Filariasis merupakan suatu penyakit endemis di Indonesia. Kabupaten Bandung merupakan salah satu daerah endemis filariasis. Pada tahun 2011 didapat 36 kasus kronis filariasis. Hal ini sangat dimungkinkan oleh berbagai faktor lingkungan yang banyak terdapat rawa, sungai dan kolam dan digenangi air serta ditumbuhi oleh tanaman air. Faktor lain selain dari faktor lingkungan adalah faktor perilaku masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian Filariasis Kabupaten Bandung. Penelitian dilakukan terhadap 72 orang responden dengan 36 responden pada sampel kasus dan 36 responden pada sampel kontrol pada bulan Juni 2014 dengan menggunakan metode penelitian kasus kontrol. Pengambilan data dilakukan melalui observasi dan wawancara. Analisis univariant dilakukan secara distribusi frekuensi dan bivariat dengan menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian bivariant yang didapatkan hubungan yang signifikan antara faktor lingkungan fisik dengan dengan kejadian Filariasis dengan p-value 0,004 dan OR 4,9 (95% CI = 1,753-13,695), terdapat hubungan signifikan antara faktor pengetahuan dengan kejadian Filariasis dengan p-value 0,003 dan OR 8,7 (95% CI = 2,093-35,891), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor sikap dengan kejadian Filariasis dengan p-value 0,236 dan OR 1,977 (95% CI = 0,770-5,081), dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara factor tindakan dengan kejadian Filariasis dengan p-value 0,477 dan OR 1,571 (95% CI = 0,616-4,006). Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa faktor lingkungan fisik dan pengetahuan berhubungan dengan kejadian filariasis di Kabupaten Bandung.
Filariasis is a disease endemic in Indonesia. Bandung Regency is one of the endemic area of filariasis. In 2011 the chronic filariasis cases gained 36. This is made possible by a variety of environmental factors that many there are swamps, streams and ponds and flooded and overgrown by aquatic plants. Other factors other than environmental factors are behavioral factors of society. This research aims to know the factors – factors that are associated with the incidence of Filariasis Bandung Regency. Research done on 72 respondents with 36 respondents on a sample case and 36 respondents in the control samples in June 2014 using the case study method of the control. Data retrieval is done through observation and interview. Analysis of univariant frequency distribution is carried out using the bivariat and Chi-Square. Bivariant research results obtained a significant relationship between physical environmental factors with the incidence of Filariasis with p-value and OR 0,004 4.9 (95% CI = 1,753-13,695), There is a significant relationship between the incidence of Filariasis knowledge with factor with p-value of 0.003 and OR 8.7 (95% CI = 2,093-35,891), there was no significant relationship between the incidence of Filariasis attitude factor with p-value 0,236 and OR 1,977 (95% CI = 0,770-5,081), and there was no significant relationship between the incidence of Filariasis action factor with p-value of 0,477 and OR 1,571 (95% CI = 0,616-4,006). Based on the results of the analysis of the obtained conclusions that physical environmental factors and knowledge associated with the incidence of filariasis in Bandung Regency.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..