Upaya untuk menyiapkan guru dalam m

Upaya untuk menyiapkan guru dalam mengimplementasikan kurikulum dilakukan melalui sosialisasi dan pelatihan. Jika kedua hal tersebut terkendala, maka dapat dipastikan juga guru juga akan mengalami kendala dalam memahami dan menerapkan kurikulum.
Kendala yang ada di lapangan salah satunya terkait minimnya sosialisasi kurikulum yang dialami dibeberapa sekolah di Indonesia. Dikutip dalam www.metronews.com (11/07/2013), “Di Sumenep malah tidak terdengar hingar bingar Kurikulum 2013, tidak ada sosialisasi dan penunjukkan sekolah yang menerapkan”. Seperti permasalahan di atas, Guntur Ismail, Presidium Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengemukakan: “Sosialisasi kurikulum 2013 hanya berisi jargon-jargon yang disampaikan melalui powerpoint, tidak bicara pada tataran yang lebih teknis yang dibutuhkan para guru. Bahkan banyak guru Jakarta saja belum tahu tentang kurikulum 2013 karena minimnya sosialisasi, apalagi wilayah di luar Jawa” (www.rmol.co, 27/05/2013).

Hasil (Inggris) 2:

Efforts to prepare teachers to implement the curriculum is done through socialization and training. If both of these constraints, then certainly also teachers will also experience problems in understanding and implementing the curriculum.
Constraints on the ground one of them is related to the lack of socialization experienced curriculum in some schools in Indonesia. Quoted in www.metronews.com (11/07/2013), "In Sumenep actually does not sound frenetic Curriculum 2013, no socialization and appointment of schools that apply". As with the above problems, Guntur Ismail, the Presidium of the United Federation of Teachers Indonesia (FSGI) argued: "The socialization curriculum in 2013 only contains jargon delivered via powerpoint, do not talk on a more technical level required of teachers. In fact, many teachers in Jakarta did not yet know about the curriculum in 2013 because of lack of socialization, especially outside Java "(www.rmol.co, 05.27.2013).