spooky but not a ghost At the time I was grade 1 high school I had a horrible story. It's not about ghost. But this is more horrible than ghosts. That time I was in a physics lesson hours. Mr. Bambang who teach we are writing down notes and questions for me and its my friend. But we're all not one bit concerned. And we hope this hour was quickly completed. Usually I'm sitting back and ida the genius in the future. However I was swapping places with him. Mr. bambang else lift the bag and go with utter "Assalamualaikum". "Waalaikum salam!" we said in unison with the spirit and added words"be careful of the Pack," said ida from behind. "thank you Sir" and another "yes!!!!" a gesture of gratitude because the lesson has ended. My friends ask "pak bambang should be 2 hours, why she went away?" we immediately thought "oh yes yes .." what lest she upset. "ah ... ... certainly Mr. bambang forgot " Representation of one of our named Itok, approached him and gave tau that these hours are not yet finished. Mr. bambang went back to the classroom again while we were busy joking. All of a sudden ..."tArrr!!" pak bambang melepar wooden ping pong racket to burst. Silent atmosphere instantly"diak!" kicking the tables "der!!" peggris wood Board solved immediately above my desk “bruk bruk bruk bruk!!!” meja di barisan depan jatuh rusak dan semuanya berdiri dengan posisi tidur. Para laki-laki di singgungkan 1 kepala dengan kepala lain hingga mereka kesakitan. Dan pak bambang berkata “ mengajari kalian apa harus sama mengajari kalian seperti hewan? “lalu kulihat teman teman perempuanku mulai menangis, ada pula yang menangis sampai sampai dia terkena flu dadakan. Ya ampun, tidak kusangka kan berujung seperti ini.Setelah dia mengatakan dan memporak porandakan kelas kami, dia pun pergi. “ini sungguh mengerikan, ini bencana, maafkan aku karna salahku, aku yang mengucapkan hati-hati padanya” ujar Ida. Dia anak yang tidak banyak bicara sebenarnya dan tidak pernah membuat masalah.“sudahlah.. ini kesalahan bersama, mungkin kata yes ku juga yang membutnya marah” Kelas kelas lain pun mendatangi kelas kami dan bertanya-tanya. Dengan mendadak kelas kami menjadi terkenal karna guru killer itu menghajar kami habis. Akhirnya kami menemui wali kelas kami dan menceritakan semua kejadiannya. Bersyukur kami mempunyai Bu Reni sebagai wali kelas yang baik. Dan hari setelah itu, kami sekelas pun pergi menemui pak bambang di ruang dapur guru yang biasa guru gunakan untuk bersantai. Beruntung pak bambang memaafkan kami. Huft.. peristiwa itu benar-benar membuat kami khilaf dan lebih menghargai guru. Kami berjanji pak, tidak akan melakukan hal itu lagi.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..