McDonald dalam menjual produk-produk menggunakan global format dan teknik-teknik jualan yang sama di mana sahaja di seluruh negara sebagai standard. McDonald juga boleh menyesuaikan produk berdasarkan latar belakang serta budaya yang berbeza di seluruh dunia. Sebagai contoh di India McDonald's tidak membuat Mac besar kerana masyarakat hindu tidak makan daging lembu. Tapi McDonald's Maharaja Mac digunakan diperbuat daripada daging ayam dan terdapat juga burger yang mengandungi sayur-sayuran seperti McAloo Tikki untuk menggantikan Big Mac.Syarikat ini boleh dikatakan berjaya dalam mengembangkan usaha beliau untuk mendekati dunia antarabangsa. Ini disahkan oleh Restoran McDonald pertumbuhan sehingga kini telah di buka di 118 buah negara seluruh dunia. Hasilnya, terdapat perubahan trend di seluruh dunia di mana peranan makanan segera menjadi sangat penting. Tapi McDonald juga menghadapi halangan daripada restoran-restoran tempatan yang menjadi pesaing. McDonald's bertindak balas dengan membuat inovasi terhadap produk pematuhan kepada kebudayaan negara dan meningkatkan pembukaan beberapa restoran baru. Sekarang ini terdapat restoran-restoran 23.132 di beberapa bahagian dunia pada tahun 1997. Dalam 10 tahun dari 1987 hingga 1997, McDonald's keuntungan daripada jualan di luar Amerika Syarikat telah meningkat sebanyak 23.3 peratus setahun, manakala faedah Syarikat tempatan itu sendiri adalah hanya 3.5 peratus.Perusahaan seperti McDonald’s dapat diterima di negara berkembang, seperti Rusia, China, dan India walaupun tantangan yang dihadapi untuk memasuki pasar tersebut tidaklah mudah. Karena negara seperti Rusia, Cina, India dan negara berkembang lainnya resistant terhadap bangsa lain. Tidak hanya itu, diketahui juga bahwa perusahaan dari amerika (seperti McDonald’s) sangat sensitif terhadap isu–isu lokal.Sumber: www.mcdonalds.comMeskipun kekhawatiran beberapa negara tentang imprealisme budaya, pada umumnya McDonald’s diterima di negara-negara tersebut karena McDonald’s menawarkan ide lokalisasi global dimana item menu disesuaikan dengan kebiasaan dan selera masing-masing negara sehingga tidak mengikis kebudayaan asli negara mereka. Untuk menu di Rusia bahannya tidak berbeda jauh dengan Amerika yaitu daging dan kentang, di kebanyakan negara Asia McDonald’s menawarkan menu nasi dan ayam goreng yang sesuai dengan budaya makan beberapa negara di Asia. McDonald's melakukannya dengan dukungan dari pemerintah daerah dan penduduk lokal dengan bekerja sama dengan produsen pertanian untuk mengembangkan sumber pasokan lokal untuk daging sapi, kentang, dan produk susu. Hal lain yang membantu McDonald’s diterima di negara berkembang adalah negara berkembang cenderung mengikuti tren negara maju (Amerika/McD).Bersama-sama dengan pembangunan, pujian dan kritikan dari alam pengajian kebudayaan juga sering berpunca daripada logo Syarikat M. McDonald's sering menerima kritikan daripada budaya penyelidik serta pelajar dan penunjuk perasaan yang sebenarnya semakin menunjukkan bagaimana populariti Syarikat. Salah satu kritikan penting lain adalah bahawa McDonald's juga sering dikaitkan sebagai 'Amerika'. Jadi ianya bukan sesuatu yang luar biasa untuk demo anti Amerika Syarikat yang dilakukan oleh para penunjuk perasaan daripada di hadapan Kedutaan kita, tetapi oleh Cawangan dilemparinya McDonald dengan telur busuk dan tomato busuk.Isu globalisasi sendiri tidak selalu ditanggapi dengan positif. Sering kali globalisasi dianggap memiliki dua sisi yang berbeda. Di satu sisi, globalisasi dianggap mempromosikan perdamaian, demokrasi, serta berusaha menyelesaikan permasalahan global seperti isu pemanasan global dan isu pemanfaatan tenaga nuklir. Tetapi di sisi lainnya, globalisasi dianggap mempromosikan Amerikanisasi dan sering kali menjadi tertuduh dalam kasus-kasus dimana usaha lokal dan nasional mati akibat free flow barang dan jasa. Keuntungan dianggap hanya jatuh pada negara-negara besar seperti Amerika, negara-negara Eropa, dan Jepang. Sebaliknya, negara-negara berkembang dan miskin dianggap hanya sebagai konsumen pasif yang sumber daya alamnya dirampok untuk memperkaya negara-negara di belahan dunia lainnya. McDonald’s tidak luput dari tuduhan negatif yang sama. McDonald’s kerap dianggap sebagai sebuah upaya Amerikanisasi dan bahwa ia mematikan kecintaan orang Indonesia atas budaya dan kuliner lokal.Dalam mengglobalisasikan McDonald’s ke berbagai penjuru dunia memiliki risiko yang tinggi. Namun, Ronald McDonal’s yang notabene menyukai tantangan, return sudah bukan kriteria pertama, yang terpenting baginya adalah dapat memperluas usahanya ke berbagai penjuru dunia. Oleh karenanya, beliau terlebih dahulu melihat karakteristik konsumen di setiap negara yang kemudian akan disesuaikan dengan menu-menu McDonald’s.Semakin tinggi suatu jenis usaha yang terdapat di suatu negara, maka pengusaha pun akan melirik dan menyiapkan berbagai macam strategi agar dapat menjadi yang terdepan. Strategi yang dilakukan tidak hanya diperuntukan dalam mengoptimalisasikan perusahaannya, tetapi juga untuk mengalahkan lawannya (pesaing). Tidaklah heran jika perusahaan sekelas McDonald’s sempat mengalami gejolak di beberapa negara cabang usahanya. Oleh karenanya, setiap perusahaan memiliki divisi promotion and marketing yang bertujuan untuk mengatur strategi penjualan dan pemasaran agar konsumen menjadi loyal dan dapat menahan perusahaan lain merebut pangsa pasarnya.McDonald’s pertama kali memperkenalkan mainan Happy Meal di Amerika Serikat pada tahun 1979. Beragam versi dan karakter mainan telah dikeluarkan oleh McDonald’s untuk dapat memancing minat anak-anak, mulai dari karakter popular 101 Dalmatians hingga mainan seperti Beanie Babies. Promosi Happy Meal sukses besar dan melahirkan permintaan besar pada jaringan restoran perusahaan. Akan tetapi, belakangan ini promosi ini menimbulkan permasalahan yang cukup serius bagi perusahaan McDonald’s.Sumber: krammer.typepad.comAda beberapa alasan yang mendukung bahwa promosi Happy Meal dapat menimbulkan permasalahan bagi perusahaan McDonald’s. Sistem marketing McDonald’s telah berdampak pada anak-anak sebagai pemicu pemasaran dari mulut ke mulut dimana mereka akan merengek kepada orang tua untuk mengunjungi McDonald’s. Promosi ini mendapat kecaman dari pejabat kesehatan masyarakat, orang tua, dan anggota parlemen di San Fransisco, Amerika Serikat, yang mencemaskan tingginya tingkat obesitas pada anak. Menurut badan pengawas kota San Fransisco, makanan yang disajikan oleh McDonald’s dalam paket Happy Meal tidak memenuhi taraf nutrisi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Paket Makanan Happy Meal ini terlalu banyak mengandung kalori dan diduga sebagai faktor utama pemicu tingginya tingkat obesitas anak di San Fransisco. Ketiga, konsumen dewasa telah dibuat bingung dengan adanya promosi Happy Meal ini, karena paket/menu makanan yang ditawarkan tidak sesuai dengan harga yang ditawarkan. Bagi mereka yang sudah tergolong dewasa, McDonald’s tidak perlu memberikan mainan jika konsumennya ingin membeli makanan, karena harga makanannya menjadi sangat mahal akibat adanya promosi mainan tersebut.Dengan kehadiran beberapa sebab-sebab di atas berkaitan dengan promosi hidangan gembira, promosi hidangan gembira dapat dilihat dengan jelas McDonald's yang sememangnya boleh menyebabkan masalah Syarikat. McDonald's Syarikat boleh didakwa di Mahkamah oleh San Francisco undang-undang mengenai promosi pemasaran yang adil dan berindikasi menyebabkan penigkatan obesiti kanak-kanak disebabkan oleh pakej makanan senang makan di McDonald's. Berdaftar dengan kes ini ke Mahkamah, ia akan menyebabkan isu ini menjadi perdebatan Kebangsaan atau pun antarabangsa dan akan mempunyai kesan untuk pembangunan perniagaan McDonalds telah meluaskan pasarannya di peringkat global. Malah dalam ini tindakan undang-undang, pendakwaan adalah tidak berusaha untuk mendapatkan kewangan pampasan tetapi tuntutan ini merupakan satu usaha untuk membenarkan McDonald's membuat perubahan positif ke arah mempromosi dan memenuhi nutrien makananannya, terutamanya bagi kanak-kanak.Bisnis waralaba makanan cepat saji adalah kreasi dari generasi entrepreneur yang telah membentuk tradisi pemasaran Amerika, tidak terkecuali McDonald’s. McDonald’s merupakan salah satu perusahaan waralaba makanan cepat saji yang mendulang sukses di Amerika Serikat bahkan di negara-negara berkembang lainnya seperti Rusia, China, dan India. McDonald’s menawarkan ide lokalisasi global dimana item menu disesuaikan dengan kebiasaan dan selera masing-masing negara sehingga tidak mengikis kebudayaan asli negara mereka. Usaha dari McDonald’s dalam menggapai pasar global ini tentunya dapat dijadikan contoh untuk perusahaan-perusahaan lokal di Indonesia. Dari bisnis usaha makan cepat saji yang berkembang di Amerika, McDonald’s mampu menembus pasar global dan hampir ada di seluruh negara termasuk Negara Indonesia. Dengan strategi lokalisasi menu makanan yaitu menyesuaikan menu makanan dengan kebudayaan dan tradisi negara setempat, keberadaan McDonald’s mudah diterima secara global. Potensi kuliner Indonesia yang sangat beragam memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan seperti McDonald’s sehingga mampu diterima di pasar global.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
