Dalam proses pemerolehan fonologi, mula-mula anak-anak memperhatikan lingkungannya, mengamati persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan yang penting baginya dalam lingkungan itu. Dalam hal ini anak-anak sangat peka terhadap sifat-sifat suara manusia tertentu yang didengarnya berulang-ulang. Dalam konteks yang sama seperti pola-pola tekanan, irama, ritme dan fitur-fitur lain yang berhubungan dengan keadaan yang berulang-ulang. Pada suatu saat anak-anak itu mulai menyadari bahwa ucapan-ucapan yang didengarnya ada hubungannya dengan benda-benda dan pweristiwa-peristiwa dalam lingkungannya. Pada tahap permulaan ini, anka-anak hanya menerima dan mengamati bunyi-bunyi yang mempunyai arti baginya. Lalu dari bunyi bunyi tersebut membentuk pola bunyi tertentu tanpa morfologi dan sintaksis. Jadi, menurut Waterson pemerolehan bahasa oleh anak-anak dimulai dari pemerolehan semantik dan fonologi, kemudian baru ada pemerolehan sintaksis. (Abdul Chaer. Psikolinguistik kajian teoritik. Rineka cipta,2003 hal 211p)