Ku hanya menggelengkan kepala. Dan ku berkata tidak padanya. Caca pun seketika itu terkejut.
“looooh..! kenapa kamu gak bilang Syif?”
“ Aku takut jika aku gak lolos, ibu jadi sedih. Ya..menurutku tak memberitahunya itu lebih baik.”itulah jawabanku pada Caca
“Ehmmm…Syifa.. kamu gak boleh begitu seharusnya, apapun keputusannya nanti. Ibu kamu pasti akan terima kok.” Caca menasehatiku dengan suara merdunya itu.
“jadi….selama ini Syifa sudah bersalah dong.? Maafin Syifa ya Ca..”merasa ku menyesalinya.
“sudah tak perlu kamu sedih begitu, nasi sudah jadi bubur Syif… lagi pula aku gak nyalahin kamu kok.”Sambil tersenyum kepadaku
“Caca… makasih yaa..Syifa Sayang Caca karena Alloh” sambil ku tersenyum dan memeluknya.
Dan pagi ini sebelum penyeleksian dimulai. Aku menuliskan di buku diaryku saat masa-masaku dengan orang tersayangku. Aku tak ingin masa-masa ini lenyap begitu saja. Aku ingin jika suatu saat ku telah pergi. Mereka bisa baca buku ini dan menyaksikan isi hati berbicara.
Diary..
Aku sayang Caca karena Alloh dan begitu pula dia padaku. Kini aku begitu bahagianya, kurasa memiliki ibu dan ayah beserta teman seperti Caca adalah anugrah tuhan yang paling indah, semoga ini tak akan berlalu begitu saja.semoga aku dengan mereka akan selalu bersama walaupun dalam kesedihan.
Yaa..Rob tuhan sejagad raya… aku mohon jangan pernah kau pisahkan aku dengannya.aku begitu menyanyanginya.aku tahu waktu tak berhenti begitu saja. Dan umur tak akan pernah bertambah..Tapi, aku mohon izinkanlah aku bersamanya hingga akhir aku tutupkan mata.
Penyeleksian pun telah dimulai. Dan setelah beberapa kali bapak kepala sekolah memberi pertanyaan dan memberi soal-soal yang di ujikan. Akhirnya, pengumuman siapa yang terpilih pun dibaca.
“ Syifa, ayo baca bismillah bersama-sama.” Ajak Caca padaku
“BISSMILLAHIROHMANNIROHIM” kita serentak membacanya dengan lirih.
Bapak Ridwan selaku kepala sekolah mengumumkannya di damping oleh pak Ahmad wakil kepala sekolah dan Bu Lina selaku guru Matematika di kelasku.Namaku dan Nama Caca tersebut dalam pembicaraan pak Ridwan dan pak Ridwan memanggil kita berdua. Aku dan Caca hanya menunduk dan terdiam untuk ngontrol detak jantung yang tak karuan.
“Syifa..Caca.. kemari sayang..” panggil pak Ridwan
Kami pun maju dan menghampirinya.
Pak Ridwan berkata padaku dan Caca.” SELAMAT kalianlah yang mewakili kota ini untuk perlombaan Jenius MATEMATIC di kantor Gubernur di Surabaya” sambil bertepuk tangan di iringi oleh teman sekelasku.
Aku dan Caca pun sepontan terkejut. Kami bersujud syukur dan kami saling berpelukan.
“ Alhamdulillah… Terima kasih ya Alloh” ku sambil berjabat tangan pada pak Ridwan, pak Ahmad dan Bu Lina.tak lupa aku dan Caca berterima ksih pada guru yang selama ini telah membimbing kita. Aku dan Caca sangat bersyukur sekali.
Terlihat siang telah usai. Kini telah berganti menjadi malam. Aku toleh kamar ibu dan bapak. Bapak ku lihat telah tertidur lelah.Mungkin, karena capek sehabis kerja seharian menarik becak yang sangat berat itu. Sedangkan ibu tak ada di kamar. Ternyata ibu sholat di tempat sholat khusus yang ada di rumah. Saat itu ku membuka kamar sholat ibu dan tak sengaja ibu sedang khusyuk berdo’a.
“ya alloh..hamba lemah..hamba tak punya daya upaya…hamba miskin daripada-Mu.maka hamba mohon maafkanlah hamba atas dosa hamba.
Ya Alloh..engkau pasti tahu.. Syifa anak hamba yang sangat hamba sayangi itu kini semakin besar dan biaya sekolahnya pun semakin tinggi. Tapi, dengan perkerjaan hamba yang seperti ini mana mungkin hamba bisa membiayainya.sedangkan hamba tak ingin ia berhenti sekolah walaupun hanya satu bulan. Dan hamba tak mungkin hanya mengandalkan otaknya yang hanya bisa hamba isi dengan lauk pauk seadanyanya. Hamba mohon berikanlah rezeki lebih kepada hamba sampai hamba bisa melihat Syifa tersenyum karena ia dapat meraih cita-cita yang selama ini ia dambakan. Walaupun harus ku korbankan nyawaku. Ini semua deminya ya Alloh tuhanku.”
Dan saat itu hanya tetesan air mata yang dapat ku keluarkan. Terasa lisan tak ingin mengucapkan kata-kata apapun itu ! doa ibu membuat ku larut dalam heningnya malam. Ku tah, ibu sangat menyanyangiku karna Alloh. Tak terasa tangisan dan keheningan itu membuatku tertidur lelap.
Pagi telah datang, sang mentari dengan senyumnya membawa sinar yang begitu indah.aku pun terbangun karena sinarnya dan kini tibalah aku berangkat kesekolah. Saat ku telah usai memakai semua seragamku dan siap berpamitan pada ibu dan bapakku.
“bu..pak..Syifa berangkat yaa…”sambilku mencium tangan mereka.
Saat itu pula ibu membisikiku. “nak ibu sayang kamu karena Alloh, maka belajarlah kamu menjadi orang yang bekerja karena Alloh, bukan karena siapapun.”
Aku hanya tersenyum dan melambaikan tangan.
Hari demi Hari telah berganti dan saat ini tibalah waktunya ku mengikuti lomba “Jenius MATEMATIC”
“ Syifa kamu siap!” Caca memelukku dan menyakinkanku.
“Insya Allah siap Caca” aku pun tersenyum padanya.
Dan saat ini aku teringat pesan ibu bahwa kerjakan segala sesuatu karena Allah. Dan saat ini ku mengikuti lomba bukan karena hadiahnya, namun semua itu karena Alloh.
“Huffftttt” ku tarik nafasku dan ku hembuskan berlahan.
Ku rasa semua begitu cepatnya..tapi aku tak bilang pada ibu..biarlah ini menjadi kejutan kalau aku menang.
Saat ku di dalam mobil milik sekolah bersama Caca, pak Ridwan, dan Bu Lina untuk pergi ke kantor Gurbernur di Surabaya mungkin perjalanannya hanya 1 jam saja.
Aku sempatkan menulis Diary..
Diary…
Tak disangka waktu begitu cepat dan hari ini. Hari Selasa tanggal 20 Mei ku bersama Caca di kirim ke kantor Gubernur.hati berdebar sangatlah kencang di perjalanan ini. Hanya bisa pasrah dan berdoa pada tuhanku Robbi A’alamin.semoga aku bisa.
Ya rob..ku pasrahkan semua ini pada_mu.wahai zat yang dapat membolak balikkan dunia.hanya pada-Mulah keputusan bijak itu terucap. Ku hanya dapat memohon..berilah yang terbaik untukku, dan semua orang yang aku sayangi.
Aminnnnnn….
Wahh.. kini ku telah tiba dikantor Gubernur sekitar pukul 9 pagi. Dan ku pijaki kota Surabaya yang megah ini. Seumur-umur ku tak pernah pijaki kota kebanggaan masyarakat Surabaya.Aku disambut oleh pejabat-pejabat tinggi Aku disalami looo… tanganya pada dingin semua.semua terlihat cantik-cantik dan ganteng-ganteng.
Kini pukul 10 pagi perlombaan telah di mulai, banyak sekali pesertanya. Pesretanya dari berbagai kota.semua terlihat canti dan putih-putih. Dan disini pesertanya di temani oleh ibu-bunya yang terlihat berdandan begitu glamor.
****
Perlombaan telah usai, kini tibalah penghitungan sekor. Dan para juri telah membwa sekor para peserta.sang pembawa acara itu pun mulai mengumumkan
“ Adik-adik yang kakak dan bapak ibu banggakan, kalian adalah calaon piñata negeri ini, dan kalianlah anak terbaik diantara teman kalian.dan kali ini kakak akan umumkan siapa yang menjadi juara pada perlombaan ini. “sang pembawa acara tersenyum
Setelah juara 3 dan 2 di raih oleh sekolah di Surabaya kini juara pertama diumumkan. Aku telah merasa mungkin aku dan caca tak akan menang.tapi, ternyata salah.. aku tahun semua itu karena Alloh dan Alloh pun berkehendak. Sekolah AL-JANNAH 01 menjadi juara paertama dalam lomba JENIUS MATEMATIC.
Semua serontak bahagia dan aku pun syukur Caca dan aku berpelukan. Bapak Ridwan pun sama halnya denganku Berpelukan dengan Pak Ahmad. Terasa hari inilah hari yang membahagiakan buatku. Uang 10 juta telah aku dan Caca dapatkan.
Caca berkata padaku “ Syifa uang ini gak usah kamu bagi ke aku, ambil aja semuanya. Itung-itung buat bantu ibu kamu.” Begitu baiknya Caca denganku.
“Makasih ya Ca..”sambil ku memeluknya.
Semua terasa begitu indah..
Akhirnya aku berniatan uang ini akan ku buatkan toko untuk ibu dan sekarang ibu tak usah lagi berjualan keliling seperti dulu, apa lagi harus melihat ibu berpanas-panasan. Anak siapa yang tega melihat ibunya seperti itu. tak tegalah rasanya. “Ibu……. aku bawa uang untuk ibu, agar ibu tak kepanasan lagi berjualan di jalan.”
****
Saat itu aku pun pulang diantar oleh pak Ridwan dan tak disangka, semua orang dikampungku telah menyambut bahagia dengan kedatanganku, aku saja terheran-heran. Padahal aku tak memberitahu orang tentang perlombaan ini. Tapi, kenapa semua orang kampung serontak menyambutku.Dan saat yang membahagiakan itu kulihat orang terdepan yang menyambutku adalah ibu bapakku. Dengan hanya memakai sandal jepit dan sarung Mereka tersenyum dan tak terasa mereka meneteskan air mata.
“anakku..ibu dan bapak lihat kamu di TV, kamu hebat nak” sambil memeluk aku dan Caca.
“ibu semua ini demi ibu….’’ Ku melihat wajah ibuku.
Berulangkali ibu menciumku dan mencium Caca temanku.seperti aku telah bersaudara padanya.Semua itu terasa seperti sandiwara, tapi aku yakin semu ini karena Allah.Robbi yang maha bijak.
TERIMA KASIH ya Allohh…..
بلدي فقط هز رأسه. ولي قائلا ليس لها. الجمعية على الإطلاق بصدمة مباشرة."لوووه..! لماذا لا تقولون سيف؟ ""أنا خائف إذا أنا لست مؤهلاً، الأم حزين جداً. نعم... وأضاف لا أحد قال لها أنه من الأفضل ". ولو أن على الجمعية"أمم... بيتيربيدربروكي... أنتم لا يكون هكذا ينبغي، أيا كان قراره في وقت لاحق. أمي بالتأكيد ستتلقى كوك ". ميناسيهاتيكو الجمعية مع الصوت ميردونيا عليه."كي.. ما دام هذا الفعل مذنب بيتيربيدربروكي.؟ نعم بيتيربيدربروكي Ca. يغفر له. يشعر لي نأسف لذلك."لا داعي لكنت حزينة حتى الأرز بالفعل مش حتى سيف.. على أي حال أنا لا نيالاهين يي كوك." وهو يبتسم لي"الجمعية.. makasih الياء... عزيزي الجمعية بيتيربيدربروكي لأن الله "بينما بلدي ابتسامة وعناق له.ويبدأ هذا الصباح قبل التحديد. اكتب في دفتر دياريكو وقت المساء ماساكو مع الشعب تيرسايانجكو. أنا لا أريد هذه الفترة تختفي. أريد أن إذا ذهب كو. ويمكن قراءة هذا الكتاب ومشاهدة المحتوى القلب.يوميات...أشفق الجمعية لله وذلك أنه لم يفعل معي. الآن أنا سعيدة جداً، وأعتقد أن أمي وأبي مع أصدقاء مثل الجمعية هو أجمل من نعمة الله، وآمل أن هذا لن يمر عليك. قد مع أنهم سوف أكون دائماً معا حتى في الحزن.الياء... العالم الرب روب واسع المملكة... من فضلك لا من أي وقت مضى يمكنك فصل أنا URdengannya.aku حتى تعرف URmenyanyanginya.aku لا يتم إيقاف الوقت. والعمر وسوف تضيف ابدأ... ولكن، أتوسل اسمحوا لي معه حتى إغلاق العينين.وقد بدأ أي اختيار. بعد بضع مرات والأب الرئيسية قدم السؤال وإعطاء الأسئلة في أوجيكان. وأخيراً، قراءة الإعلان عن الذين صوتوا من أي وقت مضى."بيتيربيدربروكي، تأتي قراءة اسم الله معا." دعوة لي الجمعية"بيسميلاهيروهمانيروهيم" نحن في قراءتها في وقت واحد مع بهدوء.السيد رضوان كمساحة الاسم الرئيسي في التثبيط الرئيسي نائب السيد Ahmad والسيدة لينا كمدرس للرياضيات في كلاسكو. اسمي واسم الجمعية في باك باك محادثات رضوان رضوان والاتصال بنا على حد سواء. نظرت فقط إلى أسفل والجمعية والكلام لكروان تاك نجونترول نبضة."بيتيربيدربروكي... الجمعية... هنا حبيبي... "دعوة السيد رضوانونحن أيضا نمواً واقتربت منه.السيد رضوان قال لي والجمعية ". كاليانلة تهاني يمثلون المدينة لسباق "ماتيماتيك عبقرية" في مكتب الحاكم في سورابايا، "في حين أن التصفيق في رفقة سيكيلاسكو.الجمعية على الإطلاق، وأنا سيبونتان الدهشة. نحن السجود امتنان واعتنقنا بعضها بعضا."الحمد لله... شكرا يا الله "كو حين المصافحة بالأيدي على السيد رضوان والسيد Ahmad URLina.tak بو ننسى لي والرد المعلم وشكر الجمعية الذين تم ارشادنا. أنا ممتن جداً للجمعية وكافة.Terlihat siang telah usai. Kini telah berganti menjadi malam. Aku toleh kamar ibu dan bapak. Bapak ku lihat telah tertidur lelah.Mungkin, karena capek sehabis kerja seharian menarik becak yang sangat berat itu. Sedangkan ibu tak ada di kamar. Ternyata ibu sholat di tempat sholat khusus yang ada di rumah. Saat itu ku membuka kamar sholat ibu dan tak sengaja ibu sedang khusyuk berdo’a.“ya alloh..hamba lemah..hamba tak punya daya upaya…hamba miskin daripada-Mu.maka hamba mohon maafkanlah hamba atas dosa hamba.Ya Alloh..engkau pasti tahu.. Syifa anak hamba yang sangat hamba sayangi itu kini semakin besar dan biaya sekolahnya pun semakin tinggi. Tapi, dengan perkerjaan hamba yang seperti ini mana mungkin hamba bisa membiayainya.sedangkan hamba tak ingin ia berhenti sekolah walaupun hanya satu bulan. Dan hamba tak mungkin hanya mengandalkan otaknya yang hanya bisa hamba isi dengan lauk pauk seadanyanya. Hamba mohon berikanlah rezeki lebih kepada hamba sampai hamba bisa melihat Syifa tersenyum karena ia dapat meraih cita-cita yang selama ini ia dambakan. Walaupun harus ku korbankan nyawaku. Ini semua deminya ya Alloh tuhanku.”Dan saat itu hanya tetesan air mata yang dapat ku keluarkan. Terasa lisan tak ingin mengucapkan kata-kata apapun itu ! doa ibu membuat ku larut dalam heningnya malam. Ku tah, ibu sangat menyanyangiku karna Alloh. Tak terasa tangisan dan keheningan itu membuatku tertidur lelap.Pagi telah datang, sang mentari dengan senyumnya membawa sinar yang begitu indah.aku pun terbangun karena sinarnya dan kini tibalah aku berangkat kesekolah. Saat ku telah usai memakai semua seragamku dan siap berpamitan pada ibu dan bapakku.“bu..pak..Syifa berangkat yaa…”sambilku mencium tangan mereka.Saat itu pula ibu membisikiku. “nak ibu sayang kamu karena Alloh, maka belajarlah kamu menjadi orang yang bekerja karena Alloh, bukan karena siapapun.”Aku hanya tersenyum dan melambaikan tangan.Hari demi Hari telah berganti dan saat ini tibalah waktunya ku mengikuti lomba “Jenius MATEMATIC”“ Syifa kamu siap!” Caca memelukku dan menyakinkanku.“Insya Allah siap Caca” aku pun tersenyum padanya.Dan saat ini aku teringat pesan ibu bahwa kerjakan segala sesuatu karena Allah. Dan saat ini ku mengikuti lomba bukan karena hadiahnya, namun semua itu karena Alloh.“Huffftttt” ku tarik nafasku dan ku hembuskan berlahan.Ku rasa semua begitu cepatnya..tapi aku tak bilang pada ibu..biarlah ini menjadi kejutan kalau aku menang.Saat ku di dalam mobil milik sekolah bersama Caca, pak Ridwan, dan Bu Lina untuk pergi ke kantor Gurbernur di Surabaya mungkin perjalanannya hanya 1 jam saja.Aku sempatkan menulis Diary..Diary…Tak disangka waktu begitu cepat dan hari ini. Hari Selasa tanggal 20 Mei ku bersama Caca di kirim ke kantor Gubernur.hati berdebar sangatlah kencang di perjalanan ini. Hanya bisa pasrah dan berdoa pada tuhanku Robbi A’alamin.semoga aku bisa.Ya rob..ku pasrahkan semua ini pada_mu.wahai zat yang dapat membolak balikkan dunia.hanya pada-Mulah keputusan bijak itu terucap. Ku hanya dapat memohon..berilah yang terbaik untukku, dan semua orang yang aku sayangi.Aminnnnnn….Wahh.. kini ku telah tiba dikantor Gubernur sekitar pukul 9 pagi. Dan ku pijaki kota Surabaya yang megah ini. Seumur-umur ku tak pernah pijaki kota kebanggaan masyarakat Surabaya.Aku disambut oleh pejabat-pejabat tinggi Aku disalami looo… tanganya pada dingin semua.semua terlihat cantik-cantik dan ganteng-ganteng.Kini pukul 10 pagi perlombaan telah di mulai, banyak sekali pesertanya. Pesretanya dari berbagai kota.semua terlihat canti dan putih-putih. Dan disini pesertanya di temani oleh ibu-bunya yang terlihat berdandan begitu glamor.****Perlombaan telah usai, kini tibalah penghitungan sekor. Dan para juri telah membwa sekor para peserta.sang pembawa acara itu pun mulai mengumumkan“ Adik-adik yang kakak dan bapak ibu banggakan, kalian adalah calaon piñata negeri ini, dan kalianlah anak terbaik diantara teman kalian.dan kali ini kakak akan umumkan siapa yang menjadi juara pada perlombaan ini. “sang pembawa acara tersenyumSetelah juara 3 dan 2 di raih oleh sekolah di Surabaya kini juara pertama diumumkan. Aku telah merasa mungkin aku dan caca tak akan menang.tapi, ternyata salah.. aku tahun semua itu karena Alloh dan Alloh pun berkehendak. Sekolah AL-JANNAH 01 menjadi juara paertama dalam lomba JENIUS MATEMATIC.Semua serontak bahagia dan aku pun syukur Caca dan aku berpelukan. Bapak Ridwan pun sama halnya denganku Berpelukan dengan Pak Ahmad. Terasa hari inilah hari yang membahagiakan buatku. Uang 10 juta telah aku dan Caca dapatkan.Caca berkata padaku “ Syifa uang ini gak usah kamu bagi ke aku, ambil aja semuanya. Itung-itung buat bantu ibu kamu.” Begitu baiknya Caca denganku.“Makasih ya Ca..”sambil ku memeluknya.Semua terasa begitu indah..Akhirnya aku berniatan uang ini akan ku buatkan toko untuk ibu dan sekarang ibu tak usah lagi berjualan keliling seperti dulu, apa lagi harus melihat ibu berpanas-panasan. Anak siapa yang tega melihat ibunya seperti itu. tak tegalah rasanya. “Ibu……. aku bawa uang untuk ibu, agar ibu tak kepanasan lagi berjualan di jalan.”****Saat itu aku pun pulang diantar oleh pak Ridwan dan tak disangka, semua orang dikampungku telah menyambut bahagia dengan kedatanganku, aku saja terheran-heran. Padahal aku tak memberitahu orang tentang perlombaan ini. Tapi, kenapa semua orang kampung serontak menyambutku.Dan saat yang membahagiakan itu kulihat orang terdepan yang menyambutku adalah ibu bapakku. Dengan hanya memakai sandal jepit dan sarung Mereka tersenyum dan tak terasa mereka meneteskan air mata.“anakku..ibu dan bapak lihat kamu di TV, kamu hebat nak” sambil memeluk aku dan Caca.“ibu semua ini demi ibu….’’ Ku melihat wajah ibuku.Berulangkali ibu menciumku dan mencium Caca temanku.seperti aku telah bersaudara padanya.Semua itu terasa seperti sandiwara, tapi aku yakin semu ini karena Allah.Robbi yang maha bijak.TERIMA KASIH ya Allohh…..
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
