13. Peringatan Monumen Pancasila Sa

13. Peringatan

Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya.
Sesudah kejadian tersebut, 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September (G-30-S/PKI). Hari berikutnya, 1 Oktober, ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Pada masa pemerintahan Soeharto, biasanya sebuah film mengenai kejadian tersebut juga ditayangkan di seluruh stasiun televisi di Indonesia setiap tahun pada tanggal 30 September. Selain itu pada masa Soeharto biasanya dilakukan upacara bendera di Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya dan dilanjutkan dengan tabur bunga di makam para pahlawan revolusi di TMP Kalibata. Namun sejak era Reformasi bergulir, film itu sudah tidak ditayangkan lagi dan hanya tradisi tabur bunga yang dilanjutkan.
Pada 29 September - 4 Oktober 2006, para eks pendukung PKI mengadakan rangkaian acara peringatan untuk mengenang peristiwa pembunuhan terhadap ratusan ribu hingga jutaan jiwa di berbagai pelosok Indonesia. Acara yang bertajuk "Pekan Seni Budaya dalam rangka memperingati 40 tahun tragedi kemanusiaan 1965" ini berlangsung di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Depok. Selain civitas academica Universitas Indonesia, acara itu juga dihadiri para korban tragedi kemanusiaan 1965, antara lain Setiadi, Murad Aidit, Haryo Sasongko, dan Putmainah

Hasil (Inggris) 2:

13. Warning Pancasila Sakti Monument, Lubang Buaya. After the incident, September 30 is celebrated as Remembrance Day September 30th Movement (G-30-S / PKI). The next day, October 1, designated as Day Kesaktian Pancasila. In the Soeharto era, usually a movie about the event was also broadcast on all TV stations in Indonesia every year on September 30. In addition to the Suharto era flag ceremony is usually performed in the Pancasila Sakti Monument in Lubang Buaya and continued to sow flowers at the graves of the heroes of the revolution in TMP Kalibata. But since the Reformation era rolling, the film has not aired again and only sow tradition continued interest. On September 29 to October 4, 2006, the former PKI supporters hold a series of commemorative events to commemorate the killing of hundreds of thousands to millions of people in various parts of Indonesia . The event, titled "Cultural Art Week in commemoration of 40 years of human tragedy in 1965" was held at the Faculty of Humanities, University of Indonesia, Depok. In addition to the academic community, University of Indonesia, the event was also attended by the victims of human tragedy in 1965, among others Setiadi, Murad Aidit, Haryo Saso, and Putmainah