Pidato adalah pendukung utama dalam berlangsungnya proses komunikasi tatap muka secara efektif dan efifsien. Pidato sangat penting untuk diketahui, dipelajari dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata kepada orang banyak atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak agar pendengar mengetahui, memahami, menerima dan melaksanakan apa yang disampaikan kepada mereka. Pidato merupakan seni berbicara di depan umum, maka pidato harus indah dan menarik.
Dulu, banyak orang yang percaya bahwa pidatp yang baik hanya dapat dilakukan oleh orang yang mempunyai bakat berpidato saja. Memang benar, salah satu keberhasilan seseorang berpidato itu karena adanya bakat yang dimiliki. Namun, berbekal bakat saja tanpa belajar dan berlatih, seseorang tidak mungkin dapat berpidato dengan baik. Sebaliknya, meskipun tanpa bakat, kalau ia mau belajar dan berlatih maka ia pasti dapat berpidato dengan baik.
--
Selain itu, kunci utama seseorang dapat berpidato dengan baik adalah adanya kemauan diri yang kuat untuk berpidato dengan baik dengan mempersiapkan diri dan materi pidato yang baik sebelum praktek.
--
Sebenarnya, pidato sangat besar perannya dalam kesuksesan berbagai bidang pekerjaan, seperti pembawa acara, kepala sekolah, dosen, pengusaha, pejabat pemerintah, mubaligh, guru, presiden, dan sebagainya. Karena beragamnya jenis pekerjaan yang sangat membutuhkan kepintaran dalam berpidato, maka isi pidato pun terdiri dari berbagai macam hal, seperti masalah pendidikan, masalah politik, masalah ekonomi, masalah agama, masalah sosial dan sebagainya.
Oleh karena itu, khotib harus menguasai isi pidato sebaik mungkin agar isi pidato dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat sasaran.
Kita bisa mengatakan bahwa pidato itu mudah dan sulit. Mudah jika ia sering berpidato dan sulit jika belum terbiasa berpidato bahkan belum pernah sama sekali. Sebab, bagi seseorang yang belum terbiasa berpidato atau berbicara di depan umum, terdapat hambatan yang mempengaruhi kelancaran dalam berpidato. Hambatan yang paling sering terjadi adalah demam panggung. Demam panggung adalah perasaan resah dan gelisah yang disebabkan karena rasa malu, takut, grogi dan rendah diri. Seseorang yang mengalami demam panggung akan terlihat jelas dengan tanda-tanda seperti kaki gemetar, tangan gemetar, jantung berdetak cepat, muka menjadi merah, telinga terasa panas, mulut menjadi kering dan bibir sulit digerakkan, mata tidak berani memandang pendengar dan keringat dingin bercucuran. Bila demam panggung terjadi, biasanya pembicara tidak berdaya. Sebab, pikiran menjadi kacau. Pembicara akan mengalami kegagalan karena ia tidak bisa memikirkan dan menerapkan cara-cara berpidato yang baik yaitu pidato yang menarik perhatian pendengar. Namun pembicara
Hanya memikirkan bagaimana cara agar pidato yang ia sampaikan cepat selesai dan ia bisa segera menghilang dari hadapan pendengar. Tidak ada cara untuk mengobati demam panggung, namun ada cara untuk mencegah datangnya demam panggung.
Rasa takut timbul karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman dalam berpidato. Bagi seseorang yang belum pernah berpidato, menurutnya pidato adalah yang baru. Bagaimana memulainya, bagaimana cara menarik perhatian pendengar, bagaimana mengakhirinya, semuanya belum diketahui. Ketidak tahuan ini menyebabkan ketidak pastian apa yang akan dilakukan. Demam panggung disebabkan adanya rasa takut. Rasa takut muncul karena ketidak pastian dan ketidak oastian tersebut terjadi karena belum bisa melakukannya. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa cara untuk menghindari demam panggung yaitu dengan cara membiasakan diri untuk berbicara di depan umum. Makin sering melakukannya makarasa takut itu akan semakin berkurang dan akhirnya dapat hilang.
jalan raya
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..