Keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya tidak hanya ditentukan oleh melimpah ruahnya sumber daya alam, tetapi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bahakan ada yang
mengatakan bahwa “ Bangsa yang besar dapat dilihat dari
kualitas/karakter bangsa (manusia) itu sendiri.”
Pembangunan bangsa dan pembangunan karakter (nation and character building) merupakan dua hal utama yang perlu dilakukan bangsa Indonesia agar dapat mempertahankan eksistensinya. Keduanya seolah-olah merupakan dua sisi dari mata uang yang sama. Pembangunan bangsa harus berbarengan dengan pembangunan karakter demikian pula sebaliknya. Hal ini pula yang tersirat dalam syair lagu kebangsaan kita
“Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia Raya.” Membangun jiwa adalah
membangun karakter manusia dan bangsa. Inti karakter adalah kebajikan (goodness) dalam arti berpikir baik (thinking good), berperasaan baik (feeling good), dan berperilaku baik (behaving good). Dengan demikian karakter itu akan tampak pada satunya pikiran perasaan, dan perbuatan yang baik dari manusia-manusia Indonesia atau dengan kata lain dari bangsa Indonesia. 2
Seiring dengan kemajuan bangsa Indonesia menuju negara berkebangsaan modern semakin tampak perlunya pendidikan karakter sebagai suatu tema utama dalam pembangunan pendidikan nasional. Agar tidak mengulangi sejumlah kegagalan pada masa lalu, pendidikan karakter perlu direncanakan, diimplementasikan (diterapkan), dan dievaluasi secara sistematik. Komitmen nasional tentang perlunya pendidikan karakter, secara imperatif tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam
Pasal 3 UU tersebut dinyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi menge
mbangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.” Jika dicermati 5 (lima) dari 8 (delapan) potensi
peserta didik yang ingin dikembangkan terkait erat dengan karakter. 3
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kami
نجاح البلاد في الحصول على الهدف لا يتحدد فقط بوفرة الموارد الطبيعية رواهنيا، ولكن يتحدد إلى حد كبير بنوعية مواردها البشرية. وهناك باهاكان قائلا أن "الأمة العظيمة يمكن أن ينظر إليها من جودة/الأمة (الإنسان) الحرف نفسه. " بناء الأمة وتنمية الحرف (الأمة وبناء الشخصية) هما شيئان الرئيسية التي تحتاج إلى القيام به إندونيسيا الأمة من أجل الحفاظ على وجودها. وكلاهما ظاهرياً هما وجهان لنفس العملة. بناء الأمة يجب أن تكون متزامنة مع التطور من الأحرف، والعكس بالعكس. هو يعني أيضا في أية نشيدنا الوطني "تنشأ، وتنشأ داخل جسدها إلى إندونيسيا". يتم بناء الروح بناء شخصية الإنسان والأمة. أن الطابع الأساسي هو الفضيلة (الخير) في الشعور بالتفكير (التفكير جيدا)، حسن الشعور (شعور جيد)، وكذلك تصرف (يتصرف جيدة). وهكذا العقل الأحرف التي ستظهر عليها أفعال الشعور، وحسن من رجل-رجل إندونيسيا، أو بعبارة أخرى من الأمة من إندونيسيا. 2 Seiring dengan kemajuan bangsa Indonesia menuju negara berkebangsaan modern semakin tampak perlunya pendidikan karakter sebagai suatu tema utama dalam pembangunan pendidikan nasional. Agar tidak mengulangi sejumlah kegagalan pada masa lalu, pendidikan karakter perlu direncanakan, diimplementasikan (diterapkan), dan dievaluasi secara sistematik. Komitmen nasional tentang perlunya pendidikan karakter, secara imperatif tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 UU tersebut dinyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Jika dicermati 5 (lima) dari 8 (delapan) potensi peserta didik yang ingin dikembangkan terkait erat dengan karakter. 3 تستند وظيفة والغرض من التربية الوطنية، فمن الواضح أن التعليم على كل المستويات، ويجب أن تعقد بصورة منتظمة بغية تحقيق هذا الهدف. أنها تتصل تشكيل الحرف حيث أن المتعلمين قادرين على المنافسة، والآداب الأخلاقية، والأخلاقية، ومهذب، والتفاعل مع المجتمع. هو الحرف المرتبطة قيم سلوك البشري مع الله وأنفسنا، وإخواننا من البشر والبيئة، والجنسية التي تتجسد في العقول والمواقف والمشاعر، الكلمات، والأفعال استناداً إلى القواعد الدينية والقوانين، والأخلاق، والثقافة والجمارك. تعليم الحرف هو نظام زراعة قيم الأحرف للمواطنين في المدرسة التي تتضمن مكون المعرفة والوعي أو استعداد، والإجراءات تطبيق تلك القيم، سواء ضد "الله سبحانه وتعالى" (عز وجل)، ونفسك، والآخرين، البيئة، فضلا عن الجنسية بحيث يجري البشر ونحن
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..