Every year many undergraduate students and D3 Tata dress choose carry out industry practices in the field of business, because business is fashion boutique that produces fashion exclusively and students hope to have additional more science than other fashion businesses and useful. The facts on the ground there are opportunities that the industry is not in accordance with the competencies belonging to students.The purpose of this research is to know the mapping of existing learning opportunities at a boutique industry practices place the student in accordance with the basic competence that owned undergraduate students and D3 Fashion Layout.The researchers used a qualitative approach to the types of descriptive research because it can reveal a mapping of existing learning opportunities at a boutique place industry practices. The boutique, which provided the data sources in this study there are five boutique in the city of Malang are for undergraduate students and industry practices D3 Tata Clothing namely Victory * Embroidery * Palace Salon & Boutique, Value of Andy Sugix, Iwan Bridal Salon, Reve, and Silla Couture Moda. Gathering techniques used are observation, interview, and documentation. Checking the validity of data use increases the perseverance, triangulation of data sources, and triangulation techniques.Hasil analisis data yang ditemukan adalah (1) Desain meliputi gambar desain dan gambar pola: mahasiswa yang mendapatkan peluang pembelajaran menggambar desain busana diperoleh mahasiswa yang sedang praktik industri pada Iwan Bridal Salon dan mahasiswa yang mendapatkan peluang pembelajaran membuat pola adalah mahasiswa yang yang praktik industri pada Victory *Istana Bordir* Salon & Boutique dan Value of Andy Sugix, (2) Persiapan bahan: mahasiswa yang sedang melaksanakan praktik industri pada lima butik tidak mendapat peluang pembelajaran mempersiapkan bahan, (3) Cutting: mahasiswa yang melaksanakan praktik industri pada Victory *Istana Bordir* Salon & Boutique, Reve Couture, Iwan Bridal Salon, dan Value of Andy Sugix mendapat peluang pembelajaran memotong bahan, (4) Sewing: mahasiswa mendapat peluang pembelajaran menjahit pada lima butik tempat praktik industri, (5) Finishing: mahasiswa mendapat peluang pembelajaran finishing pada lima butik tempat praktik industri, (6) Hiasan busana: mahasiswa mendapat peluang pembelajaran menghias busana pada lima butik tempat praktik industri, (7) Pressing: mahasiswa mendapat peluang pembelajaran penyetrikaan pada lima butik tempat praktik industri, (8) Aksesoris dan millineris: mahasiswa yang sedang praktik industri pada Reve Couture dan Value of Andy Sugix mendapat peluang pembelajaran membuat aksesoris sedangkan untuk millineris tidak semua butik menyediakan kalaupun menyediakan pada umumnya memesan pada pihak lain, (9) Quality Control: mahasiswa tidak mendapat peluang pembelajaran quality control pada lima butik tempat praktik industri, (10) Pemasaran: mahasiswa yang melaksanakan praktik industri pada Value Of Andy Sugix dan Silla Moda mendapat peluang pembelajaran pemasaran berupa menemani konsumen melakukan fitting dengan ditemani pemilik butik, dan (11) Perbaikan/reparasi: mahasiswa yang mendapat peluang pembelajaran melakukan perbaikan pada busana yang melaksanakan praktik industri pada Silla Moda. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan saran yang dapat peneliti diberikan adalah memohon kebijakan kepada pemilik butik untuk memberikan peluang pembelajaran yang belum diberikan kepada mahasiswa untuk memberikan peluang pembelajaran kepada mahasiswa yang akan melaksanakan praktik industri kembali pada butik mereka dan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian serupa pada tempat praktik industri bidang busana yang lain seperti garmen, konveksi, dan Lembaga Pendidikan Luar Sekolah Bidang Busana (LPK).
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..