SANGKURIANG Awalnya diceritakan di kahyangan ada sepasang dewa dan dew terjemahan - SANGKURIANG Awalnya diceritakan di kahyangan ada sepasang dewa dan dew Prancis Bagaimana mengatakan

SANGKURIANG Awalnya diceritakan di

SANGKURIANG

Awalnya diceritakan di kahyangan ada sepasang dewa dan dewi yang berbuat kesalahan, maka oleh Sang Hyang Tunggal mereka dikutuk turun ke bumi dalam wujud hewan. Sang dewi berubah menjadi babi hutan (celeng) bernama celeng Wayung Hyang, sedangkan sang dewa berubah menjadi anjing bernama si Tumang. Mereka harus turun ke bumi menjalankan hukuman dan bertapa mohon pengampunan agar dapat kembali ke wujudnya menjadi dewa-dewi kembali.
Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara tengah pergi berburu. Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring (keladi hutan), dalam versi lain disebutkan air kemih sang raja tertampung dalam batok kelapa. Seekor babi hutan betina bernama Celeng Wayung Hyang yang tengah bertapa sedang kehausan, ia kemudian tanpa sengaja meminum air seni sang raja tadi. Wayung Hyang secara ajaib hamil dan melahirkan seorang bayi yang cantik, karena pada dasarnya ia adalah seorang dewi. Bayi cantik itu ditemukan di tengah hutan oleh sang raja yang tidak menyadari bahwa ia adalah putrinya. Bayi perempuan itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati. Dayang Sumbi tumbuh menjadi gadis yang amat cantik jelita. Banyak para raja dan pangeran yang ingin meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima.
Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas permintaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si Tumang. Ketika sedang asyik menenun kain, torompong (torak) yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah bale-bale. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya, jika perempuan akan dijadikan saudarinya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Akibat perkataannya itu Dayang Sumbi harus memegang teguh persumpahan dan janjinya, maka ia pun harus menikahi si Tumang. Karena malu, kerajaan mengasingkan Dayang Sumbi ke hutan untuk hidup hanya ditemani si Tumang. Pada malam bulan purnama, si Tumang dapat kembali ke wujud aslinya sebagai dewa yang tampan, Dayang Sumbi mengira ia bermimpi bercumbu dengan dewa yang tampan yang sesungguhnya adalah wujud asli si Tumang. Maka Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Sangkuriang tumbuh menjadi anak yang kuat dan tampan.
Suatu ketika Dayang Sumbi tengah mengidamkan makan hati menjangan, maka ia memerintahkan Sangkuriang ditemani si Tumang untuk berburu ke hutan. Setelah sekian lama Sangkuriang berburu, tetapi tidak nampak hewan buruan seekorpun. Hingga akhirnya Sangkuriang melihat seekor babi hutan yang gemuk melarikan diri. Sangkuriang menyuruh si Tumang untuk mengejar babi hutan yang ternyata adalah Celeng Wayung Hyang. Karena si Tumang mengenali Celeng Wayung Hyang adalah nenek dari Sangkuriang sendiri maka si Tumang tidak menurut. Karena kesal Sangkuriang menakut-nakuti si Tumang dengan panah, akan tetapi secara tak sengaja anak panah terlepas dan si Tumang terbunuh tertusuk anak panah. Sangkuriang bingung, lalu karena tak dapat hewan buruan maka Sangkuriang pun menyembelih tubuh si Tumang dan mengambil hatinya. Hati si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, suaminya sendiri, maka kemarahannya pun memuncak serta-merta kepala Sangkuriang dipukul dengan sendok yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga terluka.
Sangkuriang ketakutan dan lari meninggalkan rumah. Dayang Sumbi yang menyesali perbuatannya telah mengusir anaknya, mencari dan memanggil-manggil Sangkuriang ke hutan memohonnya untuk segera pulang, akan tetapi Sangkuriang telah pergi. Dayang Sumbi sangat sedih dan memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar kelak dipertemukan kembali dengan anaknya. Untuk itu Dayang Sumbi menjalankan tapa dan laku hanya memakan tumbuh-tumbuhan dan sayuran mentah (lalapan). Sangkuriang sendiri pergi mengembara mengelilingi dunia. Sangkuriang pergi berguru kepada banyak pertapa sakti, sehingga Sangkuriang kini bukan bocah lagi, tetapi telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang kuat, sakti, dan gagah perkasa. Setelah sekian lama berjalan ke arah timur akhirnya sampailah di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi, ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenali bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi - ibunya. Karena Dayang Sumbi melakukan tapa dan laku hanya memakan tanaman mentah, maka Dayang Sumbi menjadi tetap cantik dan awet muda. Dayang Sumbi pun mulanya tidak menyadari bahwa sang ksatria tampan itu adalah putranya sendiri. Lalu kedua insan itu berkasih mesra. Saat Sangkuriang tengah bersandar mesra dan Dayang Sumbi menyisir rambut Sangkuriang, tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah putranya, dengan tanda luka di kepalanya, bekas pukulan sendok Dayang Sumbi. Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi sekuat tenaga berusaha untuk menolak. Maka ia pun bersiasat untuk menentukan syarat pinangan yang tak mungkin dipenuhi Sangkuriang. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.
Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur, tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung Bukit Tanggul. Rantingnya ditumpukkan di sebelah barat dan menjadi Gunung Burangrang. Dengan bantuan para guriang (makhluk halus), bendungan pun hampir selesai dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar niat Sangkuriang tidak terlaksana. Dayang Sumbi menebarkan helai kain boeh rarang (kain putih hasil tenunannya), maka kain putih itu bercahaya bagai fajar yang merekah di ufuk timur. Para guriang makhluk halus anak buah Sangkuriang ketakutan karena mengira hari mulai pagi, maka merekapun lari menghilang bersembunyi di dalam tanah. Karena gagal memenuhi syarat Dayang Sumbi, Sangkuriang menjadi gusar dan mengamuk. Di puncak kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang lari menghindari kejaran anaknya yang telah kehilangan akal sehatnya itu. Dayang Sumbi hampir tertangkap oleh Sangkuriang di Gunung Putri dan ia pun memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar menyelamatkannya, maka Dayang Sumbi pun berubah menjadi setangkai bunga jaksi. Adapun Sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung berung akhirnya menghilang ke alam gaib




Legenda Sangkuriang sesuai dengan fakta geologi terciptanya Danau Bandung dan Gunung Tangkuban Parahu.
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Prancis) 1: [Salinan]
Disalin!
SANGKURIANGInitialement la récité en ciel il est une paire de dieux et de déesses qui font des erreurs, puis de Sang Hyang Tunggal ils condamnaient à terre sous la forme d'animaux. La déesse se transforme en un sanglier (sanglier) nommé sanglier Wayung Hyang, tandis que les dieux transformé en un chien nommé si Tumang. Ils doivent descendre sur terre, exécution de peine et pénitence pour implorer le pardon peut revenir à sa forme en dieux nouveau.Dit que le roi se formait le milieu Perbangkara est allé de chasse. Au milieu de la forêt du roi les jets d'urine mis en cache dans les feuilles de soins (keladi forêt), dans une autre version de l'eau urinaire mentionné le roi logé dans des coquilles de noix de coco. Un sanglier Sanglier femelle nommé Wayung qui a vécu comme un ermite est Hyang soif, il a accidentellement bu l'urine du roi avait dit. Wayung Hyang miraculeusement est tombée enceinte et a donné naissance à un beau bébé, parce que fondamentalement, elle est une déesse. Beau bébé a été trouvé dans le milieu de la forêt par le roi qui ne savais pas qu'elle est sa fille. Petite fille a été présentée au Palais par son père et nommée Dayang Sumbi aka Rarasati. Dayang Sumbi grandit dans une très belle fille gracieuse. Beaucoup de rois et de Princes qui veulent demander sa main, mais personne ne l'a reçu.Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas permintaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si Tumang. Ketika sedang asyik menenun kain, torompong (torak) yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah bale-bale. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya, jika perempuan akan dijadikan saudarinya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Akibat perkataannya itu Dayang Sumbi harus memegang teguh persumpahan dan janjinya, maka ia pun harus menikahi si Tumang. Karena malu, kerajaan mengasingkan Dayang Sumbi ke hutan untuk hidup hanya ditemani si Tumang. Pada malam bulan purnama, si Tumang dapat kembali ke wujud aslinya sebagai dewa yang tampan, Dayang Sumbi mengira ia bermimpi bercumbu dengan dewa yang tampan yang sesungguhnya adalah wujud asli si Tumang. Maka Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Sangkuriang tumbuh menjadi anak yang kuat dan tampan.Suatu ketika Dayang Sumbi tengah mengidamkan makan hati menjangan, maka ia memerintahkan Sangkuriang ditemani si Tumang untuk berburu ke hutan. Setelah sekian lama Sangkuriang berburu, tetapi tidak nampak hewan buruan seekorpun. Hingga akhirnya Sangkuriang melihat seekor babi hutan yang gemuk melarikan diri. Sangkuriang menyuruh si Tumang untuk mengejar babi hutan yang ternyata adalah Celeng Wayung Hyang. Karena si Tumang mengenali Celeng Wayung Hyang adalah nenek dari Sangkuriang sendiri maka si Tumang tidak menurut. Karena kesal Sangkuriang menakut-nakuti si Tumang dengan panah, akan tetapi secara tak sengaja anak panah terlepas dan si Tumang terbunuh tertusuk anak panah. Sangkuriang bingung, lalu karena tak dapat hewan buruan maka Sangkuriang pun menyembelih tubuh si Tumang dan mengambil hatinya. Hati si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, suaminya sendiri, maka kemarahannya pun memuncak serta-merta kepala Sangkuriang dipukul dengan sendok yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga terluka.Sangkuriang ketakutan dan lari meninggalkan rumah. Dayang Sumbi yang menyesali perbuatannya telah mengusir anaknya, mencari dan memanggil-manggil Sangkuriang ke hutan memohonnya untuk segera pulang, akan tetapi Sangkuriang telah pergi. Dayang Sumbi sangat sedih dan memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar kelak dipertemukan kembali dengan anaknya. Untuk itu Dayang Sumbi menjalankan tapa dan laku hanya memakan tumbuh-tumbuhan dan sayuran mentah (lalapan). Sangkuriang sendiri pergi mengembara mengelilingi dunia. Sangkuriang pergi berguru kepada banyak pertapa sakti, sehingga Sangkuriang kini bukan bocah lagi, tetapi telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang kuat, sakti, dan gagah perkasa. Setelah sekian lama berjalan ke arah timur akhirnya sampailah di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi, ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenali bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi - ibunya. Karena Dayang Sumbi melakukan tapa dan laku hanya memakan tanaman mentah, maka Dayang Sumbi menjadi tetap cantik dan awet muda. Dayang Sumbi pun mulanya tidak menyadari bahwa sang ksatria tampan itu adalah putranya sendiri. Lalu kedua insan itu berkasih mesra. Saat Sangkuriang tengah bersandar mesra dan Dayang Sumbi menyisir rambut Sangkuriang, tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah putranya, dengan tanda luka di kepalanya, bekas pukulan sendok Dayang Sumbi. Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi sekuat tenaga berusaha untuk menolak. Maka ia pun bersiasat untuk menentukan syarat pinangan yang tak mungkin dipenuhi Sangkuriang. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.Le bateau a été fait d'un arbre qui pousse dans l'est, arbre souches/arbres, il se transforme en une digue de la crête de montagne. La ditumpukkan spirituelle vers l'Ouest et devient le Mont Burangrang. Avec l'aide de la "guriangs" (esprits), le barrage se faisait presque terminé. Mais Dayang Sumbi a fait appel au Sang Hyang Tunggal à l'intention des Sangkuriang ne s'est pas concrétisé. Dayang Sumbi cast brins de tissu peuvent convertir Roni (résultats tenunannya blanc de chiffons), puis le tissu blanc était resplendissant comme une rupture de l'aube à l'horizon oriental. Les « guriangs » kid Sangkuriang eaux-de-vie de fruits de la peur parce qu'il pense que la journée commence le matin, ils courent disparus se cacher dans le sol. Pour avoir échoué à se qualifier, Sangkuriang Dayang Sumbi devenir foule bouleversée et en colère. Au plus fort de sa rage, le barrage dans le dijebolnya, Tikoro Sanghyang bouchon bassin du fleuve Citarum a il jeté vers l'est et transformé en Mt. Manglayang. L'air de Bandung Talaga regress dans dos. Le bateau, qui se fait avec le ditendangnya du mal vers le Nord et transformé en une montagne de Tangkuban Perahu.Sangkuriang poursuit l'exode Dayang Sumbi éviter la poursuite de son fils, qui avait perdu son sens de celui-ci. Dayang Sumbi tombait presque sous le Sangkuriang sur la fille de la montagne et il a fait appel au Sang Hyang Tunggal afin de le sauver, puis transformé en un Dayang Sumbi bouquet floral jaksi. En ce qui concerne les Sangkuriang après être arrivé à un endroit appelé berung avec la pointe enfin disparu dans le surnaturelLa légende de Sangkuriang conformément à la création de fait géologique du lac Bandung et Mont Tangkuban Parahu.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Prancis) 2:[Salinan]
Disalin!
Sangkuriang décrit l'origine dans le ciel il ya une paire de dieux et déesses qui ont fait une erreur, puis par Sang Hyang Tunggal les condamnait les pieds sur terre sous la forme d'animaux. La déesse se est transformé en un cochon (sanglier) nommée sanglier Wayung Hyang, tandis que le dieu se est transformé en un chien nommé l'Tumang. Ils doivent descendre à terre pour exécuter la peine et emprisonné pour le pardon afin de revenir à sa forme devenaient des dieux dos. Told que le roi Sungging milieu Perbangkara aller à la chasse. Au milieu du roi de la jungle jeté l'urine déposées dans les soins feuilles (forêt de taro), dans d'autres versions du roi mentionné urine déposé dans une coquille de noix de coco. Un porc femelle nommée sanglier Wayung Hyang qui ont été emprisonnés avaient soif, il a ensuite accidentellement bu l'urine devant le roi. Wayung Hyang miraculeusement enceinte et a donné naissance à un beau bébé, parce que fondamentalement ce est une déesse. Beau bébé a été retrouvé dans les bois par un roi qui ne se rend pas compte qu'elle est sa fille. La petite fille a été prise au palais par son père et nommé alias Dayang Sumbi Rarasati. Dayang Sumbi a grandi dans une très belle fille belle. Beaucoup de rois et des princes qui voulaient demander sa main, mais personne n'a été reçu. Enfin le roi en guerre entre eux. Dayang Sumbi était à sa propre demande en exil dans la colline accompagné d'un chien mâle qui Tumang. Quand on a le tissage occupé, torompong (piston) qui a été utilisé pour tisser la toile est tombé sous la balle-balle. Dayang Sumbi sentir paresseux, voeux éjecté sans une seconde pensée avant, il a promis ne importe ramasser piston qui est tombé lorsque le sexe masculin, deviendra son mari, si elle sera une sœur. Tumang obtenir le piston et donné à Dayang Sumbi. À la suite de son message Dayang Persumpahan Sumbi doit tenir ferme et sa promesse, alors il doit épouser la Tumang. Embarrassé, Dayang Sumbi royal exilé dans la forêt pour vivre que accompagnait le Tumang. Dans la nuit de la pleine lune, le Tumang peut revenir à sa forme originale comme un dieu beau, Dayang Sumbi pensait qu'elle rêvait de flirter avec un dieu beau est la vraie forme originale de la Tumang. Dayang Sumbi puis finalement donné naissance à un petit garçon nommé Sangkuriang. Sangkuriang enfant à grandir dans un fort et beau. Une fois Dayang Sumbi coeurs moyennes désirent, manger cerfs, il ordonna donc Sangkuriang accompagné le Tumang dans la forêt pour chasser. Après une longue chasse Sangkuriang, mais ne semblent pas seekorpun animaux de jeu. Jusqu'à ce que finalement Sangkuriang voir une graisse de porcs sauvages de se échapper. Sangkuriang dit l'Tumang pour chasser le sanglier qui était le sanglier Wayung Hyang. Parce que le sanglier Tumang reconnaître Wayung Hyang est la grand-mère de se Sangkuriang alors le Tumang pense pas. Agacé Sangkuriang effrayer les Tumang avec des flèches, mais par inadvertance flèches à part et l'Tumang tué flèches percées. Sangkuriang confus, et parce qu'ils ne peuvent pas chasser les animaux ont été abattus corps Sangkuriang l'Tumang et prendre le coeur. Foie l'Tumang par Sangkuriang donné à Dayang Sumbi, puis cuit et mangé. Après Dayang Sumbi sait qu'il mange est le cœur Tumang, son mari, puis sa colère montait et la tête immédiatement Sangkuriang frappé avec une cuillère en noix de coco afin mal. Sangkuriang effrayé et se enfuit de la maison. Dayang Sumbi qui ont regretté ses actions lui avaient expulsé, la recherche et l'appel dans les bois Sangkuriang supplie de rentrer à la maison, mais Sangkuriang disparu. Dayang Sumbi très triste et prié Sang Hyang Tunggal plus tard réunie avec son fils. Pour que Dayang Sumbi exécuté tapa et vendu seulement manger des plantes et des légumes crus (légumes). Sangkuriang seul aller errer dans le monde entier. Sangkuriang aller se asseoir sur un lot de puissants ermites, de sorte Sangkuriang désormais plus un garçon, mais est devenu un jeune homme qui est fort, puissant, et puissant. Après une longue marche à l'est enfin arrivé à l'ouest encore et sans le savoir, est arrivé en place Dayang Sumbi, sa mère était. Sangkuriang pas reconnu que la découverte de la belle princesse est Dayang Sumbi - sa mère. Parce que Dayang Sumbi fait pénitence et vendu seulement manger végétale brute, puis Dayang Sumbi être toujours belle et intemporelle. Dayang Sumbi était initialement pas au courant du beau chevalier il était son propre fils. Puis, deux êtres qui tendresse filiale. Lorsque Sangkuriang penchant tendresse et Dayang Sumbi Sangkuriang peigner les cheveux, accidentellement Dayang Sumbi savoir que Sangkuriang est son fils, avec un signe de sa blessure à la tête, grave blessure Dayang Sumbi cuillère. Cependant Sangkuriang encore obligé de l'épouser. Dayang Sumbi en quatre essayant de résister. Alors qu'il manœuvrait pour déterminer les exigences relatives aux propositions qui ne peuvent pas être remplies Sangkuriang. Dayang Sumbi demander que Sangkuriang faire des bateaux et le lac (lac) pendant la nuit avec Citarum barrage de la rivière. Sangkuriang permettre. Donc, ils en font un bateau d'un arbre qui pousse dans l'est, la souche / arbre principale transformé en un remblai de la colline de montagne. Branches empilés sur l'ouest et sont devenus Mont Burangrang. Avec l'aide de guriang (spiritueux), le barrage était presque terminée. Mais Dayang Sumbi appel à Sang Hyang Tunggal que Sangkuriang intention n'a jamais été réalisé. Dayang Sumbi propagation chiffons Boeh Rarang (blanc de résultats de tissage), alors le tissu blanc brillait comme l'aube a éclaté à l'horizon oriental. Les spiritueux guriang Sangkuriang hommes craignent parce qu'il pensait que la journée a commencé le matin, puis ils courent disparu dans la clandestinité dans le sol. Ayant échoué à se qualifier Dayang Sumbi, Sangkuriang se est fâché et saccage. Au sommet de la colère, le barrage est situé dans Trance Tikoro dijebolnya, bouchon jeté bassin Citarum à l'est et transformé en Mont Manglayang. Eau Talaga Bandung est devenu recul arrière. Bateaux sont faites minutieusement coups de pied au nord et transformé en Tangkuban Perahu. Sangkuriang poursuivre Dayang Sumbi qui courent pour échapper l'enfant qui a perdu son esprit il. Dayang Sumbi presque rattrapé par Sangkuriang à Gunung Putri, et il a fait appel à Sang Hyang Tunggal afin de la sauver, alors Dayang Sumbi transformé en un Jaksi de fleurs. Le Sangkuriang après son arrivée à un endroit appelé Edge Berung disparaître enfin dans le surnaturel Légende Sangkuriang selon à la création des faits géologiques du lac de Bandung et Tangkuban Perahu.












Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: