4beradab, etis dan eksotis serta menjunjung tinggi keberagaman dan men terjemahan - 4beradab, etis dan eksotis serta menjunjung tinggi keberagaman dan men Inggris Bagaimana mengatakan

4beradab, etis dan eksotis serta me



4
beradab, etis dan eksotis serta menjunjung tinggi keberagaman dan menghargai perbedaan masih jauhdari kenyataan.Krisis ini terjadi karena luluhnya kesadaran akan keragaman dan hilangnya ruang publik sebagai ajangnegosiasi dan ruang pertukaran komunikasi bersama atas dasar solidaritas warganegara. Demokrasikemudian hanya menjadi jalur antara bagi hadirnya pengukuhan egoisme kelompok dan partisipasi politikatas nama pengedepanan politik komunal dan pengabaian terhadap hak-hak sipil warganegara sertapelecehan terhadap supremasi hukum.Dalam perspektif itulah, reaktualisasi Pancasila diperlukan untuk memperkuat paham kebangsaan kitayang majemuk dan memberikan jawaban atas sebuah pertanyaan akan dibawa ke mana biduk peradabanbangsa ini berlayar di tengah lautan zaman yang penuh tantangan dan ketidakpastian? Untuk menjawabpertanyaan itu, kita perlu menyegarkan kembali pemahaman kita terhadap Pancasila dan dalam waktuyang bersamaan, kita melepaskan Pancasila dari stigma lama yang penuh mistis bahwa Pancasila itu sakti,keramat dan sakral, yang justru membuatnya teraleinasi dari keseharian hidup warga dalam berbangsadan bernegara. Sebagai sebuah tata nilai luhur (
noble values
), Pancasila perlu diaktualisasikan dalamtataran praksis yang lebih ‘membumi’ sehingga mudah diimplementasikan dalam berbagai bidangkehidupan.
Para hadirin yang berbahagia,
Sebagai ilustrasi misalnya, kalau sila kelima Pancasila mengamanatkan terpenuhinya “
keadilan sosial bagiseluruh rakyat Indonesia
”, bagaimana implementasinya pada kehidupan ekonomi yang sudah mengglobalsekarang ini?Kita tahu bahwa fenomena globalisasi mempunyai berbagai bentuk, tergantung pada pandangan dan sikapsuatu Negara dalam merespon fenomena tersebut. Salah satu manifestasi globalisasi dalam bidangekonomi, misalnya, adalah pengalihan kekayaan suatu Negara ke Negara lain, yang setelah diolah dengannilai tambah yang tinggi, kemudian menjual produk-produk ke manca negara, sedemikian rupa sehinggarakyat harus “membeli jam kerja” bangsa lain. Ini adalah penjajahan dalam bentuk baru,
neo-colonialism,
atau dalam pengertian sejarah kita, suatu “VOC (
Verenigte Oostindische Companie
) dengan baju baru”.Implementasi sila ke-5 untuk menghadapi globalisasi dalam makna
neo-colnialism
atau “VOC-baju baru”itu adalah bagaimana kita memperhatikan dan memperjuangkan “jam kerja” bagi rakyat Indonesiasendiri, dengan cara meningkatkan kesempatan kerja melalui berbagai kebijakan dan strategi yangberorientasi pada kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan usaha meningkatkan “NeracaJam Kerja” tersebut, kita juga harus mampu meningkatkan “nilai tambah” berbagai produk kita agarmenjadi lebih tinggi dari “biaya tambah”; dengan ungkapan lain, “
value added
” harus lebih besar dari“
added cost
”. Hal itu dapat dicapai dengan peningkatan produktivitas, daya saing dan lapangan kerjauntuk SDM di Indonesia dengan mengembangkan serta menerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

5
didorong oleh kebutuhan pasar global dan domestik. Pasar domestik nasional harus menjadi pendorongutama.Dalam forum yang terhormat ini, saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya para tokohdan cendekiawan di kampus-kampus serta di lembaga-lembaga kajian lain untuk secara serius merumuskanimplementasi nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam lima silanya dalam berbagai aspek kehidupanbangsa dalam konteks masa kini dan masa depan. Yang juga tidak kalah penting adalah peran parapenyelenggara Negara dan pemerintahan untuk secara cerdas dan konsekuen serta konsisten menjabarkanimplementasi nilai-nilai Pancasila tersebut dalam berbagai kebijakan yang dirumuskan dan program yangdilaksanakan. Hanya dengan cara demikian sajalah, Pancasila sebagai dasar Negara dan sebagai pandanganhidup akan dapat ‘diaktualisasikan’ lagi dalam kehidupan kita.Memang, reaktualisasi Pancasila juga mencakup upaya yang serius dari seluruh komponen bangsa untukmenjadikan Pancasila sebagai sebuah visi yang menuntun perjalanan bangsa di masa datang sehinggamemposisikan Pancasila menjadi solusi atas berbagai macam persoalan bangsa. Melalui reaktualisasiPancasila, dasar negara itu akan ditempatkan dalam kesadaran baru, semangat baru dan paradigma barudalam dinamika perubahan sosial politik masyarakat Indonesia.
Para hadirin yang saya hormati,
Oleh karena itu saya menyambut gembira upaya Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akhir-akhirini gencar menyosialisasikan kembali empat pilar kebangsaan yang fundamental: Pancasila, UUD 1945,Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Keempat pilar itu sebenarnya telah lama dipancangkan ke dalam bumipertiwi oleh para
founding fathers
kita di masa lalu. Akan tetapi, karena jaman terus berubah yangkadang berdampak pada terjadinya diskotinuitas memori sejarah, maka menyegarkan kembali empat pilartersebut, sangat relevan dengan problematika bangsa saat ini. Sejalan dengan itu, upaya penyegarankembali juga perlu dilengkapi dengan upaya mengaktualisasikan kembali nilai-nilai yang terkandung dalamkeempat pilar kebangsaan tersebut.Marilah kita jadikan momentum untuk memperkuat empat pilar kebangsaan itu melalui aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai
weltanschauung,
yang dapat menjadi fondasi, perekat sekaligus payung kehidupanberbangsa dan bernegara. Dengan membumikan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian kita, seperti nilaiketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai permusyawaratan dan keadilan sosial, saya yakinbangsa ini akan dapat meraih kejayaan di masa depan. Nilai-nilai itu harus diinternalisasikan dalamsanubari bangsa sehingga Pancasila hidup dan berkembang di seluruh pelosok nusantara.Aktualisasi nilai-nilai Pancasila harus menjadi gerakan nasional yang terencana dengan baik sehingga tidakmenjadi slogan politik yang tidak ada implementasinya. Saya yakin, meskipun kita berbeda suku, agama,adat istiadat dan afiliasi politik, kalau kita mau bekerja keras kita akan menjadi bangsa besar yang kuatdan maju di masa yang akan datang.

6
Melalui gerakan nasional reaktualisasi nilai-nilai Pancasila, bukan saja akan menghidupkan kembalimemori publik tentang dasar negaranya tetapi juga akan menjadi inspirasi bagi para penyelenggara negaradi tingkat pusat sampai di daerah dalam menjalankan roda pemerintahan yang telah diamanahkan rakyatmelalui proses pemilihan langsung yang demokratis. Saya percaya, demokratisasi yang saat ini sedangbergulir dan proses reformasi di berbagai bidang yang sedang berlangsung akan lebih terarah manakalanilai-nilai Pancasila diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Demikian yang bisa saya sampaikan. Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamu ‘alaikum wr wb.
Jakarta 1 Juni 2011
Bacharuddin Jusuf Habibie
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Inggris) 1: [Salinan]
Disalin!
4beradab, etis dan eksotis serta menjunjung tinggi keberagaman dan menghargai perbedaan masih jauhdari kenyataan.Krisis ini terjadi karena luluhnya kesadaran akan keragaman dan hilangnya ruang publik sebagai ajangnegosiasi dan ruang pertukaran komunikasi bersama atas dasar solidaritas warganegara. Demokrasikemudian hanya menjadi jalur antara bagi hadirnya pengukuhan egoisme kelompok dan partisipasi politikatas nama pengedepanan politik komunal dan pengabaian terhadap hak-hak sipil warganegara sertapelecehan terhadap supremasi hukum.Dalam perspektif itulah, reaktualisasi Pancasila diperlukan untuk memperkuat paham kebangsaan kitayang majemuk dan memberikan jawaban atas sebuah pertanyaan akan dibawa ke mana biduk peradabanbangsa ini berlayar di tengah lautan zaman yang penuh tantangan dan ketidakpastian? Untuk menjawabpertanyaan itu, kita perlu menyegarkan kembali pemahaman kita terhadap Pancasila dan dalam waktuyang bersamaan, kita melepaskan Pancasila dari stigma lama yang penuh mistis bahwa Pancasila itu sakti,keramat dan sakral, yang justru membuatnya teraleinasi dari keseharian hidup warga dalam berbangsadan bernegara. Sebagai sebuah tata nilai luhur (noble values), Pancasila perlu diaktualisasikan dalamtataran praksis yang lebih ‘membumi’ sehingga mudah diimplementasikan dalam berbagai bidangkehidupan.Para hadirin yang berbahagia,Sebagai ilustrasi misalnya, kalau sila kelima Pancasila mengamanatkan terpenuhinya “keadilan sosial bagiseluruh rakyat Indonesia”, bagaimana implementasinya pada kehidupan ekonomi yang sudah mengglobalsekarang ini?Kita tahu bahwa fenomena globalisasi mempunyai berbagai bentuk, tergantung pada pandangan dan sikapsuatu Negara dalam merespon fenomena tersebut. Salah satu manifestasi globalisasi dalam bidangekonomi, misalnya, adalah pengalihan kekayaan suatu Negara ke Negara lain, yang setelah diolah dengannilai tambah yang tinggi, kemudian menjual produk-produk ke manca negara, sedemikian rupa sehinggarakyat harus “membeli jam kerja” bangsa lain. Ini adalah penjajahan dalam bentuk baru,neo-colonialism,atau dalam pengertian sejarah kita, suatu “VOC (Verenigte Oostindische Companie) dengan baju baru”.Implementasi sila ke-5 untuk menghadapi globalisasi dalam maknaneo-colnialismatau “VOC-baju baru”itu adalah bagaimana kita memperhatikan dan memperjuangkan “jam kerja” bagi rakyat Indonesiasendiri, dengan cara meningkatkan kesempatan kerja melalui berbagai kebijakan dan strategi yangberorientasi pada kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan usaha meningkatkan “NeracaJam Kerja” tersebut, kita juga harus mampu meningkatkan “nilai tambah” berbagai produk kita agarmenjadi lebih tinggi dari “biaya tambah”; dengan ungkapan lain, “value added ” harus lebih besar dari“added cost”. Hal itu dapat dicapai dengan peningkatan produktivitas, daya saing dan lapangan kerjauntuk SDM di Indonesia dengan mengembangkan serta menerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
5
didorong oleh kebutuhan pasar global dan domestik. Pasar domestik nasional harus menjadi pendorongutama.Dalam forum yang terhormat ini, saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya para tokohdan cendekiawan di kampus-kampus serta di lembaga-lembaga kajian lain untuk secara serius merumuskanimplementasi nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam lima silanya dalam berbagai aspek kehidupanbangsa dalam konteks masa kini dan masa depan. Yang juga tidak kalah penting adalah peran parapenyelenggara Negara dan pemerintahan untuk secara cerdas dan konsekuen serta konsisten menjabarkanimplementasi nilai-nilai Pancasila tersebut dalam berbagai kebijakan yang dirumuskan dan program yangdilaksanakan. Hanya dengan cara demikian sajalah, Pancasila sebagai dasar Negara dan sebagai pandanganhidup akan dapat ‘diaktualisasikan’ lagi dalam kehidupan kita.Memang, reaktualisasi Pancasila juga mencakup upaya yang serius dari seluruh komponen bangsa untukmenjadikan Pancasila sebagai sebuah visi yang menuntun perjalanan bangsa di masa datang sehinggamemposisikan Pancasila menjadi solusi atas berbagai macam persoalan bangsa. Melalui reaktualisasiPancasila, dasar negara itu akan ditempatkan dalam kesadaran baru, semangat baru dan paradigma barudalam dinamika perubahan sosial politik masyarakat Indonesia.
Para hadirin yang saya hormati,
Oleh karena itu saya menyambut gembira upaya Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akhir-akhirini gencar menyosialisasikan kembali empat pilar kebangsaan yang fundamental: Pancasila, UUD 1945,Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Keempat pilar itu sebenarnya telah lama dipancangkan ke dalam bumipertiwi oleh para
founding fathers
kita di masa lalu. Akan tetapi, karena jaman terus berubah yangkadang berdampak pada terjadinya diskotinuitas memori sejarah, maka menyegarkan kembali empat pilartersebut, sangat relevan dengan problematika bangsa saat ini. Sejalan dengan itu, upaya penyegarankembali juga perlu dilengkapi dengan upaya mengaktualisasikan kembali nilai-nilai yang terkandung dalamkeempat pilar kebangsaan tersebut.Marilah kita jadikan momentum untuk memperkuat empat pilar kebangsaan itu melalui aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai
weltanschauung,
yang dapat menjadi fondasi, perekat sekaligus payung kehidupanberbangsa dan bernegara. Dengan membumikan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian kita, seperti nilaiketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai permusyawaratan dan keadilan sosial, saya yakinbangsa ini akan dapat meraih kejayaan di masa depan. Nilai-nilai itu harus diinternalisasikan dalamsanubari bangsa sehingga Pancasila hidup dan berkembang di seluruh pelosok nusantara.Aktualisasi nilai-nilai Pancasila harus menjadi gerakan nasional yang terencana dengan baik sehingga tidakmenjadi slogan politik yang tidak ada implementasinya. Saya yakin, meskipun kita berbeda suku, agama,adat istiadat dan afiliasi politik, kalau kita mau bekerja keras kita akan menjadi bangsa besar yang kuatdan maju di masa yang akan datang.

6
Melalui gerakan nasional reaktualisasi nilai-nilai Pancasila, bukan saja akan menghidupkan kembalimemori publik tentang dasar negaranya tetapi juga akan menjadi inspirasi bagi para penyelenggara negaradi tingkat pusat sampai di daerah dalam menjalankan roda pemerintahan yang telah diamanahkan rakyatmelalui proses pemilihan langsung yang demokratis. Saya percaya, demokratisasi yang saat ini sedangbergulir dan proses reformasi di berbagai bidang yang sedang berlangsung akan lebih terarah manakalanilai-nilai Pancasila diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Demikian yang bisa saya sampaikan. Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamu ‘alaikum wr wb.
Jakarta 1 Juni 2011
Bacharuddin Jusuf Habibie
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Inggris) 2:[Salinan]
Disalin!


4
beradab, etis dan eksotis serta menjunjung tinggi keberagaman dan menghargai perbedaan masih jauhdari kenyataan.Krisis ini terjadi karena luluhnya kesadaran akan keragaman dan hilangnya ruang publik sebagai ajangnegosiasi dan ruang pertukaran komunikasi bersama atas dasar solidaritas warganegara. Demokrasikemudian hanya menjadi jalur antara bagi hadirnya pengukuhan egoisme kelompok dan partisipasi politikatas nama pengedepanan politik komunal dan pengabaian terhadap hak-hak sipil warganegara sertapelecehan terhadap supremasi hukum.Dalam perspektif itulah, reaktualisasi Pancasila diperlukan untuk memperkuat paham kebangsaan kitayang majemuk dan memberikan jawaban atas sebuah pertanyaan akan dibawa ke mana biduk peradabanbangsa ini berlayar di tengah lautan zaman yang penuh tantangan dan ketidakpastian? Untuk menjawabpertanyaan itu, kita perlu menyegarkan kembali pemahaman kita terhadap Pancasila dan dalam waktuyang bersamaan, kita melepaskan Pancasila dari stigma lama yang penuh mistis bahwa Pancasila itu sakti,keramat dan sakral, yang justru membuatnya teraleinasi dari keseharian hidup warga dalam berbangsadan bernegara. Sebagai sebuah tata nilai luhur (
noble values
), Pancasila perlu diaktualisasikan dalamtataran praksis yang lebih ‘membumi’ sehingga mudah diimplementasikan dalam berbagai bidangkehidupan.
Para hadirin yang berbahagia,
Sebagai ilustrasi misalnya, kalau sila kelima Pancasila mengamanatkan terpenuhinya “
keadilan sosial bagiseluruh rakyat Indonesia
”, bagaimana implementasinya pada kehidupan ekonomi yang sudah mengglobalsekarang ini?Kita tahu bahwa fenomena globalisasi mempunyai berbagai bentuk, tergantung pada pandangan dan sikapsuatu Negara dalam merespon fenomena tersebut. Salah satu manifestasi globalisasi dalam bidangekonomi, misalnya, adalah pengalihan kekayaan suatu Negara ke Negara lain, yang setelah diolah dengannilai tambah yang tinggi, kemudian menjual produk-produk ke manca negara, sedemikian rupa sehinggarakyat harus “membeli jam kerja” bangsa lain. Ini adalah penjajahan dalam bentuk baru,
neo-colonialism,
atau dalam pengertian sejarah kita, suatu “VOC (
Verenigte Oostindische Companie
) dengan baju baru”.Implementasi sila ke-5 untuk menghadapi globalisasi dalam makna
neo-colnialism
atau “VOC-baju baru”itu adalah bagaimana kita memperhatikan dan memperjuangkan “jam kerja” bagi rakyat Indonesiasendiri, dengan cara meningkatkan kesempatan kerja melalui berbagai kebijakan dan strategi yangberorientasi pada kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan usaha meningkatkan “NeracaJam Kerja” tersebut, kita juga harus mampu meningkatkan “nilai tambah” berbagai produk kita agarmenjadi lebih tinggi dari “biaya tambah”; dengan ungkapan lain, “
value added
” harus lebih besar dari“
added cost
”. Hal itu dapat dicapai dengan peningkatan produktivitas, daya saing dan lapangan kerjauntuk SDM di Indonesia dengan mengembangkan serta menerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

5
didorong oleh kebutuhan pasar global dan domestik. Pasar domestik nasional harus menjadi pendorongutama.Dalam forum yang terhormat ini, saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya para tokohdan cendekiawan di kampus-kampus serta di lembaga-lembaga kajian lain untuk secara serius merumuskanimplementasi nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam lima silanya dalam berbagai aspek kehidupanbangsa dalam konteks masa kini dan masa depan. Yang juga tidak kalah penting adalah peran parapenyelenggara Negara dan pemerintahan untuk secara cerdas dan konsekuen serta konsisten menjabarkanimplementasi nilai-nilai Pancasila tersebut dalam berbagai kebijakan yang dirumuskan dan program yangdilaksanakan. Hanya dengan cara demikian sajalah, Pancasila sebagai dasar Negara dan sebagai pandanganhidup akan dapat ‘diaktualisasikan’ lagi dalam kehidupan kita.Memang, reaktualisasi Pancasila juga mencakup upaya yang serius dari seluruh komponen bangsa untukmenjadikan Pancasila sebagai sebuah visi yang menuntun perjalanan bangsa di masa datang sehinggamemposisikan Pancasila menjadi solusi atas berbagai macam persoalan bangsa. Melalui reaktualisasiPancasila, dasar negara itu akan ditempatkan dalam kesadaran baru, semangat baru dan paradigma barudalam dinamika perubahan sosial politik masyarakat Indonesia.
Para hadirin yang saya hormati,
Oleh karena itu saya menyambut gembira upaya Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akhir-akhirini gencar menyosialisasikan kembali empat pilar kebangsaan yang fundamental: Pancasila, UUD 1945,Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Keempat pilar itu sebenarnya telah lama dipancangkan ke dalam bumipertiwi oleh para
founding fathers
kita di masa lalu. Akan tetapi, karena jaman terus berubah yangkadang berdampak pada terjadinya diskotinuitas memori sejarah, maka menyegarkan kembali empat pilartersebut, sangat relevan dengan problematika bangsa saat ini. Sejalan dengan itu, upaya penyegarankembali juga perlu dilengkapi dengan upaya mengaktualisasikan kembali nilai-nilai yang terkandung dalamkeempat pilar kebangsaan tersebut.Marilah kita jadikan momentum untuk memperkuat empat pilar kebangsaan itu melalui aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai
weltanschauung,
yang dapat menjadi fondasi, perekat sekaligus payung kehidupanberbangsa dan bernegara. Dengan membumikan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian kita, seperti nilaiketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai permusyawaratan dan keadilan sosial, saya yakinbangsa ini akan dapat meraih kejayaan di masa depan. Nilai-nilai itu harus diinternalisasikan dalamsanubari bangsa sehingga Pancasila hidup dan berkembang di seluruh pelosok nusantara.Aktualisasi nilai-nilai Pancasila harus menjadi gerakan nasional yang terencana dengan baik sehingga tidakmenjadi slogan politik yang tidak ada implementasinya. Saya yakin, meskipun kita berbeda suku, agama,adat istiadat dan afiliasi politik, kalau kita mau bekerja keras kita akan menjadi bangsa besar yang kuatdan maju di masa yang akan datang.

6
Melalui gerakan nasional reaktualisasi nilai-nilai Pancasila, bukan saja akan menghidupkan kembalimemori publik tentang dasar negaranya tetapi juga akan menjadi inspirasi bagi para penyelenggara negaradi tingkat pusat sampai di daerah dalam menjalankan roda pemerintahan yang telah diamanahkan rakyatmelalui proses pemilihan langsung yang demokratis. Saya percaya, demokratisasi yang saat ini sedangbergulir dan proses reformasi di berbagai bidang yang sedang berlangsung akan lebih terarah manakalanilai-nilai Pancasila diaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Demikian yang bisa saya sampaikan. Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamu ‘alaikum wr wb.
Jakarta 1 Juni 2011
Bacharuddin Jusuf Habibie
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: