“nggak apa-apa,jarak teralisnya lebar-lebar kok.kayaknya..kalo agak maksa...aku muat...,” ucap rabel terpatah-patah.Lalu, dengan susah payah, rabel bergerak masuk.beruntung rabel punya badan yang cukup tipis. BRUUKKK!! Dia langung ambruk dilantai.bau anyir yang asing serentak menyergap penciuman theola.“darah?” desisi theola kaget.”kamu...ya ampun! Kamu luka ya?bel?” seru theola cemas. “uuhh” rabel Cuma mengeluh.Tok!tok!tok!Theola dan rabel sama-sama terlonjak kaget kali ini, ketukan itu terdengar dari pintu kamar theola.“theola..” terdengar suara mama menyapa dari luar.“ga..gawat!! bisik theola.”mama aku..! kamu..kamu ngumpet dulu,bel! Cepet ! suruh theola gugup.Rabel memandang berkeliling, kemudian mulai bergerak. Namun langkahnya mendadak terhenti.“tisu!mana tisu,”pinta rabel.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
