Kala senja datang menghampiri bumiKegelapan pun datang dengan sendiriKesejukan udaran meniup rambut helai demi helaiKeramain berubah menjadi sepi dan sunyiHanya terlihat percikan mentari yang membenamkan diriTiada terasa air mata pun ikut membasahi bumiKala jiwa teringat tanah kelahiranKala hati rindu akan kampung halamanBegitulah nasib anak rantau kala siang akan berganti malamSeakan hidung tertusuk sembilu yang tajamHidup dirantau bukanlah senang dalam berjuangKadang makan kadang hanya sarapan kacangKadang nyanyian perut kosong yang dibawa untuk bertangangBegitulah rintanggan yang harus di hadangLaksana para pejuang yang kelaparan dalam berperangHidup dirantau seperti anak tak bertuanTiada orang yang perduli kala sakit menyerang badanHanya isak tangis menjadi teman dibawah remang cahaya bulanBegitu pilu badan di atas tikar pandan yang dianyam tanganBegitulah nasib badan yang malangBagaikan kerbau yang terjepit di kandangKurus badan hanya tinggal tulangDemi mencari uang untuk mebayar hutangHutang nyawa terhadap orang tua
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
