Banyak ulama yang mencoba membaca arti, makna, dan hakikat idul adha q terjemahan - Banyak ulama yang mencoba membaca arti, makna, dan hakikat idul adha q Arab Bagaimana mengatakan

Banyak ulama yang mencoba membaca a

Banyak ulama yang mencoba membaca arti, makna, dan hakikat idul adha qurban, namun tak banyak yang menyuguhkan tafsir idul adha qurban yang komprehensif sehingga menjadi satu nilai pembelajaran dari peristiwa penyembelihan qurban oleh Nabi Ibrahim kepada anaknya, Nabi Ismail. Hampir semua media online Islam sebatas menjelaskan arti, makna dan hakikat idul adha qurban sebagai bentuk keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah.

Selain makna idul adha qurban itu, sepertinya agak susah mencari arti dan hakikat ibadah idul adha qurban yang paling mendasar, mengakar, dan mendalam agar bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, redaksi Islamcendekia.com mencoba melakukan penelusuran akademis berbasis tasawuf untuk mendapatkan arti, makna, dan hakikat ibadah idul adha qurban.

Sejarah qurban idul adha
Sejarah qurban idul adha dijelaskan secara singkat dan jelas dalam Al Quran surat As Shoffat ayat 102. Dalam QS AS Shoffat tersebut bisa diceritakan sejarah qurban adalah sebagai berikut. Saat Ismail berusia remaja, ayahnya Ibrahim memanggil Ismail (anak Ibrahim) untuk mendiskusikan sesuatu.

Ibrahim menceritakan kepada Ismail bahwa Ibrahim telah mendapatkan perintah dari Allah melalui mimpi untuk menyembelih Ismail. Dari sini, Ibrahim menanyakan kepada Ismail: "Bagaimana menurutmu, wahai Ismail?"

Lantas, Ismail menjawab: "Wahai ayah, laksanakan perintah Allah yang dimandatkan untukmu. Saya akan sabar dan ikhlas atas segala yang diperintahkan Allah," ujar Ismail kepada ayahnya, Ibrahim. Dalam hal ini, Ibrahim mengkonfirmasikan mimpinya jangan-jangan mimpinya datang dari setan.

Ternyata tidak, Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah sebanyak 3 (tiga) kali melalui mimpi. Setelah mendapatkan petunjuk dan yakin bahwa itu adalah perintah Allah, maka Ibrahim dengan ikhlas akan menyembelih puteranya sendiri, yaitu Ismail.

Setelah Ibrahim dan Ismail kedua-duanya ikhlas untuk menjalankan perintah Allah, ternyata Allah mengganti Ismail menjadi domba. Dari peristiwa ini, sudah mulai bisa diketahui arti, makna, dan hakikat idul adha qurban. Peristiwa ini kemudian dijadikan sebagai hari raya umat Islam selain hari raya idul fitri.

Arti qurban idul adha
Arti kata idul adha qurban ada dua makna. Pertama, arti qurban adalah dekat yang diambil dari bahasa Arab Qarib. Pandangan umum mengatakan bahwa qurban adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Kedua, arti qurban adalah udhhiyah atau bisa dikatakan dhahiyyah yang artinya adalah hewan sembelihan. Dari arti makna qurban ini, maka menjadi tradisi sebagaimana lazim dilakukan umat muslim di dunia untuk menyembelih hewan dengan cara kurban atau mengorbankan hewan yang menjadi sebagian hartanya untuk kegiatan sosial.

"Tradisi kurban dalam hari raya idul adha memiliki dua dimensi. Pertama, makna qurban memiliki dimensi ibadah-spiritual. Kedua, makna qurban punya dimensi sosial," ujar Lismanto, pencetus teori aktualisasi syariat (dalam Hukum Islam Progresif, 2014) saat dihubungi Islamcendekia.com via telepon.

Dimensi ibadah dalam tradisi qurban, lanjut Lismanto, sudah jelas menjadi bentuk ketaatan hamba kepada Tuhannya. Ketaatan itu harus dilandasi dengan rasa ikhlas sepenuhnya, sehingga kita menjadi dekat dengan Allah. Hal inilah yang dimaksud qurban dalam pengertian ibadah, yakni qarib.

Sementara itu, tutur Lismanto, dimensi sosial dalam tradisi qurban sudah bisa dibaca dengan kasat mata bahwa ibadah qurban memberikan kesejahteraan kepada lingkungan sosial berupa daging kurban yang notabene hanya bisa dijangkau kalangan elite. "Ini berlaku di desa, bukan di kota-kota yang memang sudah terbiasa makan daging. Dengan qurban dari perspektif sosial, ini menjadi bagian dari ketakwaan kita kepada Allah secara horizontal," imbuh Lismanto.

"Jadi, Allah selalu memerintah hamba-Nya untuk selalu mengharmonisasikan antara ibadah vertikal (hablum minallah) dan ibadah horizontal (hablum minannas). Keduanya berjalan beriringan tanpa ada sekat dan harus senantiasa berdialektika," tutur Lismanto.

Dari penjelasan tersebut, kita bisa simpulkan bahwa arti qurban dalam tradisi idul adha memiliki dua makna. Makna pertama merujuk pada kata qarib yang identik pada ibadah vertikal, dan arti qurban kedua merujuk pada makna kata udhhiyah atau dhahiyyah yang dilekatkan pada ibadah horizontal.

Kurban idul adha diambil dari bahasa Arab, yaitu qaruba, yaqrabu, dan qurban wa qurbaanan di mana artinya adalah mendekati atau menghampiri. Sementara itu, arti kata qurban secara harfiah berarti hewan sembelihan yang diambil dari kata udhhiyah atau dhahiyyah.

Makna qurban idul adha
Makna dan arti adalah dua kata yang bisa jadi berbeda. Arti lebih kepada arti secara eksplisit atau kasat mata. Sementara itu, makna mengharuskan sebuah tafsir yang mendalam atas suatu teks. Dari sini makna qurban dalam tradisi idul adha dimaknai lebih dalam sebagai sebuah bentuk ketakwaan kita kepada Allah.

Makna qurban dalam idul adha adalah bahwa kita harus ikhlas dalam menjalankan cobaan dari Allah. Kata lainnya adalah saat kita "disembelih" Allah, maka ikhlaslah dan bertawakal sehingga dengan keikhlasan itu kita akan mendapatkan "domba" sebagai penggantinya.

Sayangnya, saat kita menjadi bagian dari sembelihan Allah, kemungkinan kita tidak ikhlas dan berat sehingga tentu kita tidak mendapatkan gantinya berupa domba. Oleh karena itu, atas segala sesuatu yang terjadi kepada kita karena cobaan dari Allah, kita mesti ikhlas menjalaninya.

Muhammad Ainun Najib atau yang lebih akrab disapa Cak Nun dalam hal quran idul adha, menjelaskan, kalau kita sedang "disembelih" Allah, maka kita harus ikhlas dan tulus agar kita mendapatkan domba sebagaimana Ibrahim menyembelih Ismail. Masalahnya, kita seringkali tidak ikhlas saat disembelih Allah. Inilah hal yang paling berat, yaitu ikhlas dan tulus. Demikian arti dan makna qurban dalam idul adha menurut Emha (Muhammad) Ainun Najib (Cak Nun).

Hakikat qurban idul adha
Hakikat qurban idul adha adalah bahwa kita harus kembali kepada tujuan hidup, yaitu beribadah kepada Allah. Karena manusia dan jin tidaklah diciptakan, kecuali untuk beribadah.

Sebagaimana ujian Allah kepada nabi Ibrahim, hikmah dari segala peistiwa qurban tidak lain tidak bukan adalah untuk memperoleh ridha Allah melalui ibadah dengan menjalankan apa yang menjadi perintah Allah. Namun, tidak sekadar ibadah, kita harus ikhlas dalam menjalankan setiap perintah Allah. Kalau tidak, apa yang kita kerjakan dan menurut kita ibadah, itu menjadi sia-sia karena tidak dilakukan dengan ikhlas. Inilah hakikat dari peristiwa qurban dalam idul adha.

Serbagaimana arti kata qurban yang bermakna qarib atau dekat kepada Allah, maka hakikat kurban adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya. Karena itu, makna qurban dalam pengertian Islam adalah bentuk pendekatan diri kita kepada Allah melalui lantaran hewan ternak yang dikurbankan atau disembelih.

Dengan begitu, kita merelakan sebagian harta kita yang sebetulnya milik Allah untuk orang lain. Ini menjadi bagian dari ketaatan kita kepada Allah. Syaratnya, dalam qurban kita harus benar-benar untuk mencari ridha Allah, bukan untuk yang lain. Inilah hakikat qurban dalam Islam yang sebenarnya.

Demikian arti, makna dan hakikat qurban idul adha dalam tradisi Islam yang dibangun sejak sepeninggal Nabi Ibrahim sampai sekarang. Semoga artikel tentang arti makna dan hakikat qurban idul adha dalam Islam memberikan manfaat nyata kepada pembaca untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Arab) 1: [Salinan]
Disalin!
Banyak ulama yang mencoba membaca arti, makna, dan hakikat idul adha qurban, namun tak banyak yang menyuguhkan tafsir idul adha qurban yang komprehensif sehingga menjadi satu nilai pembelajaran dari peristiwa penyembelihan qurban oleh Nabi Ibrahim kepada anaknya, Nabi Ismail. Hampir semua media online Islam sebatas menjelaskan arti, makna dan hakikat idul adha qurban sebagai bentuk keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah.Selain makna idul adha qurban itu, sepertinya agak susah mencari arti dan hakikat ibadah idul adha qurban yang paling mendasar, mengakar, dan mendalam agar bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, redaksi Islamcendekia.com mencoba melakukan penelusuran akademis berbasis tasawuf untuk mendapatkan arti, makna, dan hakikat ibadah idul adha qurban.Sejarah qurban idul adhaSejarah qurban idul adha dijelaskan secara singkat dan jelas dalam Al Quran surat As Shoffat ayat 102. Dalam QS AS Shoffat tersebut bisa diceritakan sejarah qurban adalah sebagai berikut. Saat Ismail berusia remaja, ayahnya Ibrahim memanggil Ismail (anak Ibrahim) untuk mendiskusikan sesuatu.Ibrahim menceritakan kepada Ismail bahwa Ibrahim telah mendapatkan perintah dari Allah melalui mimpi untuk menyembelih Ismail. Dari sini, Ibrahim menanyakan kepada Ismail: "Bagaimana menurutmu, wahai Ismail?"Lantas, Ismail menjawab: "Wahai ayah, laksanakan perintah Allah yang dimandatkan untukmu. Saya akan sabar dan ikhlas atas segala yang diperintahkan Allah," ujar Ismail kepada ayahnya, Ibrahim. Dalam hal ini, Ibrahim mengkonfirmasikan mimpinya jangan-jangan mimpinya datang dari setan.
Ternyata tidak, Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah sebanyak 3 (tiga) kali melalui mimpi. Setelah mendapatkan petunjuk dan yakin bahwa itu adalah perintah Allah, maka Ibrahim dengan ikhlas akan menyembelih puteranya sendiri, yaitu Ismail.

Setelah Ibrahim dan Ismail kedua-duanya ikhlas untuk menjalankan perintah Allah, ternyata Allah mengganti Ismail menjadi domba. Dari peristiwa ini, sudah mulai bisa diketahui arti, makna, dan hakikat idul adha qurban. Peristiwa ini kemudian dijadikan sebagai hari raya umat Islam selain hari raya idul fitri.

Arti qurban idul adha
Arti kata idul adha qurban ada dua makna. Pertama, arti qurban adalah dekat yang diambil dari bahasa Arab Qarib. Pandangan umum mengatakan bahwa qurban adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Kedua, arti qurban adalah udhhiyah atau bisa dikatakan dhahiyyah yang artinya adalah hewan sembelihan. Dari arti makna qurban ini, maka menjadi tradisi sebagaimana lazim dilakukan umat muslim di dunia untuk menyembelih hewan dengan cara kurban atau mengorbankan hewan yang menjadi sebagian hartanya untuk kegiatan sosial.

"Tradisi kurban dalam hari raya idul adha memiliki dua dimensi. Pertama, makna qurban memiliki dimensi ibadah-spiritual. Kedua, makna qurban punya dimensi sosial," ujar Lismanto, pencetus teori aktualisasi syariat (dalam Hukum Islam Progresif, 2014) saat dihubungi Islamcendekia.com via telepon.

Dimensi ibadah dalam tradisi qurban, lanjut Lismanto, sudah jelas menjadi bentuk ketaatan hamba kepada Tuhannya. Ketaatan itu harus dilandasi dengan rasa ikhlas sepenuhnya, sehingga kita menjadi dekat dengan Allah. Hal inilah yang dimaksud qurban dalam pengertian ibadah, yakni qarib.

Sementara itu, tutur Lismanto, dimensi sosial dalam tradisi qurban sudah bisa dibaca dengan kasat mata bahwa ibadah qurban memberikan kesejahteraan kepada lingkungan sosial berupa daging kurban yang notabene hanya bisa dijangkau kalangan elite. "Ini berlaku di desa, bukan di kota-kota yang memang sudah terbiasa makan daging. Dengan qurban dari perspektif sosial, ini menjadi bagian dari ketakwaan kita kepada Allah secara horizontal," imbuh Lismanto.

"Jadi, Allah selalu memerintah hamba-Nya untuk selalu mengharmonisasikan antara ibadah vertikal (hablum minallah) dan ibadah horizontal (hablum minannas). Keduanya berjalan beriringan tanpa ada sekat dan harus senantiasa berdialektika," tutur Lismanto.

Dari penjelasan tersebut, kita bisa simpulkan bahwa arti qurban dalam tradisi idul adha memiliki dua makna. Makna pertama merujuk pada kata qarib yang identik pada ibadah vertikal, dan arti qurban kedua merujuk pada makna kata udhhiyah atau dhahiyyah yang dilekatkan pada ibadah horizontal.

Kurban idul adha diambil dari bahasa Arab, yaitu qaruba, yaqrabu, dan qurban wa qurbaanan di mana artinya adalah mendekati atau menghampiri. Sementara itu, arti kata qurban secara harfiah berarti hewan sembelihan yang diambil dari kata udhhiyah atau dhahiyyah.

Makna qurban idul adha
Makna dan arti adalah dua kata yang bisa jadi berbeda. Arti lebih kepada arti secara eksplisit atau kasat mata. Sementara itu, makna mengharuskan sebuah tafsir yang mendalam atas suatu teks. Dari sini makna qurban dalam tradisi idul adha dimaknai lebih dalam sebagai sebuah bentuk ketakwaan kita kepada Allah.

Makna qurban dalam idul adha adalah bahwa kita harus ikhlas dalam menjalankan cobaan dari Allah. Kata lainnya adalah saat kita "disembelih" Allah, maka ikhlaslah dan bertawakal sehingga dengan keikhlasan itu kita akan mendapatkan "domba" sebagai penggantinya.

Sayangnya, saat kita menjadi bagian dari sembelihan Allah, kemungkinan kita tidak ikhlas dan berat sehingga tentu kita tidak mendapatkan gantinya berupa domba. Oleh karena itu, atas segala sesuatu yang terjadi kepada kita karena cobaan dari Allah, kita mesti ikhlas menjalaninya.

Muhammad Ainun Najib atau yang lebih akrab disapa Cak Nun dalam hal quran idul adha, menjelaskan, kalau kita sedang "disembelih" Allah, maka kita harus ikhlas dan tulus agar kita mendapatkan domba sebagaimana Ibrahim menyembelih Ismail. Masalahnya, kita seringkali tidak ikhlas saat disembelih Allah. Inilah hal yang paling berat, yaitu ikhlas dan tulus. Demikian arti dan makna qurban dalam idul adha menurut Emha (Muhammad) Ainun Najib (Cak Nun).

Hakikat qurban idul adha
Hakikat qurban idul adha adalah bahwa kita harus kembali kepada tujuan hidup, yaitu beribadah kepada Allah. Karena manusia dan jin tidaklah diciptakan, kecuali untuk beribadah.

Sebagaimana ujian Allah kepada nabi Ibrahim, hikmah dari segala peistiwa qurban tidak lain tidak bukan adalah untuk memperoleh ridha Allah melalui ibadah dengan menjalankan apa yang menjadi perintah Allah. Namun, tidak sekadar ibadah, kita harus ikhlas dalam menjalankan setiap perintah Allah. Kalau tidak, apa yang kita kerjakan dan menurut kita ibadah, itu menjadi sia-sia karena tidak dilakukan dengan ikhlas. Inilah hakikat dari peristiwa qurban dalam idul adha.

Serbagaimana arti kata qurban yang bermakna qarib atau dekat kepada Allah, maka hakikat kurban adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya. Karena itu, makna qurban dalam pengertian Islam adalah bentuk pendekatan diri kita kepada Allah melalui lantaran hewan ternak yang dikurbankan atau disembelih.

Dengan begitu, kita merelakan sebagian harta kita yang sebetulnya milik Allah untuk orang lain. Ini menjadi bagian dari ketaatan kita kepada Allah. Syaratnya, dalam qurban kita harus benar-benar untuk mencari ridha Allah, bukan untuk yang lain. Inilah hakikat qurban dalam Islam yang sebenarnya.

Demikian arti, makna dan hakikat qurban idul adha dalam tradisi Islam yang dibangun sejak sepeninggal Nabi Ibrahim sampai sekarang. Semoga artikel tentang arti makna dan hakikat qurban idul adha dalam Islam memberikan manfaat nyata kepada pembaca untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Arab) 2:[Salinan]
Disalin!
كثير من العلماء الذين حاولوا قراءة معنى، ومغزى، وعيد الأضحى طبيعة الأضاحي، ولكن ليس الكثير من المعلقين تقديم التضحيات شاملة لعيد الأضحى لتصبح قيمة التعلم من ذبح الأضاحي الحدث من قبل إبراهيم لابنه إسماعيل. تقريبا جميع وسائل الإعلام عبر الإنترنت الإسلام لمجرد شرح معنى، معنى وجوهر التضحيات عيد الأضحى كشكل من أشكال الإيمان والإخلاص لله. وبالإضافة إلى عيد الأضحى معنى القرباني، يبدو من الصعب بدلا من العثور على معنى وجوهر عيد الأضحى العبادة القربانية من أبسط وعميقة وعميقة التي يمكن تطبيقها في الحياة اليومية. ولذلك، فإن افتتاحية Islamcendekia.com محاولة القيام الصوفية الأكاديمي القائم على البحث للحصول على معنى، ومغزى، وطبيعة عيد الأضحى العبادة القربانية. التاريخ قربان عيد الأضحى عيد الأضحى التاريخ فداء لفترة وجيزة وبشكل واضح ووصف في خطاب القرآن الفقرة Shoffat 102. كما في الولايات المتحدة QS Shoffat يمكن أن نقول للتاريخ من التضحيات هي على النحو التالي. ، وعندما كان إسماعيل في سن المراهقة والده داعيا إسماعيل إبراهيم (ابن ابراهيم) لمناقشة ما قال إبراهيم إسماعيل أن إبراهيم كان الحصول على أوامر من الله من خلال الأحلام للذبح إسماعيل. من هنا، طلب إبراهيم إسماعيل: "ما رأيك يا إسماعيل" بعد ذلك، أجاب إسماعيل: "يا أبت، أوامر الله تنفيذ تكليف بالنسبة لك وسوف ننتظر وبصدق عن كل ما يأمر الله،". وقال إسماعيل لأبيه إبراهيم . في هذه الحالة، وأكد إبراهيم حلم ئلا جاء الحلم من الشيطان. على ما يبدو لم يكن كذلك، إبراهيم الحصول على أمر من الله لمدة ثلاث (3) مرات من خلال الأحلام. بعد الحصول على الاتجاهات ونعتقد أنه من أمر الله، ثم إبراهيم أن يضحي عن طيب خاطر ابنه إسماعيل. وبعد إبراهيم وإسماعيل كلا بإخلاص للحفاظ على وصايا الله، وينتقل الله إلى شاة ليحل محل إسماعيل. من هذه الأحداث، بدأت ليكون معنى معروف، أهمية، وطبيعة التضحيات عيد الأضحى. ثم يتم استخدام هذا الحدث باعتباره عيد المسلمين بصرف النظر عن العيد. معنى قربان عيد الأضحى عيد الأضحى معنى فداء للكلمة هناك نوعان من المعاني. أولا، معنى الذبيحة هو قريب من ذلك مأخوذة من Qarib العربية. ويقول رأي عام بأن التضحيات هي محاولة التقرب إلى الله. ثانيا، هو معنى فداء Udhhiyah أو يمكن أن يكون dhahiyyah وهو ما يعني الذبائح الحيوانية. معنى هذا المعنى القرباني، أصبح تقليدا، فعلت كما يشيع في المسلمين العالم لذبح الحيوانات عن طريق التضحية أو ذبح الحيوانات التي أصبحت جزءا من ثروته للأعمال الخيرية. "تقليد التضحية في عيد الأضحى ديه بعدين: الأول، ومعنى التضحيات لديها البعد الديني الروحي. ثانيا، ومعنى التضحيات لديه البعد الاجتماعي، وقال "Lismanto، وأصحاب النظريات الادراك الشريعة (القانون الإسلامي التقدمي، 2014) عندما اتصلت Islamcendekia.com عبر الهاتف. الأبعاد العبادة في التقليد القرباني، واصلت Lismanto، كان واضحا لتشكيل الطاعة لخادم الرب. الطاعة يجب أن تكون مبنية على الشعور صدق بالكامل، بحيث نصبح أقرب إلى الله. وهذا يعني تضحيات من حيث العبادة، وهما qarib. وقال في الوقت نفسه Lismanto، البعد الاجتماعي في التقليد القرباني يمكن قراءة بالعين المجردة أن العبادة القربانية توفر الرفاهية للبيئة الاجتماعية في شكل لحوم الأضاحي التي في الواقع الوصول إليها إلا بين النخبة. "وهذا ينطبق في القرية، وليس في المدن التي اعتادوا بالفعل على أكل اللحوم. مع التضحيات من منظور اجتماعي، يصبح جزءا من التقوى لدينا إلى الله أفقيا"، وأضاف Lismanto. "وهكذا، واستبعد الله دائما عبيده لدائما تنسيق بين العبادة العمودية (hablum minallah) والعبادة الأفقية (minannas hablum). كلا تسير جنبا إلى جنب مع أي العزل ويجب دائما جدلية "، وقال Lismanto. من هذه التفسيرات، يمكننا أن نستنتج أن معنى التضحيات في تقليد عيد الأضحى له معنيان. يشير المعنى الأول لكلمة qarib متطابقة إلى عبادة الرأسي ومعنى فداء كلا الرجوع إلى معنى الكلمة أو dhahiyyah Udhhiyah تعلق على العبادة الأفقية. التضحية يؤخذ عيد الأضحى من اللغة العربية، وهي qaruba، yaqrabu، والتضحيات وا qurbaanan حيث المعنى يقترب أو اقترب. وفي الوقت نفسه، ومعنى كلمة تعني حرفيا ذبح الأضاحي من الحيوانات مأخوذة من كلمة Udhhiyah أو dhahiyyah. معنى عيد الأضحى فداء معنى ومغزى هما الكلمات التي يمكن أن تكون مختلفة. بمعنى أكثر وضوحا لمعنى أو غير مرئية. وفي الوقت نفسه، معنى يتطلب التعليق متعمقة حول النص. من هنا معنى التضحيات في تقليد عيد الأضحى أعمق تفسر على أنها شكل من أشكال التقوى إلى الله. ومعنى التضحيات في عيد الأضحى هو أننا يجب أن يكون صادقا في تشغيل اختبار من الله. كلمة أخرى هي أننا عندما "قتل" الله، ثم ikhlaslah وتثق بأن بإخلاص أننا سوف تحصل على "الخراف" خلفا له. لسوء الحظ، عندما نصبح جزءا من التضحيات الله، وهناك احتمالات لسنا صادقة والثقيلة وذلك بطبيعة الحال لم نحصل بدلا من الأغنام. لذلك، على كل ما يحدث لنا بمثابة محاكمة من الله، يجب أن نعيش طيب خاطر. محمد نجيب أينون أو دعا CAK نون في القرآن عيد الأضحى أكثر حميمه، وأوضح، إذا كنا "ذبح" الله، ثم يجب علينا مخلصة وصادقة حتى يتسنى لنا الحصول على ذبح الأغنام كما إبراهيم إسماعيل. المشكلة هي أننا في كثير من الأحيان لا صادقا حين ذبح الله. هذا هو أصعب شيء، وهذا هو صادق والقلبية. وهكذا فإن معنى ومغزى في التضحيات عيد الأضحى وفقا Emha (محمد) أينون نجيب (CAK نون). يضحي جوهر عيد الأضحى طبيعة الأضاحي عيد الأضحى هي أننا يجب أن نعود إلى الغرض من الحياة، وهي عبادة الله. لأنه لم يتم خلق البشر والجن، إلا للعبادة. كاختبار الله لإبراهيم، والحكمة من كل peistiwa التضحيات ليست سوى لكسب مرضاة الله من خلال العبادة مع تشغيل ما هو أمر الله. ومع ذلك، ليس فقط عبادة، يجب أن نكون صادقين في تشغيل أي أمر من الله. إن لم يكن، ما نقوم به، وأعتقد أننا نعبد، يصبح عديم الفائدة لأنه لم يتم ذلك مع الإخلاص. هذا هو جوهر الحدث القرباني عيد الأضحى. Serbagaimana بمعنى الكلمة من معاني قربان qarib أو بالقرب من الله، ثم طبيعة التضحية هي التقرب إلى الله عن طريق الحفاظ على كل الوصايا وتجنب نواهيه. ولذلك، فإن معنى التضحيات من حيث الإسلام هو شكل من أشكال التعامل مع أنفسنا إلى الله من خلال لمن الحيوانات ضحوا أو ذبح. وعند القيام بذلك، ونحن تخلي عن بعض من ثرواتنا التي تنتمي في الواقع إلى الله للآخرين. أصبحت جزءا من طاعتنا لله. الشرط، والتضحيات يجب علينا حقا السعي للحصول على مرضاة الله وليس للآخرين. هذه هي طبيعة الأضاحي من الإسلام الصحيح. لذلك معنى وأهمية وطبيعة القرباني عيد الأضحى في التقاليد الإسلامية التي تأسست بعد وفاة النبي إبراهيم وحتى الآن. نأمل المقالة حول معنى لمعنى وطبيعة الهدى الإسلامية عيد الأضحى توفر فوائد ملموسة للقارئ ليتم تطبيقها في الحياة اليومية.

















































Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2024 I Love Translation. All reserved.

E-mail: