Sejak malam itu, Bujang Aru bingung bagaimana ia harus menggunakan kee terjemahan - Sejak malam itu, Bujang Aru bingung bagaimana ia harus menggunakan kee Inggris Bagaimana mengatakan

Sejak malam itu, Bujang Aru bingung

Sejak malam itu, Bujang Aru bingung bagaimana ia harus menggunakan keempat batu itu. Kakeknya sudah sehat, ia merasa tidak perlu menggunakan batu yang berwarna biru. Baginya ia sudah cukup nyaman hidup dengan berburu dan bertani, jadi batu kuning dan merah juga tak perlu ia gunakan. Dengan bertani, sudah pasti tanahnya subur, jadi iapun merasa tak akan menggunakan batu yang hijau. Lalu, akan ia apakan batu-batu ini ?
Langkah kaki Bujang Aru terhenti kala melihat seorang wanita paruh baya yang menangis tersedu-sedu diatas dipan. Ia memutuskan untuk mendekati wanita itu dan bertanya. Mungkin ada yang bisa ia lakukan untuk membantu.
“Ada apa, Uwa’ ? Kenapa kau menangis ?” tanyanya.
“Bujang Aru, suamiku sedang sakit parah. Tabib dan dukun yang datang tak bisa menyembuhkannya. Aku sedih dan tidak tahu harus berbuat apa.” Jelas wanita itu.
Bujang Aru tersentak. Sepertinya saat ini ia bisa menggunakan batu biru untuk membantu wanita itu. Iapun merogoh tas kulit kayunya, ia mengambil batu biru itu dan memberikannya kepada wanita tersebut. “Pakailah ini. Aku yakin keadaannya akan segera membaik.” Ujarnya.
Wanita itu menerima batu biru tersebut dengan tangan bergetar. Ia merasa terharu akan kebaikan pemuda yang ramah itu. Iapun berulang kali mengucapkan terimakasih kepada Bujang Aru.
Berawal dari itulah Bujang Aru kemudian menemukan cara terbaik dalam menggunakan batu itu. Jika ia merasa tidak memerlukan sesuatu, maka akan lebih berguna jika ia memberikannya pada orang yang lebih membutuhkan. Dihari berikutnya, ia memberikan batu hijau kepada petani yang tanahnya gersang. Kemudian, batu yang merah ia berikan kepada sebuah keluarga miskin yang kelaparan. Yang terakhir, ia memberikan batu kuning kepada seorang gelandangan yang kerap ia temui tidur dipinggir hutan karena tak memiliki rumah.
Ia merasa bersyukur karena batu-batu tersebut bisa berguna bagi orang-orang disekitarnya. Tidak ada hal yang lebih membahagiakan dan membanggakan selain dirinya yang bisa membuat orang-orang tersenyum bahagia.
Akhirnya, Bujang Aru dipinang oleh keluarga miskin yang ia beri batu merah, untuk dinikahkan dengan anak gadis mereka. Pemuda baik hati yang rajin dan sederhana itupun menikah dan memiliki empat anak. Keluarga kecilnya hidup bahagia bersama.



-Selesai-

0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Inggris) 1: [Salinan]
Disalin!
Sejak malam itu, Bujang Aru bingung bagaimana ia harus menggunakan keempat batu itu. Kakeknya sudah sehat, ia merasa tidak perlu menggunakan batu yang berwarna biru. Baginya ia sudah cukup nyaman hidup dengan berburu dan bertani, jadi batu kuning dan merah juga tak perlu ia gunakan. Dengan bertani, sudah pasti tanahnya subur, jadi iapun merasa tak akan menggunakan batu yang hijau. Lalu, akan ia apakan batu-batu ini ?Langkah kaki Bujang Aru terhenti kala melihat seorang wanita paruh baya yang menangis tersedu-sedu diatas dipan. Ia memutuskan untuk mendekati wanita itu dan bertanya. Mungkin ada yang bisa ia lakukan untuk membantu.“Ada apa, Uwa’ ? Kenapa kau menangis ?” tanyanya.“Bujang Aru, suamiku sedang sakit parah. Tabib dan dukun yang datang tak bisa menyembuhkannya. Aku sedih dan tidak tahu harus berbuat apa.” Jelas wanita itu.Bujang Aru tersentak. Sepertinya saat ini ia bisa menggunakan batu biru untuk membantu wanita itu. Iapun merogoh tas kulit kayunya, ia mengambil batu biru itu dan memberikannya kepada wanita tersebut. “Pakailah ini. Aku yakin keadaannya akan segera membaik.” Ujarnya.Wanita itu menerima batu biru tersebut dengan tangan bergetar. Ia merasa terharu akan kebaikan pemuda yang ramah itu. Iapun berulang kali mengucapkan terimakasih kepada Bujang Aru.Berawal dari itulah Bujang Aru kemudian menemukan cara terbaik dalam menggunakan batu itu. Jika ia merasa tidak memerlukan sesuatu, maka akan lebih berguna jika ia memberikannya pada orang yang lebih membutuhkan. Dihari berikutnya, ia memberikan batu hijau kepada petani yang tanahnya gersang. Kemudian, batu yang merah ia berikan kepada sebuah keluarga miskin yang kelaparan. Yang terakhir, ia memberikan batu kuning kepada seorang gelandangan yang kerap ia temui tidur dipinggir hutan karena tak memiliki rumah.Ia merasa bersyukur karena batu-batu tersebut bisa berguna bagi orang-orang disekitarnya. Tidak ada hal yang lebih membahagiakan dan membanggakan selain dirinya yang bisa membuat orang-orang tersenyum bahagia.Akhirnya, Bujang Aru dipinang oleh keluarga miskin yang ia beri batu merah, untuk dinikahkan dengan anak gadis mereka. Pemuda baik hati yang rajin dan sederhana itupun menikah dan memiliki empat anak. Keluarga kecilnya hidup bahagia bersama.-Selesai-
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Inggris) 2:[Salinan]
Disalin!
Sejak malam itu, Bujang Aru bingung bagaimana ia harus menggunakan keempat batu itu. Kakeknya sudah sehat, ia merasa tidak perlu menggunakan batu yang berwarna biru. Baginya ia sudah cukup nyaman hidup dengan berburu dan bertani, jadi batu kuning dan merah juga tak perlu ia gunakan. Dengan bertani, sudah pasti tanahnya subur, jadi iapun merasa tak akan menggunakan batu yang hijau. Lalu, akan ia apakan batu-batu ini ?
Langkah kaki Bujang Aru terhenti kala melihat seorang wanita paruh baya yang menangis tersedu-sedu diatas dipan. Ia memutuskan untuk mendekati wanita itu dan bertanya. Mungkin ada yang bisa ia lakukan untuk membantu.
“Ada apa, Uwa’ ? Kenapa kau menangis ?” tanyanya.
“Bujang Aru, suamiku sedang sakit parah. Tabib dan dukun yang datang tak bisa menyembuhkannya. Aku sedih dan tidak tahu harus berbuat apa.” Jelas wanita itu.
Bujang Aru tersentak. Sepertinya saat ini ia bisa menggunakan batu biru untuk membantu wanita itu. Iapun merogoh tas kulit kayunya, ia mengambil batu biru itu dan memberikannya kepada wanita tersebut. “Pakailah ini. Aku yakin keadaannya akan segera membaik.” Ujarnya.
Wanita itu menerima batu biru tersebut dengan tangan bergetar. Ia merasa terharu akan kebaikan pemuda yang ramah itu. Iapun berulang kali mengucapkan terimakasih kepada Bujang Aru.
Berawal dari itulah Bujang Aru kemudian menemukan cara terbaik dalam menggunakan batu itu. Jika ia merasa tidak memerlukan sesuatu, maka akan lebih berguna jika ia memberikannya pada orang yang lebih membutuhkan. Dihari berikutnya, ia memberikan batu hijau kepada petani yang tanahnya gersang. Kemudian, batu yang merah ia berikan kepada sebuah keluarga miskin yang kelaparan. Yang terakhir, ia memberikan batu kuning kepada seorang gelandangan yang kerap ia temui tidur dipinggir hutan karena tak memiliki rumah.
Ia merasa bersyukur karena batu-batu tersebut bisa berguna bagi orang-orang disekitarnya. Tidak ada hal yang lebih membahagiakan dan membanggakan selain dirinya yang bisa membuat orang-orang tersenyum bahagia.
Akhirnya, Bujang Aru dipinang oleh keluarga miskin yang ia beri batu merah, untuk dinikahkan dengan anak gadis mereka. Pemuda baik hati yang rajin dan sederhana itupun menikah dan memiliki empat anak. Keluarga kecilnya hidup bahagia bersama.



-Selesai-

Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2024 I Love Translation. All reserved.

E-mail: