Dalam memahami representasi, hendak

Dalam memahami representasi, hendaknya kita mengingat kembali hakikat karya sastra. Sebuah karya sastra tercipta atas faktor imajinasi pengarang. Imajinasi pengarang umumnya mengacu pada kehidupan nyata, baik itu yang dialami oleh si pengarang sendiri, maupun dari fenomena sosial apa yang terjadi di sekitarnya. Di dalam sebuah penggambaran imajinatif pengarang dalam sebuah karya sastra itu, biasanya juga terdapat interpretasi pengarang yang disajikan dalam bentuk alur cerita (novel atau cerpen) atau pun secara tersirat dalam kandungan teks (puisi, syair, pantun, dan lain-lain). Maka, representasi dalam dunia sastra tidak sekadar penggambaran fenomena sosial sebuah masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Akan tetapi, lebih mengarah kepada penggambaran yang bermakna atas masyarakat dan situasi sosial melalui proses kreatif pengarang tersebut. Posisi pengarang dalam proses representasi fenomena sosial dalam karya sastra sangat dipengaruhi oleh ras, waktu, serta lingkungan yang melatarbelakanginya.

Hasil (Inggris) 2:

In understanding the representation, we should recall the nature of literary works. A literary work created above factors the author's imagination. Imagination authors generally refers to real life, whether it is experienced by the author himself, as well as from social phenomenon of what is happening around them. In an imaginative depiction of the author in a literary work, it is usually also a writer interpretation presented in the form of plot (novel or short story) or even implied in the content of the text (poetry, poems, rhymes, etc.). Thus, the representation in the literary world is not just a depiction of a society of social phenomena within a certain time. However, it leads to a meaningful depiction of society and social situation through the creative process of the author. The position of the author in the process of representation of the social phenomenon in literature strongly influenced by race, time, and the environment surrounding it.