Durio merupakan tumbuhan daerah tropika di Asia Tenggara yang tergolon terjemahan - Durio merupakan tumbuhan daerah tropika di Asia Tenggara yang tergolon Inggris Bagaimana mengatakan

Durio merupakan tumbuhan daerah tro

Durio merupakan tumbuhan daerah tropika di Asia Tenggara yang tergolong ke dalam suku Malvaceae. Marga ini terdapat di Sri Lanka, India, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, Borneo, Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku, Filipina, New Guinea, dan Australia. Pusat asal dan keanekaragaman Durio di dunia terdapat di Borneo.
Durio kutejensis secara umum dikenal dengan nama lai yang usaha budi dayanya sedang berkembang di Kalimantan, Jawa, dan Sumatra. Lai memiliki perbedaan dengan jenis-jenis Durio yang lain berdasarkan beberapa cirinya. Ciri pembeda ditemukan pada daun yang lebih lebar, bunga berwarna merah tua, buah berduri tumpul, dan warna aril jingga hingga merah.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui keanekaragaman lai dan kerabat-kerabatnya baik yang tumbuh liar maupun telah dibudidayakan; mengkonstruksi pohon kekerabatan antara lai dan kerabat-kerabatnya berdasarkan gabungan ciri morfologi, trikoma dan molekulernya; memahami perbedaan ciri antara lai dan kerabat-kerabatnya, persebarannya di Pulau Kalimantan, Jawa, dan Bangka beserta kunci identifikasinya; dan membuat klasifikasi tanaman budi daya lai. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi baru bagi ilmu pengetahuan khususnya deskripsi kultivar-kultivar lai dan penemuan jenis baru. Lai dengan kerabat-kerabatnya dapat dipisahkan dari kerabat-kerabatnya berdasarkan ciri morfologi, trikoma, dan molekuler. Data tentang ciri morfologi potensial yang d diperlukan oleh para pemulia tanaman guna perakitan bibit unggul; para petani dan pengusaha agribisnis dalam upaya pengembangan budi dayanya sesuai dengan kebutuhan konsumen dalam maupun luar negeri. Analisis molekuler dapat digunakan untuk mengetahui hubungan kekerabatan lai serta untuk identifikasi masing-masing kultivar lai.
Pengamatan spesimen herbarium terhadap jenis-jenis Durio dilakukan di Herbarium Bogoriense, Leiden, dan Jutlandicum Universitas Aarhus Denmark. Pencarian kultivar-kultivar lai budi daya dilakukan di 17 kabupaten dan kota di Kalimantan, Jawa Barat, dan Bangka untuk mendapatkan ciri potensial lai. Ciri morfologi vegetatif dan generatif digunakan untuk pengamatan morfologi. Trikoma daun lai diamati dengan cara membuat irisan melintang dan membujur permukaan bawah daun secara manual yang kemudian diamati di bawah mikroskop fluorescence. Pengamatan molekuler dengan penanda ISSR terdiri atas tahapan isolasi DNA, amplifikasi dengan 20 primer ISSR, dan visualisasi produk PCR pada gel agarose 2%. Metode UPGMA digunakan untuk analisis data morfologi, trikoma, dan ISSR dengan NTSY (Numerical Taxonomy and Multivariate System) versi 2.02. Korelasi antar dua penanda yang berbeda dianalisis dengan MXComp NTSY versi 2.02.
Jenis-jenis yang terdapat di dunia berjumlah 34 jenis. Marga ini dikelompokkan menjadi dua anak marga yaitu Boschia dan Durio. Anak marga Boschia terdiri atas 7 jenis, sedangkan 27 jenis digolongkan ke dalam anak marga Durio. Pada anak marga Durio ditemukan dua jenis baru yang tumbuh di Kalimantan yang dibedakan berdasarkan perlekatan benang sari, tekstur duri, dan warna aril. D. zibethinus merupakan jenis yang telah diusahakan budi dayanya di India, Sri Lanka, Thailand, Sumatra, Borneo, Jawa, Maluku, Sulawesi, Filipina, New Guinea, dan Australia. Berdasarkan ciri perawakan, bentuk tajuk, tipe percabangan, potongan melintang daun, tempat munculnya bunga dan buah, bentuk kuncup, perlekatan benang sari, susunan benang sari terhadap putik, warna buah muda dan matang, tekstur dan warna aril dapat digunakan untuk membedakan kultivar lai satu dengan yang lain. Ciri morfologi telah memisahkan kultivar ‘Kamundai’, ‘Putih’, ‘Manalagi’, ‘Mentega’, ‘Kayan’, ‘Likol’, dan ‘Mas’ dari kelompok D. kutejensis (lai). Berdasarkan ciri morfologi dapat dibuat kelompok Kamundai yang terdiri atas kultivar ‘Kamundai’ (= ‘Putih’); kelompok mandong yang beranggotakan kultivar ‘Manalagi’ (= ‘Mentega’), ‘Kayan’, ‘Likol’, dan ‘Mas’; dan lai yang terdiri atas 19 kultivar. Ciri trikoma dapat digunakan untuk membedakan kultivar ‘Belimbing’, ‘Sahang’, ‘Mahakam’, ‘Kuning’, ‘Manalagi’, ‘Mentega’, ‘Kayan’ dan ‘Mas’ dari kultivar-kultivar lai lainnya. Data genetik dapat memisahkan kultivar ‘Kamundai’ (= ‘Putih’) dengan kultivar-kultivar lai yang lain. Kultivar-kultivar lai yang dianalisis dengan UPGMA menghasilkan pengelompokan tidak berdasarkan tempat tumbuhnya namun berdasarkan ciri morfologi generatif.
Ciri potensial varietas ‘Batuah’, ‘Kutai’, dan ‘Mahakam’ yaitu pohon induk dapat menghasilkan buah 140400 per tahun. Varietas-varietas tersebut mempunyai tekstur aril yang lembut dan kering, rasa aril manis, dan tidak beraroma tajam. Ciri-ciri tersebut telah menjadi acuan dalam penetapannya sebagai varietas ‘lai’ unggul nasional.
Penanda ISSR mampu menghasilkan 143 pita dengan jumlah pita polimorfik 127. Produk PCR polimorfik dari masing-masing primer berkisar antara 33100%. Identifikasi kultivar-kultivar lai dapat dilakukan dengan penanda ISSR.
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Inggris) 1: [Salinan]
Disalin!
The plant is native to tropical areas of durio in South East Asia that belongs to the tribe in the Malvaceae. This clan are found in Sri Lanka, India, Myanmar, Thailand, Malay Peninsula, Borneo, Sumatra, Java, Sulawesi, Moluccas, Philippines, New Guinea, and Australia. The center of origin and diversity of Durio in the world are found in Borneo. Durio kutejensis is generally known by the name of lai effort its discretion is growing in Borneo, Java, and Sumatra. Lai has differences with the kinds of Durio others based on some attribute. The hallmark of distinction found in the wider leaves, deep red colored flowers, fruit thorny blunt, and an orange to red colors of aryl.The purpose of this research is to know the diversity of lai and kerabat-kerabatnya good that grows wild or cultivated; construct a tree of kinship between lai and kerabat-kerabatnya based on morphological traits combined, trikoma and the initial work; understand the difference between lai and characteristics kerabat-kerabatnya, persebarannya on the island of Borneo and Bangka, Java, along with key identification; and makes the classification of plant cultivation lai. The results of this research can provide information for new science especially description of cultivar-cultivar of lai and the discovery of a new type. Lai with kerabat-kerabatnya can be separated from kerabat-kerabatnya based on morphological characteristics, trikoma, and molecular. Morphological characteristics of data about potential d needed by the breeder to the Assembly of seeds; farmers and agribusiness entrepreneurs in the effort its discretion in accordance with the development needs of consumers within and outside the country. Molecular analysis can be used to find out the kinship lai as well as for the identification of each cultivar lai.Herbarium specimen observations against the kinds of Durio Herbarium Bogoriense, done at Leiden, and Jutlandicum University of Aarhus Denmark. Search cultivar-cultivar lai cultivation is done in 17 counties and cities in Kalimantan, West Java, Bangka and to get potential characteristics of lai. Morphological characteristics of vegetative and generative used for observations of the morphology. Trikoma leaves lai observed by means of longitudinal and transverse slices make the undersurface of the leaf manually which is then observed under fluorescence microscopy. ISSR molecular marker with the observations consist of DNA isolation, amplification stages with 20 primary product visualization, and ISSR PCR on agarose gel 2%. UPGMA method was used for data analysis, morphology, trikoma, and NTSY with ISSR (Numerical Taxonomy and Multivariate System) version 2.02. Correlation between two different markers were analyzed with MXComp NTSY version 2.02.Jenis-jenis yang terdapat di dunia berjumlah 34 jenis. Marga ini dikelompokkan menjadi dua anak marga yaitu Boschia dan Durio. Anak marga Boschia terdiri atas 7 jenis, sedangkan 27 jenis digolongkan ke dalam anak marga Durio. Pada anak marga Durio ditemukan dua jenis baru yang tumbuh di Kalimantan yang dibedakan berdasarkan perlekatan benang sari, tekstur duri, dan warna aril. D. zibethinus merupakan jenis yang telah diusahakan budi dayanya di India, Sri Lanka, Thailand, Sumatra, Borneo, Jawa, Maluku, Sulawesi, Filipina, New Guinea, dan Australia. Berdasarkan ciri perawakan, bentuk tajuk, tipe percabangan, potongan melintang daun, tempat munculnya bunga dan buah, bentuk kuncup, perlekatan benang sari, susunan benang sari terhadap putik, warna buah muda dan matang, tekstur dan warna aril dapat digunakan untuk membedakan kultivar lai satu dengan yang lain. Ciri morfologi telah memisahkan kultivar ‘Kamundai’, ‘Putih’, ‘Manalagi’, ‘Mentega’, ‘Kayan’, ‘Likol’, dan ‘Mas’ dari kelompok D. kutejensis (lai). Berdasarkan ciri morfologi dapat dibuat kelompok Kamundai yang terdiri atas kultivar ‘Kamundai’ (= ‘Putih’); kelompok mandong yang beranggotakan kultivar ‘Manalagi’ (= ‘Mentega’), ‘Kayan’, ‘Likol’, dan ‘Mas’; dan lai yang terdiri atas 19 kultivar. Ciri trikoma dapat digunakan untuk membedakan kultivar ‘Belimbing’, ‘Sahang’, ‘Mahakam’, ‘Kuning’, ‘Manalagi’, ‘Mentega’, ‘Kayan’ dan ‘Mas’ dari kultivar-kultivar lai lainnya. Data genetik dapat memisahkan kultivar ‘Kamundai’ (= ‘Putih’) dengan kultivar-kultivar lai yang lain. Kultivar-kultivar lai yang dianalisis dengan UPGMA menghasilkan pengelompokan tidak berdasarkan tempat tumbuhnya namun berdasarkan ciri morfologi generatif.Ciri potensial varietas ‘Batuah’, ‘Kutai’, dan ‘Mahakam’ yaitu pohon induk dapat menghasilkan buah 140400 per tahun. Varietas-varietas tersebut mempunyai tekstur aril yang lembut dan kering, rasa aril manis, dan tidak beraroma tajam. Ciri-ciri tersebut telah menjadi acuan dalam penetapannya sebagai varietas ‘lai’ unggul nasional. Penanda ISSR mampu menghasilkan 143 pita dengan jumlah pita polimorfik 127. Produk PCR polimorfik dari masing-masing primer berkisar antara 33100%. Identifikasi kultivar-kultivar lai dapat dilakukan dengan penanda ISSR.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Inggris) 2:[Salinan]
Disalin!
Durio is a plant in the tropical regions of Southeast Asia belonging to the Malvaceae tribe. This clan found in Sri Lanka, India, Myanmar, Thailand, the Malay Peninsula, Borneo, Sumatra, Java, Sulawesi, Maluku, the Philippines, New Guinea, and Australia. Durio center of origin and diversity of the world are in Borneo.
Durio kutejensis commonly known by the name of the business lai mind power is growing in Borneo, Java, and Sumatra. Lai has differences with the types Durio another based on several characteristics. The distinguishing feature is found in the leaves wider, dark red flowers, fruit spiked blunt, and aryl color orange to red.
The purpose of this study was to determine the diversity lai and his relatives either wild or cultivated; construct a family tree between lai and its relatives based on the combined morphological, and molecular trichomes; understand the differences between the characteristics of lai and his relatives, spreading on the island of Borneo, Java and Bangka along with key identification; and the classification of crop lai. The results could provide new information for science, especially the description of cultivars lai and the discovery of new species. Lai with its relatives can be separated from his relatives based on morphological characteristics, trichomes, and molecular. Data on the potential d morphological features required by plant breeders to the assembly of seeds; farmers and agribusiness entrepreneurs in the development of cropping in accordance with the needs of consumers and abroad. Molecular analysis can be used to determine the relationship of kinship lai as well as for the identification of each cultivar lai.
Observations herbarium specimens of the types Durio conducted in Bogor-based, Leiden, and Jutlandicum University of Aarhus Denmark. Search lai cultivars cultivation is done in 17 counties and cities in Kalimantan, West Java and Bangka to acquire the potential lai. Morphological vegetative and generative used for morphological observation. Lai leaf trichomes was observed by making the cross-sectional and longitudinal lower surface of the leaf manually and then observed under a fluorescence microscope. Observations ISSR molecular marker consists of the stages of DNA isolation, amplification with 20 primer ISSR, and visualization of PCR products on a 2% agarose gel. UPGMA method used for the analysis of morphological data, trichomes, and ISSR with NTSY (Numerical Taxonomy and Multivariate System) version 2:02. Correlation between two different markers analyzed by MXComp NTSY 2:02 version.
The types found in the world amounted to 34 types. Highways are grouped into two genera, namely Boschia and Durio. Children Boschia clan consists of 7 types, while 27 species are classified into genus Durio child. In children genus Durio discovered two new species that grow in Kalimantan, which are distinguished by the attachment of stamens, thorn texture, and color aryl. D. zibethinus is a type that has been cultivated mind power in India, Sri Lanka, Thailand, Sumatra, Borneo, Java, Maluku, Sulawesi, the Philippines, New Guinea, and Australia. Based on the characteristics of stature, canopy shape, type of branching, cross-section of the leaf, where the appearance of flowers and fruit, the shape of the buds, the attachment of stamens, the arrangement of the stamens to pistils, the color of young fruit and ripe, texture and color aryl can be used to distinguish cultivars lai one with others. Morphology has separated the cultivars 'Kamundai', 'White', 'Manalagi', 'Butter', 'Kayan', 'Likol', and 'Mas' from group D. kutejensis (lai). Based on morphological characteristics can be made ​​Kamundai group consisting of cultivars 'Kamundai' (= 'White'); mandong group consisting cultivar 'Manalagi' (= 'Butter'), 'Kayan', 'Likol', and 'Mas'; and lai consisting of 19 cultivars. Trichomes characteristic can be used to distinguish the cultivars 'Leatherback', 'Sahang', 'Mahakam', 'Yellow', 'Manalagi', 'Butter', 'Kayan' and 'Mas' of cultivars other lai. Genetic data can separate the cultivars 'Kamundai' (= 'White') with cultivars lai others. Lai cultivars were analyzed by UPGMA produces grouping is not based on where the growth but based on morphological characteristics generative.
Characteristics of potential varieties 'Batuah', 'Kutai', and 'Mahakam' ie the parent tree can produce fruit 140400 per year. Those varieties have a texture that is soft and dry aryl, aryl taste sweet, and pungent. These characteristics has become a reference in their establishment as varieties 'lai' national superior.
Markers ISSR capable of generating 143 polymorphic ribbon tape with number 127. polymorphic PCR products from each primer ranged 33100%. Lai cultivars identification can be done with ISSR markers.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2024 I Love Translation. All reserved.

E-mail: