Kepada yang terkasihAyah dan Bunda

 Kepada yang terkasih

Ayah dan Bunda

 Huruf-huruf ini sengaja Adinda rangkai untuk mengungkap betapa rindunya berada ratusan kilometer dari pangkuan Ayah dan Bunda. Semoga Allah senantiasa mencurahkan lautan kasih sayang dan lindungan-Nya kepada dua malaikat yang Dia turunkan untuk menjagaku.

 Ayah, Bunda, surat ini Adinda susun dalam linangan air mata. Mengingat setiap perjuangan yang Ayah dan Bunda lakukan hingga Adinda sampai pada titik ini.

 Ayah, ingatkah pada seorang gadis kecil yang Ayah hadiahkan sepasang sepatu tapi kemudian menghilangkan sebelah sepatunya? Adinda ingat, gadis kecil tersebut tertidur selama perjalanan pulang dan tanpa sadar sebelah sepatunya terlepas dan hilang. Ayah yang khawatir gadis tersebut akan menangis apabila terbangun dan menyadari bahwa sebelah sepatunya hilang, kemudian segera keluar rumah untuk mencari sebelah sepatu yang hilang tersebut. Ayah tak gentar membelah gelapnya malam supaya gadis kecilnya tidak menangis.

 Bunda, masih jelas dalam ingatan Adinda ketika Bunda menangis dalam diam di sisi seorang gadis kecil yang telapak kakinya sobek oleh pecahan gelas kaca yang tak sengaja ia jatuhkan. Gadis kecil itu tertidur di pangkuan Bunda karena kelelahan menangis menahan sakit yang dirasakannya. Adinda tahu hati Bunda pasti ikut tersayat mendengar tangisan gadis kecil itu. Namun Bunda tetap menampilkan senyum terbaik Bunda untuk menguatkan gadis kecil itu. Hingga gadis kecil itu tertidur, barulah tangis Bunda pecah. Adinda ingat, Bunda merintih disela tangisan dan berharap Bundalah yang terkena pecahan gelas kaca, bukan gadis kecil itu.

 Ayah, Bunda… Gadis kecil itu kini sudah hampir menginjak usia 22 tahun. Adinda sadar bahwa belum banyak yang sudah Adinda lakukan untuk membahagiakan dan membanggakan Ayah dan Bunda. Bahkan Adinda justru selalu membebani Ayah untuk membiayai seluruh keperluan, serta memaksa Bunda untuk selalu menuruti semua keinginan Adinda.

 Ayah…

Ayah adalah benteng terkokoh yang selalu melindungi Adinda dari kejamnya kehidupan dunia. Ayah yang selalu mengajarkan Adinda untuk berdiri di atas kaki sendiri dan tidak menggantungkan hidup pada orang lain. Ayahlah yang selalu mengajarkan Adinda untuk keluar dari zona nyaman dan berani mengambil resiko demi menorehkan pengalaman baru dalam hidup. Dan Ayah pula yang selalu memotivasi ketika Adinda mulai lupa dengan tujuan hidup yang ingin diraih dan jengah dengan setiap ujian yang hadir bertubi-tubi.

 Bunda adalah selimut terhangat ditengah badai salju kehidupan. Bunda adalah sapu tangan yang mampu menyerap seluruh keluh kesah dan kesedihan. Bunda adalah pelukan hangat ketika dunia ini sedang tak bersahabat. Bundalah yang selalu mendukung kala seluruh dunia berlomba ingin menjatuhkan Adinda.

 Dari Ayah dan Bundalah Adinda belajar untuk menaklukkan dunia serta bersahabat dengan penderitaan. Berkat Ayah dan Bunda, Adinda kini tumbuh menjadi gadis yang kuat dan cerdas menghadapi dinamika ujian kehidupan.

 500 kata tak akan cukup untuk mengenang semua perjuangan yang Ayah dan Bunda lakukan bagi Adinda. Butuh lebih dari 500 kata untuk sekedar mengucapkan terima kasih atas setiap pelajaran yang Ayah dan Bunda berikan. Bahkan mempersembahkan lebih dari seumur hidup Adinda untuk mengabdipun belum mampu membalas setiap kasih sayang, cinta dan pengorbanan yang telah Ayah dan Bunda berikan.

 Terima kasih Ayah. Terima kasih Bunda.

 Gadis kecil Ayah dan Bunda

Hasil (Inggris) 1:

To the belovedFather and Mother These letters are deliberately sent the planes to uncover just how rindunya are hundreds of kilometers from the bosom of the father and the mother. May God continue pouring oceans of love and his grace to the two angels that He sent down to menjagaku. Father, mother, younger brother of the letter is collated in the linangan tears. Given the struggle that every father and Mother do to younger brother until at this point. Remember, the father of a little girl whose Father had a pair of shoes but then remove the loafer? 2 remember, the little girl fell asleep during the journey home and unwittingly the shoes apart and lost. The father who worried the girl would cry when woke up and realized that the shoes are gone, then immediately exit the House to search for the missing are of shoes. The father was not daunted his night that splitting his little girl don't cry. The mother, are still evident in the memories of the younger when the mother cries in silence at the side of a little girl whose feet were torn by the sole shard of glass he accidentally drop it. The little girl asleep in the lap of the mother because the exhaustion he felt pain stifled tears. Know the heart of the mother of the younger brother would join the cut throat heard the cries of the little girl. But the mother still showing a smile the best Mother to strengthen that little girl. Until the little girl asleep, then crying the mother breaks out. 2 remember, weeping and moaning Mother interrupted hope Bundalah affected by broken glass, not a little girl. Father, Mother Of The ... The little girl is now already almost stepped on the age of 22. The younger brother was aware that not many younger brother already do for happiness and pride of his father and Mother. Even the younger thus always Father to finance an entire burdensome requirement, as well as forcing the mother to always obey all desire the younger brother. The Father ...Dad was always terkokoh fortress protecting the younger brother from the cruel world. The father always taught younger brother to stand on its own feet and not rely on others. Ayahlah who always taught younger brother to get out of my comfort zone and dared to take risks for the sake of applying new experiences in life. And dads are always motivated when the younger brother began to forget the purpose of life who want to attain and jengah with every test comes against the run. The mother is the warmest blankets in the middle of a Blizzard of life. Mother's handkerchief which is capable of absorbing the entire lamented over their fate and grief. The mother is a big hug when the world was not friendly. Bundalah who have always supported world-wide race when want to drop the younger brother. From his father and younger brother Bundalah learning to conquer the world and befriended the suffering. Thanks to his father and Mother, the younger brother has now grown into a strong and intelligent girl facing the test of life dynamics. 500 words will not be enough to reminisce about all the struggles that father and Mother did for the younger brother. It took more than 500 words to just say thank you for each lesson that his father and Mother provided. Even offered more than a lifetime for the younger mengabdipun haven't been able to reply to any affection, love and the sacrifice of the Mother and father have been given. Thank you father. Thank you Mother. The little girl's father and Mother