Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan menggunakan SPSS 20.0 diper terjemahan - Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan menggunakan SPSS 20.0 diper Inggris Bagaimana mengatakan

Berdasarkan perhitungan dengan meng

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan menggunakan SPSS 20.0 diperoleh Sig. = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa terdapat perbedaan signifikan dalam peningkatan kemampuan literasi siswa kelas VII antara pembelajaran menggunakan model CPS berpendekatan realistik berbantuan Edmodo, pembelajaran menggunakan model CPS berpendekatan realistik berbantuan Edmodo, dan menggunakan pendekatan scientific. Maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji Scheffe. Uji lanjut ini dipilih karena banyaknya anggota pada tiap kelompok sampel bsama dan kelompok data mempunyai varians yang sama/homogen. Berdasarkan uji lanjut diperoleh rata-rata peningkatan kemampuan literasi matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran CPS berpendekatan realistik berbantuan Edmodo lebih baik daripada rata-rata peningkatan kemampuan literasi matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran CPS berpendekatan realistik dan kemampuan literasi matematika siswa dengan menggunakan pendekatan scientific.
Faktor penyebab kemampuan literasi matematika siswa pada pembelajaran model CPS pendekatan realistik berbantuan Edmodo lebih baik dari rata-rata kemampuan literasi matematika pada pembelajaran model CPS pendekatan realistik dan rata-rata kemampuan literasi matematika yang menggunakan pendekatan scientific adalah salah satunya pembelajaran di kelas pembelajaran model CPS pendekatan realistik berbantuan Edmodo yaitu penggunaan media Edmodo yang membantu guru dalam penyampaian bahan ajar, pemberian permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, serta dapat digunakan sebagai bentuk evaluasi dan konfirmasi setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Edmodo membantu mempermudah siswa dalam memahami materi dan dalam latihan soal-soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa dengan mudah mengaskses Edmodo tidak hanya pada saat pembelajaran di kelas, sehingga siswa dapat berdiskusi dengan siswa lain tidak hanya pada saat pembelajaran di kelas, pembelajaran menggunakan model pembelajaran CPS pendekatan realistik, dengan menggunakan model ini siswa dituntut untuk aktif dalam memahami permasalahan nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari secara berkelompok. Siswa terlibat secara aktif dan mandiri dalam pembelajaran.
Peran guru dalam pembelajaran model CPS pendekatan realistik adalah menyodorkan berbagai masalah nyata, memfasilitasi penyelidikan siswa dan mendukung pembelajaran siswa. Perbedaan antara kelas yang menggunakan model CPS pendekatan realistik berbantuan Edmodo dan kelas yang menggunakan model CPS pendekatan realistik terletak pada penggunaan media Edmodo. Selama proses pembelajaran pada kelas yang menggunakan model CPS pendekatan realistik berbantuan Edmodo dan yang menggunakan model pembelajaran CPS (Creative Problem Solving) pendekatan realistik mempunyai kesamaan yaitu, siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan realistik yang digunakan juga menekankan proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Wardono, 2014). Hal inilah yang kemudian mampu meningkatkan kemampuan literasi matematika siswa.
Hasil analisis diatas sesuai dengan penelitian Apsari (2014) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan model CPS berbasis kontekstual dapat meningkatkan kemampuan literasi matematika. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran model CPS pendekatan realistik berbantuan Edmodo, siswa diberikan banyak permasalahan nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari melalui media Edmodo. Guru berperan sebagai fasilitator yang meng-upload latihan soal dan memotivasi siwa agar memanfaatkan media Edmodo secara maksimal dengan berdiskusi dan saling memberikan tanggapan dalam penyelesaian masalah nyata. Sehingga, siswa terbiasa dengan soal-soal tentang materi peluang yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, dengan penggunaan model CPS menjadikan siswa lebih mudah untuk memahami materi karena meraka berdiskusi dengan kelompoknya untuk memahami materi sehingga, jika ada siswa yang tidak paham dapat saling menjelaskan dalam kelompoknya.
Kualitas pembelajaran dapat diukur melalui tiga strategi, yakni (1) strategi pengorganisasian pembelajaran; (2) strategi penyampaian pembelajaran; dan (3) strategi pengelolaan pembelajaran (Uno, 2011). Kualitas pembelajaran dikatakan baik apabila pada aspek persiapan (strategi pengorganisasian pembelajaran), pelaksanaan (strategi penyampaian pembelajaran) dan evaluasi (strategi pengelolaan pembelajaran) minimal memenuhi kriteria baik. Berdasarkan data hasil lembar pengamatan terhadap kualitas pembelajaran pada setiap pertemuan dengan model CPS berpendekatan realistik berbantuan Edmodo menunjukkan bahwa rata-rata presentase kualitas pembelajaran yaitu 83,45% termasuk dalam katergori baik dan rata-rata presentase kualitas pembelajaran dengan model CPS berpendekatan realistik yaitu 82,96% termasuk dalam katergori baik.
Menurut Johson sebagaimana dikutip oleh Trianto (2014) mengemukakan bahwa kualitas pembelajaran terlebih dahulu dilihat pada aspek pelaksanaan (proses) yang harus dipastikan berlangsung dengan baik. Berdasarkan data pada lembar pengamatan kualitas pembelajaran dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran pada model CPS pendekatan realistik berbantuan Edmodo dan kualitas pembelajaran pada model CPS pendekatan realistik memiliki kriteria baik. Selain itu juga terdapat peningkatan hasil belajar kemampuan literasi matematika siswa. Hal itu menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran dengan model CPS berpendekatan realistik berbantuan Edmodo dan dengan model CPS berpendekatan realistik. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Budiono (2014) menyimpulkan bahwa kualitas pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis masalah serupa PISA dengan pendekatan PMRI dan berbantu media LKPD yang dilaksanakan berkualitas baik.
Pada pembelajaran yang menggunakan model CPS berpendekatan realistik berbantuan Edmodo dan pada pembelajaran yang menggunakan model CPS berpendekatan realistik siswa dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok atas, kelompok tengah dan kelompok bawah pada masing-masing kelas untuk dilakukan observasi dan wawancara. Kelompok atas merupakan siswa yang memiliki nilai tertinggi, kelompok tengah merupakan siswa yang memiliki nilai sedang, dan kelompok bawah merupakan siswa yang memiliki nilai terendah. Siswa yang menjadi subjek penelitian pada pembelajaran CPS berpendekatan realistik berbantuan Edmodo dalam penelitian ini disebut dengan kode yaitu S-16, S-18, S-11, S-30, S-01, dan S-12 dan Siswa yang menjadi subjek penelitian pada pembelajaran CPS berpendekatan realistik disebut dengan kode yaitu S-18, S-05, S-31, S-02, S-11, dan S-21.
Masing-masing subjek penelitian memiliki tingkat karakter mandiri yang berbeda. Indikator karakter mandiri sebagaimana yang dirumuskan oleh Hidayati & Listyani (2010) yaitu (1) berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri; (2) memiliki kepercayaan diri; (3) ketidakbergantungan pada orang lain; (4) disiplin; (5) tanggungjawab; (6) melakukan kontrol diri, digunakan sebagai dasar penentuan indikator dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap subjek penelitian, diperoleh hasil bahwa subjek yang mewakili kelompok atas pada kedua kelas eskperimen yaitu S-16, S-18, S-18, dan S-05 sudah memenuhi semua indikator karakter mandiri. Subjek penelitian yang mewakili kelompok tengah pada kedua kelas eksperimen yaitu S-11, S-31, S-31, dan S-02 hanya memenuhi 3-4 indikator karakter mandiri dari 6 indikator karakter mandiri yang digunakan dalam penelitian ini. Serta subjek penelitian yang mewakili kelompok bawah pada kedua kelas eksperimen yaitu S-01, S-12, S-11, dan S-21 hanya memenuhi 1-2 indikator karakter mandiri dari 6 indikator karakter mandiri yang digunakan dalam penelitian ini.
Dalam hal ini, bukan peneliti yang membentuk karakter mandiri siswa melainkan kegiatan pembelajaranlah yang membentuk karakter mandiri siswa tersebut, Setelah itu butuh kesadaran dalam diri siswa itu sendiri untuk mengubah sikap dan perilakunya sehingga dalam dirinya tertanam karakter mandiri. Untuk mengubah perilaku siswa dibiasakan dengan kondisi tertentu sehingga siswa terbiasa dalam kondisi tersebut tanpa disadari menjadi karakter mereka. Materi pokok peluang digunakan sebagai media untuk mengembangkan karakter mandiri merka. Peneliti tidak mengubah pokok bahasan yang sudah ada, tetapi menggunakan materi pokok tersebut untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Secara lebih rinci, karakter dapat dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit) (Kemendiknas, 2010).
Pada pembelajaran model CPS berpendekatan realistik berbantuan Edmodo dan pembelajaran model CPS berpendekatan realistik, secara umum keenam subjek penelitian mengalami perubahan perilaku dengan peningkatan yang berbeda-beda pada setiap pertemuan. Dengan peningkatan karakter mandiri memiliki kecenderungan perubahan perilaku subjek penelitian menjadi lebih baik sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran CPS berpendekatan realistik berbantuan Edmodo dan model pembelajaran CPS berpendekatan realistik pada materi peluang dapat membentuk karakter mandiri siswa. Hal ini ditunjukkan dengan perubahan sikap dan tingkah laku kedua belas subjek penelitian yang semakin meningkat dari setiap pertemuan. Model CPS pendekatan realistik berbantuan Edmodo dan model pembelajaran CPS berpendekatan realistik yang diterapkan memiliki proses-proses yang memungkinkan siswa merubah perilaku dan sikapnya sehingga mencerminkan karakter mandiri.
Setelah dilaksanakan tes kemampuan literasi matematika pada pembelajaran model CPS pendekatan realistik berbantuan Edmodo dan pada pembelajaran model CPS pendekatan realisti
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Inggris) 1: [Salinan]
Disalin!
Based on calculations using using SPSS 20.0 retrieved Sig. = 0.000 < 0.05 then H0 is rejected and the H1 is accepted, which means that there is a significant difference in increasing the literacy ability of grade VII between learning using a realistic model of the CPS assisted berpendekatan Edmodo, learning to use the CPS assisted berpendekatan realistic model Edmodo, and use scientific approach. Then do further tests using Scheffe test. Further tests were chosen because of the large number of members in each group of samples and data sharing on groups having the same variance/homogeneous. Based on the advanced test obtained an average increase in the ability of mathematical literacy students using learning realistic berpendekatan CPS assisted Edmodo is better than the average increase in the ability of mathematical literacy students learning by using CPS berpendekatan realistic mathematical literacy and ability of students by using a scientific approach.Mathematical literacy ability factors cause students to the study of model-assisted approach realistic CPS Edmodo is better than the average mathematics literacy ability in learning realistic approach and CPS models average mathematical literacy ability using scientific approach is one model of learning in the classroom learning the CPS assisted Edmodo realistic approach that is media use Edmodo that helps teachers in the delivery of materials, delivery problems related to daily life , and can be used as a form of evaluation and confirmation after learning activities taking place. Edmodo helped facilitate students to understand the material and in the exercise problems related to daily life. Students with easy mengaskses Edmodo is not only at the time of learning in the classroom, so that students can discuss with other students not only at the time of learning in the classroom, learning using learning model and realistic approach to CPS, using this model students are required to be active in understanding the real problems related to daily life in a group. Students engage actively and independently in learning. Peran guru dalam pembelajaran model CPS pendekatan realistik adalah menyodorkan berbagai masalah nyata, memfasilitasi penyelidikan siswa dan mendukung pembelajaran siswa. Perbedaan antara kelas yang menggunakan model CPS pendekatan realistik berbantuan Edmodo dan kelas yang menggunakan model CPS pendekatan realistik terletak pada penggunaan media Edmodo. Selama proses pembelajaran pada kelas yang menggunakan model CPS pendekatan realistik berbantuan Edmodo dan yang menggunakan model pembelajaran CPS (Creative Problem Solving) pendekatan realistik mempunyai kesamaan yaitu, siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan realistik yang digunakan juga menekankan proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Wardono, 2014). Hal inilah yang kemudian mampu meningkatkan kemampuan literasi matematika siswa. Hasil analisis diatas sesuai dengan penelitian Apsari (2014) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan model CPS berbasis kontekstual dapat meningkatkan kemampuan literasi matematika. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran model CPS pendekatan realistik berbantuan Edmodo, siswa diberikan banyak permasalahan nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari melalui media Edmodo. Guru berperan sebagai fasilitator yang meng-upload latihan soal dan memotivasi siwa agar memanfaatkan media Edmodo secara maksimal dengan berdiskusi dan saling memberikan tanggapan dalam penyelesaian masalah nyata. Sehingga, siswa terbiasa dengan soal-soal tentang materi peluang yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, dengan penggunaan model CPS menjadikan siswa lebih mudah untuk memahami materi karena meraka berdiskusi dengan kelompoknya untuk memahami materi sehingga, jika ada siswa yang tidak paham dapat saling menjelaskan dalam kelompoknya. Kualitas pembelajaran dapat diukur melalui tiga strategi, yakni (1) strategi pengorganisasian pembelajaran; (2) strategi penyampaian pembelajaran; dan (3) strategi pengelolaan pembelajaran (Uno, 2011). Kualitas pembelajaran dikatakan baik apabila pada aspek persiapan (strategi pengorganisasian pembelajaran), pelaksanaan (strategi penyampaian pembelajaran) dan evaluasi (strategi pengelolaan pembelajaran) minimal memenuhi kriteria baik. Berdasarkan data hasil lembar pengamatan terhadap kualitas pembelajaran pada setiap pertemuan dengan model CPS berpendekatan realistik berbantuan Edmodo menunjukkan bahwa rata-rata presentase kualitas pembelajaran yaitu 83,45% termasuk dalam katergori baik dan rata-rata presentase kualitas pembelajaran dengan model CPS berpendekatan realistik yaitu 82,96% termasuk dalam katergori baik. Menurut Johson sebagaimana dikutip oleh Trianto (2014) mengemukakan bahwa kualitas pembelajaran terlebih dahulu dilihat pada aspek pelaksanaan (proses) yang harus dipastikan berlangsung dengan baik. Berdasarkan data pada lembar pengamatan kualitas pembelajaran dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran pada model CPS pendekatan realistik berbantuan Edmodo dan kualitas pembelajaran pada model CPS pendekatan realistik memiliki kriteria baik. Selain itu juga terdapat peningkatan hasil belajar kemampuan literasi matematika siswa. Hal itu menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran dengan model CPS berpendekatan realistik berbantuan Edmodo dan dengan model CPS berpendekatan realistik. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Budiono (2014) menyimpulkan bahwa kualitas pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis masalah serupa PISA dengan pendekatan PMRI dan berbantu media LKPD yang dilaksanakan berkualitas baik.Pada pembelajaran yang menggunakan model CPS berpendekatan realistik berbantuan Edmodo dan pada pembelajaran yang menggunakan model CPS berpendekatan realistik siswa dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok atas, kelompok tengah dan kelompok bawah pada masing-masing kelas untuk dilakukan observasi dan wawancara. Kelompok atas merupakan siswa yang memiliki nilai tertinggi, kelompok tengah merupakan siswa yang memiliki nilai sedang, dan kelompok bawah merupakan siswa yang memiliki nilai terendah. Siswa yang menjadi subjek penelitian pada pembelajaran CPS berpendekatan realistik berbantuan Edmodo dalam penelitian ini disebut dengan kode yaitu S-16, S-18, S-11, S-30, S-01, dan S-12 dan Siswa yang menjadi subjek penelitian pada pembelajaran CPS berpendekatan realistik disebut dengan kode yaitu S-18, S-05, S-31, S-02, S-11, dan S-21. Masing-masing subjek penelitian memiliki tingkat karakter mandiri yang berbeda. Indikator karakter mandiri sebagaimana yang dirumuskan oleh Hidayati & Listyani (2010) yaitu (1) berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri; (2) memiliki kepercayaan diri; (3) ketidakbergantungan pada orang lain; (4) disiplin; (5) tanggungjawab; (6) melakukan kontrol diri, digunakan sebagai dasar penentuan indikator dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap subjek penelitian, diperoleh hasil bahwa subjek yang mewakili kelompok atas pada kedua kelas eskperimen yaitu S-16, S-18, S-18, dan S-05 sudah memenuhi semua indikator karakter mandiri. Subjek penelitian yang mewakili kelompok tengah pada kedua kelas eksperimen yaitu S-11, S-31, S-31, dan S-02 hanya memenuhi 3-4 indikator karakter mandiri dari 6 indikator karakter mandiri yang digunakan dalam penelitian ini. Serta subjek penelitian yang mewakili kelompok bawah pada kedua kelas eksperimen yaitu S-01, S-12, S-11, dan S-21 hanya memenuhi 1-2 indikator karakter mandiri dari 6 indikator karakter mandiri yang digunakan dalam penelitian ini.
Dalam hal ini, bukan peneliti yang membentuk karakter mandiri siswa melainkan kegiatan pembelajaranlah yang membentuk karakter mandiri siswa tersebut, Setelah itu butuh kesadaran dalam diri siswa itu sendiri untuk mengubah sikap dan perilakunya sehingga dalam dirinya tertanam karakter mandiri. Untuk mengubah perilaku siswa dibiasakan dengan kondisi tertentu sehingga siswa terbiasa dalam kondisi tersebut tanpa disadari menjadi karakter mereka. Materi pokok peluang digunakan sebagai media untuk mengembangkan karakter mandiri merka. Peneliti tidak mengubah pokok bahasan yang sudah ada, tetapi menggunakan materi pokok tersebut untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Secara lebih rinci, karakter dapat dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit) (Kemendiknas, 2010).
Pada pembelajaran model CPS berpendekatan realistik berbantuan Edmodo dan pembelajaran model CPS berpendekatan realistik, secara umum keenam subjek penelitian mengalami perubahan perilaku dengan peningkatan yang berbeda-beda pada setiap pertemuan. Dengan peningkatan karakter mandiri memiliki kecenderungan perubahan perilaku subjek penelitian menjadi lebih baik sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran CPS berpendekatan realistik berbantuan Edmodo dan model pembelajaran CPS berpendekatan realistik pada materi peluang dapat membentuk karakter mandiri siswa. Hal ini ditunjukkan dengan perubahan sikap dan tingkah laku kedua belas subjek penelitian yang semakin meningkat dari setiap pertemuan. Model CPS pendekatan realistik berbantuan Edmodo dan model pembelajaran CPS berpendekatan realistik yang diterapkan memiliki proses-proses yang memungkinkan siswa merubah perilaku dan sikapnya sehingga mencerminkan karakter mandiri.
Setelah dilaksanakan tes kemampuan literasi matematika pada pembelajaran model CPS pendekatan realistik berbantuan Edmodo dan pada pembelajaran model CPS pendekatan realisti
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Inggris) 2:[Salinan]
Disalin!
Based on calculations using SPSS 20.0 was obtained Sig. = 0.000 <0.05 then H0 is rejected and H1 accepted, which means that there is a significant difference in improving the literacy skills of students of class VII between learning using realistic models of CPS berpendekatan assisted Edmodo, learning to use a realistic model of CPS berpendekatan assisted Edmodo, and using a scientific approach. Then conducted a further test using Scheffe test. Further trials have been due to the number of members in each group sharing on the samples and data group have the same variance / homogeneous. Based on the advanced test gained an average increase in the literacy skills of mathematics students by using learning CPS berpendekatan realistic aided Edmodo better-than-average increase in the literacy skills of mathematics students by using learning CPS berpendekatan realistic and literacy math students to approach scientific.
Factors causing capability literacy math students in the learning model of CPS realistic approach aided Edmodo better than average literacy mathematics learning model of CPS realistic approach and the average literacy mathematical approach scientific is one classroom learning models CPS realistic approach aided Edmodo namely the use Edmodo media that assist teachers in the delivery of teaching materials, the provision of the problems related to daily life, and can be used as a form of evaluation and confirmation after learning activities take place. Edmodo help facilitate students in understanding the material and in practice problems related to everyday life. Students easily mengaskses Edmodo not only during the learning in the classroom, so that students can discuss with other students not only during the learning in the classroom, learning using learning model CPS realistic approach, using this model students are required to be active in understanding the real problems related with daily life in groups. Students are actively involved and independent in learning.
The teacher's role in learning CPS models realistic approach is thrusting a variety of real problems, to facilitate the investigation of students and support student learning. The difference between the class using CPS models realistic approach aided Edmodo and class that uses the CPS model of realistic approach lies in the use Edmodo media. During the learning process in the classroom using the model CPS realistic approach and the use Edmodo assisted learning model CPS (Creative Problem Solving) have in common is a realistic approach, students work in groups to solve problems related to everyday life. Realistic approach is used also stressed the involvement of students in full to be able to find the material studied and relate them to real life situations that encourage students to be able to apply it in their lives (Wardono, 2014). It is then able to improve students' mathematical literacy.
The results of the above analysis in accordance with Apsari study (2014) which states that the learning model based contextual CPS can improve the literacy skills of mathematics. This is because the CPS model study aided Edmodo realistic approach, students are given a lot of real problems related to daily life through media Edmodo. Teachers act as facilitators who upload exercises and motivating Siwa order Edmodo maximally utilize media with each other to discuss and provide feedback in real problem solving. Thus, the students are familiar with the problems of the material opportunities related to everyday life. Moreover, with the use of the model CPS makes students easier to understand the material because of them discuss with the group to understand the material so that, if there are students who do not understand can explain to each other in the group.
The quality of learning can be measured through three strategies, namely (1) organizing strategy learning; (2) instructional delivery strategy; and (3) learning management strategies (Uno, 2011). The quality of learning is said to be good if the aspects of preparation (organizing learning strategy), implementation (learning delivery strategy) and evaluation (learning management strategy) at least meet both criteria. Based on the data sheet of the results of observation of the quality of learning at every meeting with the CPS berpendekatan realistic models aided Edmodo shows that the average percentage of quality learning that is 83.45% is included in both the category and the average percentage of quality of learning with CPS berpendekatan realistic models, namely 82, 96% included in the category either.
According Johson was quoted as saying by Trianto (2014) suggested that the quality of learning first seen in aspects of the implementation (process) to be ascertained is progressing well. Based on the observation sheet data on the quality of learning can be concluded that the quality of learning on the model CPS assisted Edmodo realistic approach and the quality of learning at CPS models have a realistic approach criteria. There is also the improvement of learning outcomes of students' mathematical literacy skills. It shows that an increase in the quality of learning with CPS berpendekatan realistic models and model-assisted Edmodo CPS berpendekatan realistic. It is also supported by research conducted by Boediono (2014) concluded that the quality of teaching using problem-based learning like PISA approach PMRI and assisted media LKPD implemented good quality.
In learning to use the model CPS berpendekatan realistic aided Edmodo and on learning to use berpendekatan realistic models of CPS students were divided into three groups: upper, middle group and bottom group in each class to do observation and interviews. Above is a group of students who have the highest value, the middle group is students who have moderate value, and under a group of students who have the lowest value. Students who become the subject of research on learning CPS berpendekatan realistic aided Edmodo in the study referred to by the code that is S-16, S-18, S-11, S-30, S-01 and S-12 and students who are the subject of research at CPS berpendekatan realistic learning called by code that is S-18, S-05, S-31, S-02, S-11 and S-21.
Each subject study had the different independent character. Indicators independent character as defined by Hidayati & Listyani (2010): (1) act on its own initiative; (2) have self-confidence; (3) ketidakbergantungan on others; (4) discipline; (5) responsibilities; (6) exercise self-control, is used as the basis for determining the indicators in this study. Based on observations and interviews on the subject of research, showed that subjects who represent the group on the second class of experimentation that S-16, S-18, S-18 and S-05 has met all the indicators of an independent character. Research subjects representing the middle of the second class of experiments that S-11, S-31, S-31 and S-02 only meet independent character indicator 3-4 of 6 independent character indicator used in this study. As well as representing a group of research subjects under the second class of experiments that S-01, S-12, S-11 and S-21 only meets 1-2 independent character indicator of 6 independent character indicator used in this study.
In this case and not independent researchers that make up the character of the students but pembelajaranlah activities that make up the character of the student independent, after it takes awareness in students themselves to change attitudes and behavior so that in itself is embedded independent character. To change the behavior of the students familiarized with certain conditions so that the students get used to those conditions unwittingly become their characters. The subject matter is used as a media opportunity to develop an independent character merka. Researchers do not change the subject already exist, but the use of the subject matter to develop the cultural values ​​and national character. In more detail, the characters can be developed through the stages of knowledge (knowing), the implementation of the (acting), and custom (habit) (MONE, 2010).
In the learning model of CPS berpendekatan realistic aided Edmodo and learning model of CPS berpendekatan realistic, generally six research subjects experience changes in behavior with the increase varying at each meeting. With the increase of independent character has a tendency to change the behavior of the subject of research for the better so that it can be said that the study of mathematics learning model CPS berpendekatan Edmodo and realistic assisted learning model CPS berpendekatan realistic at odds material can form a self-contained character of students. This is indicated by a change in attitude and behavior of the twelve subjects of research are increasing at each meeting. Model CPS realistic approach aided Edmodo and learning model CPS berpendekatan realistic applied to have processes that allow students to change behavior and attitudes that reflect the character of independent.
Having carried out tests literacy math learning model of CPS realistic approach aided Edmodo and learning model of CPS approach realistically
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2025 I Love Translation. All reserved.

E-mail: