SEJARAH DESA MANIS, JALAKSANA, KUNINGANPada Zaman Kerajaan Keindraan y terjemahan - SEJARAH DESA MANIS, JALAKSANA, KUNINGANPada Zaman Kerajaan Keindraan y Inggris Bagaimana mengatakan

SEJARAH DESA MANIS, JALAKSANA, KUNI

SEJARAH DESA MANIS, JALAKSANA, KUNINGAN

Pada Zaman Kerajaan Keindraan yang Ratunya Resi Manikmaya, sebagaimana kebiasaan bahwa manusia selalu hidup dekat air dan tempat bermukimnya berupa penduduk dan dari pedukuhan-pedukuhan baru berkembang menjadi Desa. Tercatat dalam Kitab carita Parahyangan pada tahun 490 saka atau tahun 568 M dukuh peundeuy yang dihuni oleh Resi Makandriya murid Resi Guru Manikmaya Kemudian dilanjutkan oleh Prabu Menak Koncarya alias Kantong Maralah yang mewarisi bekas wilayah buyutnya dan mendirikan Kerajaan Mandala Manir bersamaan dengan berdirinya kerajaan Galuh Medang Kamulyan pada tahun 570 M di Ciamis, ketika Zaman Kerajaan Muladarma yang sesepuhnya Prabu Darmariksa di Dukuh Peundeuy bermukim buyutnya yaitu Putri Triwulan adik Ki Gede Gandasoli putra dari Sang Raga Suci Beliau adalah putra Sang Raga Mulya putra dari Prabu Dharmariksa. Pada tahun 723 M didirikan Kerajaan Kutamandarakan yang rajanya Ciung Wanara atau Sang Manarah. Sang Manarah mendirikan Kerajaan Saunggalah dari Arile ( palutungan ) ke Kutaraja. Di Dukuh Peundeuy bermukim Manisri keturunan Sang Damarwulan pendiri Kerajaan Saunggalan, kemudian menyamar menjadi Lutung Kasarung untuk menyelamatkan Purbasari putri Ciung Wanara. Pada tahun 1373 M ketika Zaman Kerajaan Galuh dirajai oleh Prabu Siliwangi yang ke III (tiga) Sang Dewa Niskala pernah singgah di Dukuh Peundeuy ( situs batu gajah dan sumur tujuh ) sampai putranya yang kemudian menjadi Prabu Siliwangi IV ( empat ) Sang Pamanah Rasa kawin dengan Sang Cantring Manik Mayang. Putri Sang Haliwingan Raja Pasundan dan tinggal di Jalaksana ( situs alun-alun burung ). Pada Zaman Islam ( 1470 M ) di Manis oleh Sunan Gunung Jati diangkat seorang demang yang nama gelarnya Angga Pati. Pada waktu itu Manis masih bawahan kerajaan Talaga Manggung di Sagar Hiang Ibukotanya. Ketika kerajaan Talaga di bawah pemerintahan Pangeran Arya Wangsa Gofarana. Manis di bawah Ketumenggungan Padamenak yang di pegang oleh Raden Padmanagara yang kemudian di kenal dengan gelar Pangeran Arya Salingsingan. Panglima kerajaan Pakungwati Cirebon yang di perintah oleh Panembahan Girilaya. Ketika kerajaan Cirebon di bawah pimpinan Cicit Sunan Gunung Jati yaitu penembahan Ratu I Pangeran Mas Jainul Aripin. Di Manis bermukim adik kandungnya yaitu Pangeran Manis. Pada tahun 1570 M Manis resmi menjadi Desa MANIS KALER dan MANIS KIDUL, sedangkan Pangeran Manis tinggal di Dukuh Peundeuy dan mengajarkan Agama Islam di Padepokan Dukuh Depok. Kuwu Manis kaler tercatat Indra dan Kuwu Manis kidul dan Wipadrana Keturunan Indra Prana dari Sangkanurip yang masih keluarganya juga, Pada tahun 1601 Kerajaan Pakungwati perang dengan Inggris yang di pimpin oleg Gubernur Jendral Raffles yang berpusat di tumasik ( Singapura ). Jika kerajaan Pakungwati kalah di antaranya akan mengungsi ke Manis. Itulah sebabnya bahasa sunda logat Manis berbeda dengan desa-desa di sekitarnya karena sebelum terjadi pengungsiaan telah di persiapkan dulu oleh para Santana dari Cirebon. Pangeran Manis adalah Adik Panembahan ratu yang di beri kewenangan memegang kepustakaan keraton. Pengetahuannya warisan dari panembahan Losari putra bungsu adipati sewarga yang juga masih pernah kakenya. Kemudian pengetahuan tersebut di wariskan kepada putranya yaitu panembahan Girilaya yaitu pangeran wangsakerta yang masih gurunya juga. Para putra pangeran manis antara lain Empu Anggarunting memiliki keterampilan membuat barang logam antara lain Gamelan dan senjata ( Keris ) yang bermukim di Padamenak. Sejak itu keturunan pangeran manis memakai nama dari Dinasti Angga meneruskan nama prabu Anggalarang yang pernah bermukim dimanis. Putra Empu Anggarunting yaitu Empu Anggaraksa menjadi Empu Wasi Aji dan Empu Anggaprana menjadi Empu Kawi. Ketiga-tiganya kemudian pada tahun 1666-1742 M menjadi anggota dari Adhiaksa Pepitu ( tujuh ) Adhiyaksa yang dipimpin oleh keponakannaya pangeran Wangsakerta. Pada zaman Belanda masuk penjajah desa-desa. Di Manis di bangun hotel untuk tempat beristirahat para perwira Belanda dan kolam renang Cibulan yang aslinya Situ Burung yang menjadi kering. Yang merintis kuwu pada waktu itu adalah: Rama eyang buyut manis ratu galuh pakuan menak pajajaran dan mempunyai tiga orang anak yaitu : 1. Indarawulan ( perempuan ) 2. Wisaprana ( laki-laki ) 3. Indramadura ( laki-laki ) Pada tahun 1838 M yang menjadi kuwu Desa Manis kaler adalah Wisaprana dan kuwu Desa Manis kidul adalah Indramadura. Nama Cibulan berasal dari Kebobulan dan Putri Tariwulan, wulan artinya bulan. Perkawinan Kebowulan dan Pwah Apsari jabung, ditandai dengan upacara adat kawin cai. Nama manis berasal dari Sang Manisri ( penguasa manis ) dan dari pangeran manis yang mempunyai wewenang sebagai pujangga keraton
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Inggris) 1: [Salinan]
Disalin!
THE HISTORY OF THE VILLAGE OF SWEET, JALAKSANA, BRASSPada Zaman Kerajaan Keindraan yang Ratunya Resi Manikmaya, sebagaimana kebiasaan bahwa manusia selalu hidup dekat air dan tempat bermukimnya berupa penduduk dan dari pedukuhan-pedukuhan baru berkembang menjadi Desa. Tercatat dalam Kitab carita Parahyangan pada tahun 490 saka atau tahun 568 M dukuh peundeuy yang dihuni oleh Resi Makandriya murid Resi Guru Manikmaya Kemudian dilanjutkan oleh Prabu Menak Koncarya alias Kantong Maralah yang mewarisi bekas wilayah buyutnya dan mendirikan Kerajaan Mandala Manir bersamaan dengan berdirinya kerajaan Galuh Medang Kamulyan pada tahun 570 M di Ciamis, ketika Zaman Kerajaan Muladarma yang sesepuhnya Prabu Darmariksa di Dukuh Peundeuy bermukim buyutnya yaitu Putri Triwulan adik Ki Gede Gandasoli putra dari Sang Raga Suci Beliau adalah putra Sang Raga Mulya putra dari Prabu Dharmariksa. Pada tahun 723 M didirikan Kerajaan Kutamandarakan yang rajanya Ciung Wanara atau Sang Manarah. Sang Manarah mendirikan Kerajaan Saunggalah dari Arile ( palutungan ) ke Kutaraja. Di Dukuh Peundeuy bermukim Manisri keturunan Sang Damarwulan pendiri Kerajaan Saunggalan, kemudian menyamar menjadi Lutung Kasarung untuk menyelamatkan Purbasari putri Ciung Wanara. Pada tahun 1373 M ketika Zaman Kerajaan Galuh dirajai oleh Prabu Siliwangi yang ke III (tiga) Sang Dewa Niskala pernah singgah di Dukuh Peundeuy ( situs batu gajah dan sumur tujuh ) sampai putranya yang kemudian menjadi Prabu Siliwangi IV ( empat ) Sang Pamanah Rasa kawin dengan Sang Cantring Manik Mayang. Putri Sang Haliwingan Raja Pasundan dan tinggal di Jalaksana ( situs alun-alun burung ). Pada Zaman Islam ( 1470 M ) di Manis oleh Sunan Gunung Jati diangkat seorang demang yang nama gelarnya Angga Pati. Pada waktu itu Manis masih bawahan kerajaan Talaga Manggung di Sagar Hiang Ibukotanya. Ketika kerajaan Talaga di bawah pemerintahan Pangeran Arya Wangsa Gofarana. Manis di bawah Ketumenggungan Padamenak yang di pegang oleh Raden Padmanagara yang kemudian di kenal dengan gelar Pangeran Arya Salingsingan. Panglima kerajaan Pakungwati Cirebon yang di perintah oleh Panembahan Girilaya. Ketika kerajaan Cirebon di bawah pimpinan Cicit Sunan Gunung Jati yaitu penembahan Ratu I Pangeran Mas Jainul Aripin. Di Manis bermukim adik kandungnya yaitu Pangeran Manis. Pada tahun 1570 M Manis resmi menjadi Desa MANIS KALER dan MANIS KIDUL, sedangkan Pangeran Manis tinggal di Dukuh Peundeuy dan mengajarkan Agama Islam di Padepokan Dukuh Depok. Kuwu Manis kaler tercatat Indra dan Kuwu Manis kidul dan Wipadrana Keturunan Indra Prana dari Sangkanurip yang masih keluarganya juga, Pada tahun 1601 Kerajaan Pakungwati perang dengan Inggris yang di pimpin oleg Gubernur Jendral Raffles yang berpusat di tumasik ( Singapura ). Jika kerajaan Pakungwati kalah di antaranya akan mengungsi ke Manis. Itulah sebabnya bahasa sunda logat Manis berbeda dengan desa-desa di sekitarnya karena sebelum terjadi pengungsiaan telah di persiapkan dulu oleh para Santana dari Cirebon. Pangeran Manis adalah Adik Panembahan ratu yang di beri kewenangan memegang kepustakaan keraton. Pengetahuannya warisan dari panembahan Losari putra bungsu adipati sewarga yang juga masih pernah kakenya. Kemudian pengetahuan tersebut di wariskan kepada putranya yaitu panembahan Girilaya yaitu pangeran wangsakerta yang masih gurunya juga. Para putra pangeran manis antara lain Empu Anggarunting memiliki keterampilan membuat barang logam antara lain Gamelan dan senjata ( Keris ) yang bermukim di Padamenak. Sejak itu keturunan pangeran manis memakai nama dari Dinasti Angga meneruskan nama prabu Anggalarang yang pernah bermukim dimanis. Putra Empu Anggarunting yaitu Empu Anggaraksa menjadi Empu Wasi Aji dan Empu Anggaprana menjadi Empu Kawi. Ketiga-tiganya kemudian pada tahun 1666-1742 M menjadi anggota dari Adhiaksa Pepitu ( tujuh ) Adhiyaksa yang dipimpin oleh keponakannaya pangeran Wangsakerta. Pada zaman Belanda masuk penjajah desa-desa. Di Manis di bangun hotel untuk tempat beristirahat para perwira Belanda dan kolam renang Cibulan yang aslinya Situ Burung yang menjadi kering. Yang merintis kuwu pada waktu itu adalah: Rama eyang buyut manis ratu galuh pakuan menak pajajaran dan mempunyai tiga orang anak yaitu : 1. Indarawulan ( perempuan ) 2. Wisaprana ( laki-laki ) 3. Indramadura ( laki-laki ) Pada tahun 1838 M yang menjadi kuwu Desa Manis kaler adalah Wisaprana dan kuwu Desa Manis kidul adalah Indramadura. Nama Cibulan berasal dari Kebobulan dan Putri Tariwulan, wulan artinya bulan. Perkawinan Kebowulan dan Pwah Apsari jabung, ditandai dengan upacara adat kawin cai. Nama manis berasal dari Sang Manisri ( penguasa manis ) dan dari pangeran manis yang mempunyai wewenang sebagai pujangga keraton
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Inggris) 2:[Salinan]
Disalin!
HISTORY VILLAGE SWEET, Jalaksana, BRASS In the Age of Empire Keindraan that his Queen Resi Manikmaya, as a habit that humans have always lived near the water and form population and dwelling place of hamlet-hamlet emerging into the village. Recorded in the Book of Carita Parahyangan in 490 Saka or the year 568 AD hamlet Peundeuy inhabited by Rishi Makandriya students Resi Master Manikmaya was followed by King Menak Koncarya alias Pockets Maralah who inherited the former great grandfather and founded the Kingdom Mandala Manir in conjunction with the establishment of the kingdom of Galuh Medang Kamulyan in 570 AD in Ciamis, when the Age of Empire Muladarma the elder King Darmariksa great-grandfather settled in Hamlet Peundeuy namely Quarter sister Princess Ki Gede Gandasoli son of the Holy Raga Raga He is the son of the son of King Dharmariksa Mulya. In the year 723 AD established the kingdom of the king Kutamandarakan Ciung Wanara or the Manarah. The Manarah establish the Kingdom Saunggalah of Arile (Palutungan) to Kutaraja. In Hamlet Peundeuy descent living Manisri Damarwulan the founder of the Kingdom Saunggalan, then disguised as Kasarung to rescue the princess Purbasari Ciung Wanara. In the year 1373 AD when the Age of Empire Galuh dirajai by Prabu Siliwangi III (three) The Oracle Niskala had stopped in Hamlet Peundeuy (websites stone elephants and wells seven) to his son, who later became King Siliwangi IV (four) the Pamanah Rasa marry The Mayang Manik Cantring. The daughter of the King Haliwingan Sundanese and stay in Jalaksana (websites square birds). In the Age of Islam (1470 AD) in Sunan Gunung Jati Manis by a village headman who lifted the title name Anga Pati. At that time still subordinate kingdom Talaga Sweet gig in Sagar Hiang capital. When Talaga empire under the reign of Prince Arya Wangsa Gofarana. Sweet under Ketumenggungan Padamenak on hold by Raden Padmanagara were then known by the title of Prince Arya Salingsingan. Pakungwati royal commander Cirebon in command by Panembahan Girilaya. When Cirebon kingdom under the leadership of the great-grandson of Sunan Gunung Jati is penembahan Queen I Prince Mas Jainul Aripin. Sweet younger siblings residing in the said Prince Manis. M Sweet in 1570 officially became a village Kaler and SWEET SWEET KIDUL, while Prince Manis live in Hamlet Peundeuy and teach Islam in Padepokan Hamlet Depok. Sweet Kuwu Kaler recorded Indra and Kuwu Sweet kidul and Indra Prana Wipadrana Descendants of Sangkanurip still family also, In the year 1601 the Kingdom Pakungwati war with England that led Oleg Governor Raffles, based in Tumasik (Singapore). If Pakungwati lost kingdom of whom would flee to Manis. That is why Sundanese dialect different from the Manis in the surrounding villages since before the pengungsiaan been prepared first by Santana from Cirebon. Sweet prince is Panembahan queen sister who was given authority to hold the library of the palace. Knowledge heritage of Panembahan Sejong youngest son duke citizens who are still ever kakenya. Then that knowledge is passed on to his son prince Wangsakerta Panembahan Girilaya is still his teacher as well. The son sweet prince among others professor Anggarunting have the skills to make metal goods, among others Gamelan and weapons (Kris) who live in Padamenak. Since then descent sweet prince wears the name of the dynasty Anga continue prabu name Anggalarang ever lived dimanis. The professor's son Anggarunting namely Professor Anggaraksa become Wasi Aji professor and professor Anggaprana became professor Kawi. All three later in the year 1666-1742 M became a member of Adhiaksa Pepitu (seven) Adhiyaksa led by prince keponakannaya Wangsakerta. At the time of Dutch colonists entered the villages. Sweet built in the hotel to rest the Dutch officers and pool Cibulan originally Situ Birds that become dry. Pioneering kuwu at that time were: sweet great-grandparent Rama queen galuh pakuan menak Padjadjaran and has three children, namely: 1. Indarawulan (female) 2. Wisaprana (male) 3. Indramadura (male) In 1838 M the village kuwu Sweet Kaler is Wisaprana and kuwu Desa Manis kidul is Indramadura. Cibulan name comes from Kebobulan and Princess Tariwulan, quarterly meaning moon. Kebowulan marriage and Pwah Apsari jabung, marked by cai mating ceremonies. Sweet name comes from the Manisri (ruler sweet) and from sweet prince who has authority as a poet palace

Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2024 I Love Translation. All reserved.

E-mail: