Tentang seseorang yang pertama kali

Tentang seseorang yang pertama kali saya kenal, yang saya tahu dia adalah satu-satunya pria yang bisa membuat saya kagum. Dari pertama kali saya melihatnya sampai saat ini. Pertama kali aku berteman dengannya bahkan kami bukan teman dekat. Saat itu kami sama sekali tidak dekat. Bahkan ketika kuliahpun tempat duduk kami saja jauh, dia di sisi kanan, saya di sisi kiri. Aku tidak tahu kenapa setiap kali aku bertemu dengannya, dalam jarak 5 meter saja aku melihatnya aku merasa grogi dan takut, yang aku fikirkan saat itu hanya malu dan malu. Kami hanya teman yang just say hello when we meet
Begitulah setiap hariku, dari awal semester sampai semester 4. Dan aku tak menyangka banyak hal terjadi setelah itu, Cerita ini dimulai ketika saat itu saya berada di semester 4, ada 1 mata kuliah bernama bioteknologi. Setiap mata kuliah biasanya disertai dengan praktikum secara berkelompok. Maka saat itu kami dibagi kelompok secara acak oleh asisten praktikum. Tak sengaja aku dan dia saat itu sekelompok. Mulai dari situ kami banyak melakukan diskusi tentang bioteknologi dan mulai dekat.
Periode selanjutnya sekitar semester 5, di kampusku ada mata kuliah PKL. Saat itu pun juga dilakukan pengelompokkan dengan cara pengundian, dan ternyata aku dengannya berada satu kelompok, bersama 3 teman lainnya dan dia menjadi ketua PKL. Akhirnya kamipun menjadi lebih dekat, pada masa itu, panitia PKL menetapkan praturan PKL bahwa tempat PKL diwajibkan di daerah semarang kemudian diperluas ke pati, rembang, kudus, demak, dan sekitrnya dengan catatan tempat dan judul PKL masing-masing mahasiswa tidak boleh sama. Oleh sebab itu masing-masing kelompok berlomba-lomba untuk survey tempat PKL agar tidak sama dengan yang lainnya. Dari situlah kami sering keluar bersama mencari tempat PKL bersama 3 teman lainnya. Sampai akhirnya kita PKL di tempat yang sama selama sebulan. Saat itu dia harus menghandel banyak hal, di samping dia menjadi ketua PKL dia juga menjadi ketua PKM dan menjalankan penelitian yang kemudian PKM-P yang dia ikuti masuk ajang PIMNAS.
Cerita berlanjut saat aku diminta dosenku mengajukan hibah penelitian mahasiswa tahun anggaran 2012 , yang beranggotakan 3 orang, 2 dari fakultas yang sama dan satu orang lain dari fakultas lain . saat itu aku meminta teman les bahasa inggrisku, dari fakultas kesehatan masyarakat, namanya udin. Kemudian aku merekomendasikannya pada dosenku dan disetujui, dan tidak aku sangka, dosenku meminta “dia” menjadi anggota kelompok penelitian hibah kami, ya mungkin karena “dia” adalah orang kepercayaan dosen. Jadilah kami mengajukan proposal penelitian hibah mengenai tungku sierra leone sebagai alternative pengentasan kemiskinan di daerah sentra pengasapan ikan mangunharjo semarang.
Satu bulan kemudian, berdasarkan pengumuman dari rector, kelompok kami lolos pendanaan dan mendapatkan dana sebesar 5,5 juta rupiah. Kemudian kami melakukan penelitian bersama, membuat tungku, melakukan pengasapan ikan dan sosialisasi pengasapan ikan yang benar. Saat itu pihak kampus mempersyaratkan bahwa bagi 25 kelompok yang lolos pendanaan agar membuat luaran jurnal dan proposal diikutsertakan dalam PKM DIKTI. Maka mau tidak mau kami memasukkan juga proposal kami ke PKM pengabdian masyarakat DIKTI, dan tidak disangka-sangka juga ternyata proposal kami lolos pendanaan untuk kedua kalinya dengan nilai 10 juta rupiah. Kembalilah kami bersama melakukan pengabdian masyarakat, penelitian, kuliah bersama, mengulang mata kuliah bersama, makan bersama, sholat bersama, menjadi asisten praktikum gizi ikan bersama, banyak waktu yang kita habiskan bersama.
Pada masa itu dia selalu mengantar dan menjemputku ke kampus, menemani makan, mengimami sholat, membantuku mengerjakan tugas, menemani ke toko buku, wifian, menemani ke perpustakaan, dll. Sampai pada akhir puncak penelitian PKM kami, saat akan menjelang pengumuman PIMNAS, jadwal itu berbenturan dengan jadwal wisuda dn yudisium kami, sampai kami diwajibkan memilih bisa lulus cepat tapi diskualifikasi PKM atau lulus tahun depan tapi bisa sampai PIMNAS, dan akhirnya kami memilih menunggu pengumuman pimnas, sambil mengisi waktu luang dengan mengulang mata kuliah yang nilai kami B.
Banyak waktu dan kegiatan kami habiskan bersama, sampai saat pengumuman PIMNAS ternyata kami tidak lolos, tapi kami cukup bangga saat itu. Kemudian saat itu kami wisuda , wisudapun kami bersama. Sampai terdapat diskusi saat menjelang detik perpisahan kami