PERSEPOLIS menceritakan tentang keh

PERSEPOLIS menceritakan tentang kehidupan Marjane Satrapi. Pada suatu hari, Marjane yang hendak pergike Iran tak bisa pergi lantaran ada masalah pada maskapai penerbangannya. Dia kemudian memilih untuk duduk dan merokok. Ketika ia duduk dan merokok, pikirannya terbang ke masa kecilnya dulu. Ia mengingat masa yang indah dan buruk ketika ia masih kecil bersama keluarganya. Ia juga mengingat tentang kondisi perpolitikan negerinya dahulu. Dulu, ketika masih kecil, Marji, sapaan akrab Marjane tinggal di Tehran dan ingin menjadi seorang nabi dan murid ari Bruce Lee. Pada masa kecilnya ia begitu terobsesi untuk melawan pemerintahan Shah Iran. Pada masa mudanya ia ingin ikut dalam setiap unjuk rasa menentang segala hal yang tidak benar. Marji ingin memiliki suatu hal yang bisa ia banggakan di masa depannya.

Lalu pada suatu ketika, Marji dan beberapa kawanna menyerang seorang anak yang ayahnya adalah anggota SAVAK. Dimana para anggota SAVAK membunuh para komunis tanpa alasan yang tak jelas. Kemudian, pada suatu hari paman Marji yang bernama Anoush datang ke rumahnya untuk makan malam bersama keluarganya setelah selama sembilan tahun ia dipenjara. Cerita yang disampaikan oleh paman Anoush menginspirasi Marji untuk selalu memprotes kebijakan pemerintahan yang buruk. Sementara itu, keluarga Marji sendiri begitu tak setuju dan marah dengan paham Islam Fundamentalis yang rupanya memenangkan 99,99% pemilihan. Dari sana pihak Islam Fundamentalis mulai menyingkirkan orang-orang yang tak sepaham dengan mereka.

Setelah Islam Fundamentalis ini menjadi penguasa pemerintahan Iran, pemerintah memaksa para perempuannya untuk memakai pakaian yang sopan termasuk memakai cadar. Sementara itu Anoush kembali ditahan dan dieksekusi lantaran paham politiknya yang berlawanan dengan paham politik pemerintahan. Marji benar-benar kecewa dengan keadaan ini. Tapi ia berusaha memahami satu hal yang disebut dengan toleransi.

Beberapa tahun kemudian, perang antara Irak-Iran pecah. Marji takut akan kematian yang semakin meraja lela karena perang itu. Ia juga ketakutan dengan kehancuran yang disebabkan oleh perang tersebut