petualangan paman belalang dan anak semut Dahulu kala di tengah-tengah terjemahan - petualangan paman belalang dan anak semut Dahulu kala di tengah-tengah Inggris Bagaimana mengatakan

petualangan paman belalang dan anak

petualangan paman belalang dan anak semut
Dahulu kala di tengah-tengah hutan yang sangat lebat di atas bukit terdapat sebuah desa yang di huni oleh beraneka ragam macam serangga. Mereka hidup tentram, rukun dan damai. Ada keluarga Kupu-kupu yang tinggal di atas pepohonan, Pak Kumbang dan keluarganya yang tinggal didalam sarang yang tergantung di dahan pohon besar. Kakek Cacing yang selalu membuat rumah di lubang tanah. Sekelompok Semut hitam dan Semut merah yang sarangnya saling berdekatan, Bapak Laba-laba yang mempunyai rumah jaring Laba-laba besar, serta Ibu Kecoa yang menempati sepatu bot bekas milik manusia untuk di jadikan sebagai rumahnya.

Hampir setiap malam mereka berkumpul bersama, berpesta, menari, dan bergembira serta saling berbagi makanan kecuali seekor belalang yang selalu saja hidup menyendiri. Ia hanya memandang keramaian dari depan rumahnya saja. Tingkah Belalang itu sangat aneh, ia malu karena ia telah kehilangan sebuah kakinya. Kakek Cacing pernah bercerita, Paman Belalang setahun yang lalu telah kehilangan kakinya akibat ia berkelahi dengan seekor burung yang hendak memangsanya. Sehari-hari Paman Belalang hanya duduk termenung meratapi kakinya yang hilang, atau ia pergi entah kemana. Paman Belalang merasa sudah tidak berguna lagi karena telah kehilangan kakinya yang sangat berharga.

Lodi si anak Semut Merah dan Roro si anak Semut Hitam sangat prihatin melihat hidup Paman Belalang sekarang. Suatu hari ketika Lodi dan Roro sedang berjalan-jalan di tepi sungai, tiba-tiba mereka melihat Paman Belalang sedang asyik membuat sebuah perahu kecil yang terbuat dari ranting pohon dan dedaunan kering.

“Wahhhh… perahu buatan paman bagus sekali Puji Roro”.
Paman Belalang tersenyum, lalu tiba-tiba ia mengajak Lodi dan Roro naik kedalam perahu miliknya. Lodi dan Roro saling bertatapan, mereka tidak menyangka ternyata Paman Belalang sangat baik dan ramah, Lody dan Roro pun bersedia ikut dengan Paman Belalang, mereka bertiga pun menjadi akrab. Paman Belalang mengeluarkan sebuah gitar tua lalu ia mulai bernyanyi sedangkan Lodi dan Roro menari-nari mengikuti irama gitar milik Paman Belalang.

Perahu daun Paman Belalang berlayar di sepanjang aliran sungai, pemandangan di sekitarnya sangat indah. Ketika perahu itu melawati sungai yang di tepinya di penuhi oleh tanaman bunga, tiba-tiba Paman Belalang menghentikan laju perahunya. Lalu ia menunjukan jarinya kearah dua ekor kodok yang sedang bercakap-cakap.
“Kedua kodok itu sepertinya sedang merencanakan sesuatu yang tidak baik bisik Paman”.
“Dari mana Paman bisa mengetahuinya? Tanya Lodi”.
“Kemarin Paman mendengar cerita dari seekor Lalat, katanya kita harus berhati-hati jika melihat dua ekor kodok hitam yang besar, Seminggu yang lalu kedua ekor Kodok hitam itu telah menghancurkan desa serangga yang berada di sebelah timur, mereka memangsa anak-anak semut dan telur-telur serangga jelas Paman”.
“Yaa ampun, jahat sekali kodok-kodok itu bisik Roro ketakutan”.

Paman Belalang, Lodi dan Roro diam-diam mendengarkan percakapan kedua kodok itu dari dalam perahu mereka yang bersembunyi dibalik bunga teratai. Benar saja, ternyata kedua Kodok itu mempunyai rencana jahat nanti malam. Mereka tahu jika hampir setiap malam di desa serangga selalu mengadakan pesta. Kodok itu pun berencana akan merusak pesta dan memangsa anak-anak serangga yang berada di sana. Mendengar hal itu Paman Belalang cepet-cepat memutar balik arah perahu miliknya, lantas mereka bertiga kembali ke desa.
“Ayo kita pulang dan memberitahukan rencana mereka pada para serangga yang lainnya jelas Paman”.
Perahu yang Paman kemudikan itu berlayar sangat cepat menuju desa. Setiba disana Paman Belalang segera menceritakan rencana jahat sang Kodok yang mereka dengar tadi.

“Benarkah… Cerita itu, Tanya Kakek Cacing yang dituakan oleh para serangga di desa mereka”.
“Benar Kakek, kami berdua pun juga mendengar percakapan Kodok jahat itu jelas Lodi dan Roro”.
Paman Belalang kemudian memerintahkan jika malam ini tidak di adakan pesta dulu. Anak-anak dan telur mereka harus di jaga baik-baik di dalam sarang oleh induknya. Sedangkan para penjantan dewasa siap berjaga-jaga dan menyerang jika kedua kodok itu datang. Dan ternyata benar, ketika malam hari tiba, kedua ekor Kodok Hitam itu muncul di desa. Upsss… ternyata Kodok itu pun bingung karena desa serangga yang hampir setiap malam mengadakan pesta, tiba-tiba saja menjadi sunyi senyap.

SEERANGGGGGG… Teriak Paman Belalang, dengan cepat Bapak Laba-laba menjatuhkan jaring besarnya tepat di atas Kodok itu. Kedua Kodok itu terperangkap oleh jaring Laba-laba, mereka pun tidak dapat bergerak. Para penjantan Semut Merah dan Semut Hitam lalu mengelilingi serta menggigiti kedua nya. Kodok-kodok itu teriak kesakitan, lalu akhirnya mereka menyerah dan meminta maaf kepada para serangga. Kakek Cacing memerintahkan Bapak Laba-laba untuk membuka jaring-jaringnya lalu ia menyuruh kedua Kodok itu pergi dari desa serangga.

HOORREEEE… Teriak para serangga ketika melihat Kodok-kodok itu pergi, sambil menari-nari mereka mengangkat tubuh Paman Belalang dan melempar-lemparnya ke udara. Kakek Cacing mengucapkan terima kasih kepada Paman Belalang yang sudah menyelamatkan desa milik mereka. Semenjak itu Paman Belalang tidak menjadi pemurung lagi, ia sadar jika dirinya masih berguna walaupun telah kehilangan kakinya. Setiap malam ia pun bergabung dengan para serangga lainya untuk berpesta, Paman belalang selalu bermain gitar dan bernyanyi riang. Para serangga pun sangat menyukainya, begitu juga dengan Lodi dan Roro yang sekarang menjadi sahabat Paman dan mereka selalu ikut serta berpetualang dengan Paman Belalang dan perahunya.
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Inggris) 1: [Salinan]
Disalin!
the adventures of Uncle grasshoppers and ants Once upon a time in the middle of a very dense forest on a hill there is a village in occupied by diverse kinds of insects. They live peaceful and serene setting, get along well. There is a family of butterflies that live in the trees, Mr. Beetle and his family who live in a nest hanging on the branches of a large tree. The Worm's grandfather always made it home in the ground hole. A group of Red Ants and black Ants that nest each other, Mr. spider, which has houses a large spider web, as well as mother of the cockroach which occupies the former boots belonging to the man to his home as in.Almost every night they were gathered together, partying, dancing, and rejoice and share the food unless it is a Grasshopper that has always been living in solitude. He just looked at the crowd from the front of her house only. The vagaries of the locusts is very strange, he was embarrassed because he had lost a leg. Grandfather of worms ever tell you, uncle Grasshoppers a year ago had lost his leg as a result of his fight with no predators to other birds. Everyday Uncle Grasshoppers just sat pensive lament a lost his leg, or he went somewhere where. Uncle Grasshoppers felt it was no longer useful because it has lost a very valuable legs.Lodi Red Ants and the child is the child of black Ants Roro very concerned view of life Uncle Grasshopper right now. One day while Lodi and Roro was walking by the River, suddenly they see Uncle Grasshoppers are fun to make a small boat made of twigs and foliage dry."Wahhhh ... the boat's great uncle made Praise Roro".Uncle Grasshopper smiles, then suddenly she invites Lodi and Roro ride into his boat. Lodi and Roro bertatapan each other, they don't think it turned out very good Grasshopper's uncle and friendly, Lody and Roro was willing to join with the uncle of locust, the three of them became familiar. Uncle Grasshopper issued a guitar and he began singing while Lodi and Roro danced to the rhythm of the guitar belonged to Uncle Grasshoppers.The boat leaves Uncle Grasshopper sailed along the flow of the River, the scenery is very beautiful. When the boat across a river that was supplied by the plant flowers, suddenly stopping its Grasshopper's uncle. Then he showed his finger towards the two male frogs who are conversing."It looks like frog Both are planning something whispered not a good Uncle"."Where's uncle was able to figure it out? Tanya Lodi "."Yesterday's uncle heard stories of a fly, he said we have to be careful if you see two huge black frog, a week ago the two tailed Frog black it has destroyed the village of insects are being in the East, they prey on children Ant and insect eggs clearly Uncle"."Yaa sake, wickedly frogs that spooked Roro whispered".Uncle Grasshoppers, Lodi and Roro secretly listening to the conversations of both frogs from their hiding in a boat behind the Lotus Flower. Sure enough, it turns out that Frog had a second evil plan later tonight. They know if almost every night in the village of insects always have a party. The Toad's plan would damage the party and insect prey on kids who were there. Heard it's uncle quickly cepet Grasshopper turn back towards his boat, three of them went back to the village."Let's go home and make their plans on the insects more clear Uncle".Boat rods and Uncle was sailing very fast towards the village. Once there, They immediately tells Uncle evil plan of the Frog they heard earlier."Is It True That The ... That story, Tanya's grandfather elderly Worm by the insect in their village "."Yes Grandpa, we both also heard conversations Toads evil clearly Lodi and Roro".Uncle then ordered a Grasshopper if tonight wasn't in the conduct of the party first. Children and their eggs must keep well in the hive by its mother. While the penjantan adult watching and ready to attack if the two frogs were coming. And it turns out right, when the evening comes, both the black Frog's tail appeared in the village. Upsss ... it turns out that Frog was confused because the village of insects that had a party almost every night, suddenly just be silence.SEERANGGGGGG THE ... Cried Uncle, Locust quickly Mr. spider dropping nets above the exact magnitude of the Frog. The two Frogs were caught by spider webs, they cannot move. The Red Ant and the Ant penjantan Black and surrounds as well as his second menggigiti. Frogs that cried in pain, then finally they gave up and apologized to the insect. The worm's grandfather ordered Mr. Spider to open jaring-jaringnya and then he sent a second Frog that goes from the village of insects.HOORREEEE THE ... Yell the insects when looking at frogs it off, while dancing their Uncle's body lifted the locusts and melempar-lemparnya into the air. Grandfather of worms to thank Uncle Grasshopper who has saved the village belongs to them. Since it was not a young Grasshopper Uncle again, he realized if he still useful though it had lost her legs. Every night he joined the other insects to feast on, uncle Grasshopper always play the guitar and sing merrily. The insect is very like it, likewise with Lodi and Roro is now a friend of Uncle and they have always participated with adventurous Uncle Grasshopper and his boat.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Inggris) 2:[Salinan]
Disalin!
petualangan paman belalang dan anak semut
Dahulu kala di tengah-tengah hutan yang sangat lebat di atas bukit terdapat sebuah desa yang di huni oleh beraneka ragam macam serangga. Mereka hidup tentram, rukun dan damai. Ada keluarga Kupu-kupu yang tinggal di atas pepohonan, Pak Kumbang dan keluarganya yang tinggal didalam sarang yang tergantung di dahan pohon besar. Kakek Cacing yang selalu membuat rumah di lubang tanah. Sekelompok Semut hitam dan Semut merah yang sarangnya saling berdekatan, Bapak Laba-laba yang mempunyai rumah jaring Laba-laba besar, serta Ibu Kecoa yang menempati sepatu bot bekas milik manusia untuk di jadikan sebagai rumahnya.

Hampir setiap malam mereka berkumpul bersama, berpesta, menari, dan bergembira serta saling berbagi makanan kecuali seekor belalang yang selalu saja hidup menyendiri. Ia hanya memandang keramaian dari depan rumahnya saja. Tingkah Belalang itu sangat aneh, ia malu karena ia telah kehilangan sebuah kakinya. Kakek Cacing pernah bercerita, Paman Belalang setahun yang lalu telah kehilangan kakinya akibat ia berkelahi dengan seekor burung yang hendak memangsanya. Sehari-hari Paman Belalang hanya duduk termenung meratapi kakinya yang hilang, atau ia pergi entah kemana. Paman Belalang merasa sudah tidak berguna lagi karena telah kehilangan kakinya yang sangat berharga.

Lodi si anak Semut Merah dan Roro si anak Semut Hitam sangat prihatin melihat hidup Paman Belalang sekarang. Suatu hari ketika Lodi dan Roro sedang berjalan-jalan di tepi sungai, tiba-tiba mereka melihat Paman Belalang sedang asyik membuat sebuah perahu kecil yang terbuat dari ranting pohon dan dedaunan kering.

“Wahhhh… perahu buatan paman bagus sekali Puji Roro”.
Paman Belalang tersenyum, lalu tiba-tiba ia mengajak Lodi dan Roro naik kedalam perahu miliknya. Lodi dan Roro saling bertatapan, mereka tidak menyangka ternyata Paman Belalang sangat baik dan ramah, Lody dan Roro pun bersedia ikut dengan Paman Belalang, mereka bertiga pun menjadi akrab. Paman Belalang mengeluarkan sebuah gitar tua lalu ia mulai bernyanyi sedangkan Lodi dan Roro menari-nari mengikuti irama gitar milik Paman Belalang.

Perahu daun Paman Belalang berlayar di sepanjang aliran sungai, pemandangan di sekitarnya sangat indah. Ketika perahu itu melawati sungai yang di tepinya di penuhi oleh tanaman bunga, tiba-tiba Paman Belalang menghentikan laju perahunya. Lalu ia menunjukan jarinya kearah dua ekor kodok yang sedang bercakap-cakap.
“Kedua kodok itu sepertinya sedang merencanakan sesuatu yang tidak baik bisik Paman”.
“Dari mana Paman bisa mengetahuinya? Tanya Lodi”.
“Kemarin Paman mendengar cerita dari seekor Lalat, katanya kita harus berhati-hati jika melihat dua ekor kodok hitam yang besar, Seminggu yang lalu kedua ekor Kodok hitam itu telah menghancurkan desa serangga yang berada di sebelah timur, mereka memangsa anak-anak semut dan telur-telur serangga jelas Paman”.
“Yaa ampun, jahat sekali kodok-kodok itu bisik Roro ketakutan”.

Paman Belalang, Lodi dan Roro diam-diam mendengarkan percakapan kedua kodok itu dari dalam perahu mereka yang bersembunyi dibalik bunga teratai. Benar saja, ternyata kedua Kodok itu mempunyai rencana jahat nanti malam. Mereka tahu jika hampir setiap malam di desa serangga selalu mengadakan pesta. Kodok itu pun berencana akan merusak pesta dan memangsa anak-anak serangga yang berada di sana. Mendengar hal itu Paman Belalang cepet-cepat memutar balik arah perahu miliknya, lantas mereka bertiga kembali ke desa.
“Ayo kita pulang dan memberitahukan rencana mereka pada para serangga yang lainnya jelas Paman”.
Perahu yang Paman kemudikan itu berlayar sangat cepat menuju desa. Setiba disana Paman Belalang segera menceritakan rencana jahat sang Kodok yang mereka dengar tadi.

“Benarkah… Cerita itu, Tanya Kakek Cacing yang dituakan oleh para serangga di desa mereka”.
“Benar Kakek, kami berdua pun juga mendengar percakapan Kodok jahat itu jelas Lodi dan Roro”.
Paman Belalang kemudian memerintahkan jika malam ini tidak di adakan pesta dulu. Anak-anak dan telur mereka harus di jaga baik-baik di dalam sarang oleh induknya. Sedangkan para penjantan dewasa siap berjaga-jaga dan menyerang jika kedua kodok itu datang. Dan ternyata benar, ketika malam hari tiba, kedua ekor Kodok Hitam itu muncul di desa. Upsss… ternyata Kodok itu pun bingung karena desa serangga yang hampir setiap malam mengadakan pesta, tiba-tiba saja menjadi sunyi senyap.

SEERANGGGGGG… Teriak Paman Belalang, dengan cepat Bapak Laba-laba menjatuhkan jaring besarnya tepat di atas Kodok itu. Kedua Kodok itu terperangkap oleh jaring Laba-laba, mereka pun tidak dapat bergerak. Para penjantan Semut Merah dan Semut Hitam lalu mengelilingi serta menggigiti kedua nya. Kodok-kodok itu teriak kesakitan, lalu akhirnya mereka menyerah dan meminta maaf kepada para serangga. Kakek Cacing memerintahkan Bapak Laba-laba untuk membuka jaring-jaringnya lalu ia menyuruh kedua Kodok itu pergi dari desa serangga.

HOORREEEE… Teriak para serangga ketika melihat Kodok-kodok itu pergi, sambil menari-nari mereka mengangkat tubuh Paman Belalang dan melempar-lemparnya ke udara. Kakek Cacing mengucapkan terima kasih kepada Paman Belalang yang sudah menyelamatkan desa milik mereka. Semenjak itu Paman Belalang tidak menjadi pemurung lagi, ia sadar jika dirinya masih berguna walaupun telah kehilangan kakinya. Setiap malam ia pun bergabung dengan para serangga lainya untuk berpesta, Paman belalang selalu bermain gitar dan bernyanyi riang. Para serangga pun sangat menyukainya, begitu juga dengan Lodi dan Roro yang sekarang menjadi sahabat Paman dan mereka selalu ikut serta berpetualang dengan Paman Belalang dan perahunya.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: