Un cheval et un âne chargé avec la charge deÉsopeL'âne est mort de kelelahanPernah il était un homme qui a gardé un cheval et un âne de soulever des poids. Déjà devenu une habitude pour les hommes avec ses frais que ses charges lourdes dans le cul de tombé car la charge est trop lourde, tandis que le cheval a été autorisé à caracoler en chemin avec une charge légère.Alors qu'ils étaient en tournée en un jour, l'âne a été souffrant de douleurs au cours de ces derniers jours, dit au cheval, "voulez-vous faire partie du fardeau sur moi pour quelques kilomètres ? Je me sentais très mal, mais si vous voulez prendre une partie de mon fardeau est aujourd'hui, peut-être je vais guérir plus vite encore. Fardeau trop lourd, qu'il pourrait me tuer. »Le cheval juste kick-nendangkan ses pieds et dit à l'âne dans pour ne pas avoir à se plaindre et lui s'embêter avec les mots de la plainte. Les ânes à être étaler sur un demi-kilomètre de suite et tout à coup tombe à terre et meurt.C'est alors, le propriétaire est venu et a tout simplement jamais pu avec ce qui s'est passé. Il publie ensuite une charge de cul a mort, et ensuite placée sur le dos du cheval. « Ouch », a déploré le cheval quand elle sentit un lourd fardeau sur le dos, dans la zone Ajouter au poids du corps de l'âne mort, "maintenant je reçois la récompense en raison de la nature de mon vilain. En refusant de porter quelque fardeau sur le cul, maintenant je dois réaliser l'ensemble du chargement, couplé avec le poids du corps de mon ami ce pauvres."Aider ceux qui ont besoin d'aide, alors vous serez aidé aussi bien.Un mauvais trait obtiennent des récompenses.Fils du pasteur sageSait ne pasPetit Berger bijaksanaDahulu kala, il y avait considérablement jusqu'à célèbre d'un petit Berger partout parce qu'elle pourrait donner des réponses à toutes questions la sagesse que lui. La nouvelle parvint aux oreilles du roi dans le Royaume, mais le roi lui-même moins croire ses ce que les gens prêcher sur le petit Berger, par conséquent, le jeune berger commandé à venir devant le Tribunal. Quand il est arrivé, le roi lui dit: « Si vous pouvez fournir la réponse à trois questions que je vais vous donner à vous, je vous considérera comme mes propres enfants, et tu vivras heureux avec moi à ma maison. »"Si la troisième question, votre Majesté? » demanda fils de berger."Yang pertama adalah, berapa banyak tetesan air yang ada di laut?""Tuanku Paduka," jawab anak gembala, "hentikanlah semua tetesan air yang ada di bumi sehingga tidak ada satu tetespun yang akan masuk ke laut sebelum saya menghitungnya, dan saat itu, saya akan memberitahu Paduka berapa banyak tetesan yang ada di laut!""Pertanyaan kedua," kata Raja, "Berapa banyak bintang yang ada di langit?""Beri aku selembar kertas besar," kata anak itu, kemudian ia membuat begitu banyak lubang dengan sebuah jarum sehingga terlalu banyak dan tidak memungkinkan untuk dihitung. Saat selesai si Anak Gembala berkata : "Jumlah bintang yang ada di langit sama banyaknya dengan lubang yang ada di kertas ini, adakah yang mampu menghitungnya?" Tapi tak seorang pun bisa menghitungnya. Kemudian Raja berkata lagi "Pertanyaan ketiga adalah, berapa detik yang ada dalam keabadian""Di kerajaan ini, terletak gunung adamantine, satu mil tingginya, satu mil lebarnya, dan satu mil dalamnya, dan tiap seribu tahun, seekor burung datang untuk menggosok paruhnya ke gunung tersebut, dan, saat seluruh gunung telah di gosok oleh sang Burung, maka detik pertama dari keabadian pun berlalu.""Kamu telah menjawab tiga pertanyaan saya secara bijak," kata sang Raja, "dan untuk selanjutnya kamu akan hidup bersama saya di istana, dan saya akan memperlakukan kamu sebagai anak saya sendiri."Anak Gembala yang BijaksanaTidak dikenalGembala kecil yang bijaksanaDahulu kala, ada seorang gembala kecil yang terkenal sampai jauh dimana-mana karena bisa memberi jawaban yang bijaksana atas semua pertanyaan yang diberikan kepadanya. Kabar tersebut sampai ke telinga Raja di kerajaan itu, tetapi sang Raja sendiri kurang percaya dengan apa yang orang kabarkan tentang gembala kecil itu, karena itu, anak gembala tersebut diperintahkan untuk datang dan menghadap ke istana. Ketika dia tiba, Raja berkata kepadanya: "Jika kamu dapat memberikan jawaban dari tiga pertanyaan yang akan saya berikan kepadamu, aku akan menganggap kamu sebagai anak saya sendiri, dan kamu akan hidup berbahagia dengan saya di istanaku.""Apakah ketiga pertanyaan itu, paduka?" tanya anak gembala itu."Yang pertama adalah, berapa banyak tetesan air yang ada di laut?""Tuanku Paduka," jawab anak gembala, "hentikanlah semua tetesan air yang ada di bumi sehingga tidak ada satu tetespun yang akan masuk ke laut sebelum saya menghitungnya, dan saat itu, saya akan memberitahu Paduka berapa banyak tetesan yang ada di laut!""Pertanyaan kedua," kata Raja, "Berapa banyak bintang yang ada di langit?""Beri aku selembar kertas besar," kata anak itu, kemudian ia membuat begitu banyak lubang dengan sebuah jarum sehingga terlalu banyak dan tidak memungkinkan untuk dihitung. Saat selesai si Anak Gembala berkata : "Jumlah bintang yang ada di langit sama banyaknya dengan lubang yang ada di kertas ini, adakah yang mampu menghitungnya?" Tapi tak seorang pun bisa menghitungnya. Kemudian Raja berkata lagi "Pertanyaan ketiga adalah, berapa detik yang ada dalam keabadian""Di kerajaan ini, terletak gunung adamantine, satu mil tingginya, satu mil lebarnya, dan satu mil dalamnya, dan tiap seribu tahun, seekor burung datang untuk menggosok paruhnya ke gunung tersebut, dan, saat seluruh gunung telah di gosok oleh sang Burung, maka detik pertama dari keabadian pun berlalu.""Kamu telah menjawab tiga pertanyaan saya secara bijak," kata sang Raja, "dan untuk selanjutnya kamu akan hidup bersama saya di istana, dan saya akan memperlakukan kamu sebagai anak saya sendiri."Biji Pohon Oak Dan LabuJean de La FontaineSemua yang diciptakan oleh Tuhan adalah sempurna, untuk membuktikannya saya tidak perlu mengelilingi dunia untuk mencarinya, Saya dapat menemukan kesempurnaan itu di dalam sebuah labu.Orang desa yang sedang berpikir tentang batang labu yang kecil dan kurusSeorang petani yang tinggal di desa suatu saat berpikir tentang besarnya sebuah labu dan kecilnya batang dimana labu tersebut tumbuh. "Apa yang Tuhan pikirkan kira-kira ya?" katanya pada diri sendiri. "Tuhan mungkin menumbuhkan labu tersebut di batang yang kurang sesuai. Seandainya saya yang menciptakan labu ini, saya akan menumbuhkan dan menggantungnya di pohon oak. Seharusnya disanalah tempat yang tepat. Buah yang besar, sepantasnya berasal dari pohon yang besar! sayang sekali!" katanya kepada diri sendiri, "Sebagai contoh, biji pohon oak ini, yang sekecil jari tangan saya, seharusnya di gantungkan pada batang labu yang kurus ini."Karena terlalu banyak berpikir dan berangan-angan, petani tersebut menjadi mengantuk dan berbaring di bawah pohon Oak, dan tidak berapa lama kemudian, dia tertidur dengan pulas.Saat itulah sebuah biji pohon oak jatuh tepat di atas hidungnya. Petani itu terkejut dan terbangun dari tidurnya sambil mengusap hidungnya yang kesakitan dan mengeluarkan darah. "Aduh.. aduh..!" teriaknya, "Hidungku berdarah, bagaimana seandainya sesuatu yang lebih berat jatuh dari pohon ini dan menimpa kepala saya; bagaimana seandainya biji pohon oak ini adalah sebuah labu? Saya tadinya meragukan ciptaanNya, sekarang saya telah mengerti semuanya dengan sempurna."Lalu sang Petani itupun memuji dan bersyukur kepada Tuhan sambil berjalan pulang ke rumahnya.Chêne et graines de citrouilleJean de La FontaineTous créés par Dieu est parfait, pour prouver qu'il n'ai pas de voyager à travers le monde à chercher, je ne vois que la perfection dans une citrouille.Les villageois qui songent à une citrouille tige et kurusSeorang paysans qui vivaient dans le village pendant un certain temps penser à la taille d'une petite tige de citrouille et potiron où elle pousse. « Ce que pensent de Dieu à ce sujet? » dit-elle à moi-même. "Dieu peut cultiver les citrouilles sur les bâtonnets qui sont moins appropriés. En supposant que j'ai qui a créé cette citrouille, je vais grandir et l'accrocher dans l'arbre de chêne. Il devrait être au bon endroit. Grand fruit, doit provenir d'un arbre énorme ! C'est dommage! « il a dit lui-même, » par exemple, cette graines de chêne, qui sont aussi petites que mon doigt, devraient pendre la tige de cette citrouille maigre. »Parce que trop pensé et rêvé, les agriculteurs est devenu somnolents et s'allonger sous le chêne, et pas combien de temps plus tard, il est tombé endormi avec le sommeil.Saat itulah sebuah biji pohon oak jatuh tepat di atas hidungnya. Petani itu terkejut dan terbangun dari tidurnya sambil mengusap hidungnya yang kesakitan dan mengeluarkan darah. "Aduh.. aduh..!" teriaknya, "Hidungku berdarah, bagaimana seandainya sesuatu yang lebih berat jatuh dari pohon ini dan menimpa kepala saya; bagaimana seandainya biji pohon oak ini adalah sebuah labu? Saya tadinya meragukan ciptaanNya, sekarang saya telah mengerti semuanya dengan sempurna."Lalu sang Petani itupun memuji dan bersyukur kepada Tuhan sambil berjalan pulang ke rumahnya.Angsa dan Telur EmasAesopPetani dan angsa bertelur emasDahulu kala, ada seorang petani yang memiliki seekor angsa yang sangatlah cantik, dimana setiap hari ketika petani tersebut mendatangi kandang angsa, sang Angsa telah menelurkan sebuah telur emas yang berkilauan.Petani tersebut mengambil dan membawa telur-telur emas tersebut ke pasar dan menjualnya sehingga dalam waktu yang singkat petani tersebut mulai menjadi kaya. Tetapi tidak lama kemudian keserakahan dan ketidak-sabaran petani itu terhadap sang Angsa muncul karena sang Angsa hanya me
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..