Menurut pengertian di atas, pondok pesantren tradisional merupakan lingkungan yang tertutup dimana seorang santri tunduk dan patuh pada kyai yang disebut sebagai pengasuh pesantren. mereka mempercayai dengan penuh pada kekuatan spiritual yang diwujudkan dalam kehidupan nyata berupa karomah dengan jalan tarekat, ta'dhim, dan ta'lim. oleh sebab itu, satri salaf banyak yang melakukan tirakat seperti puasa, sholat, dan dzikir.
sumber pembelajaran mereka ialah berupa kitab-kitab traditional, kitab-kitab salafiyah yang diajarkan oleh seorang kyai yang sangat mereka hormati.
di sini jelas bahwa esensi belajar pada kaum santri salaf ialah bagaimana mereka bisa memahami kitab-kitab salaf dengan baik dan mendetail. ini ditujukan agar mereka dapat menyikapi permasalahan yang ada melalui ilmu yang telah mereka peroleh.
berkaitan dengan hal tersebut, ini nampak jelas bahwa kitab-kitab islam yang mereka gunakan menggunakan bahasa arab. maka tentunya, santri salaf akan mendetail memahami bahasa arab agar mereka mampu menjelaskan dan menggali makna dari kitab-kitab yang digunakan sebagai rujukan.
bahasa inggris muncul sebagai bahasa "modern" atas keuniversalan dalam penggunaannya di dunia. it tak dapat dipungkiri bahwa di zaman ini, bahasa inggris merupakan sarana komunikasi pokok antar negara. ini berlaku pada semua elemen termasuk santri salaf, jika mereka mau membuka kesempatan dan mengembangkan apa yang mereka dapat di duna global.
ini mungkin benar, bahwa kitab-kitab salaf mencakup semua aspek kehidupan, baik dalam hal agama, ketuhanan, fiqih, bahasa, pemerintahan, kesehatan, rumah tangga, budi pekerti, maupun ekonomi. namun, pada kenyataannya, dunia terus berkembang dimana pemikiran dan kebijakan akan senantiasa berubah. hal ini dapat menjadi satu titik celah bagaimana seorang santri dalam pesantren traditional dapat lebih terbuka, terutama dalam hal penggunaan bahasa.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
