Artinya bahasa tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun secara acak, dengan kata lain, bahasa itu bukan merupakan suatu sistem yang tunggal, tetapi dari subsistem, seperti fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Sedangkan arbitrer (“mana suka”) di sini artinya tidak ada hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud lambang tersebut.