.studiokeramik.org
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Inggris) 2:[Salinan]
Disalin!
Ceramic Production Process
Posted on September 26, 2008 by mazgun Making ceramics require special techniques and unique. This relates to the nature of the plastic clay which required specific skills in processing and handling. Creating different ceramic making wood crafts, metal, and others. The process of making ceramics is a long series of processes in which there are critical stages. Critical, because this stage most at risk of failure. Stages in the process of making ceramics are interrelated with each other. The initial process is done properly, will produce a good product, too. And vice versa, the error in the initial stages of the process would generate a poor product as well. The stages make ceramics There are several stages of the process that must be done to create a ceramic products, namely: 1. Material processing The purpose of processing this material is to process raw materials from a variety of materials that are not ready-made into plastic ceramic body was ready to use. Material processing can be done with a wet or dry method, by means of manual or masinal. In the processing of this material there are certain processes that must be done, among others, the reduction of grain size, filtering, mixing, stirring (mixing), and the reduction of water content. Grain size reduction can be carried out by pulverization or milling with ballmill. Screening is intended to separate the material with a non-uniform size. The grain size typically used mesh size. Size commonly used is 60-100 mesh. The mixing and stirring aims to obtain a homogeneous mixture / uniform. Stirring can be done manually or masinal with blunger or mixer. Reducing the water content is done on wet process, where the results are tangible material mixture slurry process is carried further, the coagulation to reduce the amount of water contained so that a ceramic body plastic. This process can be done with aerated on the table is done by means of a cast or filterpress. The final stage is pengulian. Pengulian intended to homogenize the mass of clay bodies and freeing the air bubbles that may be trapped. Ceramic body mass that has diuli, stored in a sealed container, then cured in order to obtain maximum plasticity. 2. Formation stage is the stage of formation change chunk flexible clay body into objects desired. There are three engineering major in shaping ceramic objects: the establishment of a direct hand (handbuilding), the technique of the play (throwing), and print techniques (casting). Working out a direct hand in making ceramic techniques forming a direct hand, there are some methods that are known so far: the technique massage (pinching), engineering gyre (coiling), and engineering plates (slabbing). The formation of the technique swivel establishment with rotary technique is the most basic engineering and is a peculiarity in ceramic crafts. Because of the peculiar, so engineering is becoming a sort of icon in the field of ceramics. Compared with other engineering, this technique has the highest difficulty level. A person does not just immediately can make ceramic objects so give it a try. Required a long time to train the fingers to form 'feeling' in forming a ceramic objects. Ceramic formed above a round table with a rotating head. Objects that can be created by engineering are objects that form the basis of the cylinder: eg plates, bowls, vases, jars and others. The main tool used is a rotary tool (turntable). The turntable can be either a rotary tool manual mapupun rotary tool masinal powered by electricity. Briefly stages of formation in engineering swivel is: centering (centering), coning (the convergence), forming (formation), rising (make the height of objects), refining the contour (smoothing). The formation of the printing technique In this engineering, ceramic products not directly shaped by hand; but use the help mold / mold made ​​of gypsum. Printing technique can be done in two ways: solid print and print cast (slip). In the printing techniques of solid raw material used is flexible clay body while the printing technique pour the ingredients used in the form of clay body slip / sludge. The advantages of this printing technique is manufactured objects have the same shape and size exactly. Unlike the rotary technique or direct formation, 3. Drying Once finished ceramic object is formed, the next step is drying. The main objective of this stage is to eliminate plastic water bound to the ceramic body. When the ceramic body is dried plastic will occur three important processes: (1) Water on clay antarpartikel layer diffuses to the surface, evaporates, until particles are touching and depreciation cease; (2) Water in the pores disappear without any shrinkage; and (3) water adsorbed on the particle surface is lost. These stages explain why this should be done in a slow drying process to avoid cracking / cracking up on stage 1 (Norton, 1975/1976). A process that is too fast will result in the loss of water due keretakkan suddenly without offset arrangement perfectly clay particles, resulting in a sudden shrinkage. To avoid drying too quickly, at an early stage ceramic objects aerated at room temperature. After not happen shrinkage, drying in direct sunlight or drying machine can be done. 4. Burning Burning is the core of this process of making ceramics which convert mass into a solid mass brittle, hard and strong. Combustion is done in a furnace / high temperature furnace. There are several parameters that influence the outcome of combustion: temperature sintering / mature, the furnace atmosphere and of course the mineral involved (Magetti, 1982). During combustion, ceramic bodies undergo several important reactions, fade out / mineral phases, and lost weight (weight loss). In general, the stages as well as the condition of the fire burning furnaces can be specified in the table. Burning biscuit burning of crackers is a very important step because it is through this burning an object can be referred to as ceramics. Confectionery (bisque) is a term given to the ceramics that have been burnt in the temperature range 700 - 1000oC. Burning the biscuits was enough to make an object to be strong, tough, waterproof. For glazed ceramic objects, burning crackers is an early stage so that the object to be glazed fairly strong and able to absorb glaze optimally. 5. Pengglasiran Pengglasiran the steps done before burning the glaze. Coated biscuit glaze ceramic objects by means of dipped, poured, sprayed, or dikuas. For small objects-are being done by coating glaze dyed and poured; for large objects is done by spraying the coating. Function glaze on ceramic products is to add beauty, to make it watertight, and add certain effects as you wish. All of the processes in the manufacture of ceramics will determine the resulting product. Therefore, the precision in performing stage-by-stage is needed to produce a satisfactory product. Below we list the source text. For those interested in learning about the process of making ceramics, please visit the link below ... Source: http://www.studiokeramik.org






























Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2024 I Love Translation. All reserved.

E-mail: