Metode analisis yang digunakan dala

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode TCT (Trafic Conflict Technique) Swedish. Selain itu, penulis juga menganalisis kinerja simpang, pejalan kaki, dan menganalisis kecepatan yang diinginkan pengendara sepeda motor dan mobil pribadi ketika melewati simpang dengan menggunakan metode persentil 85
Dari hasil analisis yang dilakukan, kinerja simpang pada kaki selatan tersebut masih stabil (derajat kejenuhan, DJ = 0,15; Tundaan, T = 24,648). Hasil analisis konflik dengan menggunakan metode TCT menunjukkan bahwa 86 % lebih konflik yang terjadi pada jam sibuk akibat kebijakan lurus jalan terus pada simpang tersebut merupakan konflik serius. Sehingga kebijakan lurus jalan terus pada Simpang Tiga Bersinyal Pasar Bojong tidak diperlukan agar konflik yang diakibatkan oleh kebijakan lurus jalan terus dapat tiadakan.

Hasil (Inggris) 1:

Methods of analysis used in this study by using the method of TCT (Traffic Conflict Technique) Swedish. In addition, the authors also analyze the performance of an intersection, pedestrians, and analyze the desired speed of motorcyclists and private car when passing through simpang by using method of percentile 85From the results of the analysis performed, the performance of the junction at the foot of the South is still stable (degree of saturation, DJ = 0.15; Tundaan, T = 24,648). The results of the analysis of the conflict using TCT showed that 86% more conflicts happened during rush hour due to the policy of straight Street continues on the intersection is a serious conflict. So the policy straight Street continues on a 3-way Signal the market necessary in order not to conflict Bojong which caused by the policies of straight Street continues to be tiadakan.