Yth. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PB

Yth. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Saya tidak tau harus mengadu kemana lagi karena secara musyawarah saya sudah mencoba melakukan segala upaya agar management Cargill mau mengakomodir masyarakat di sekitar Harapan Group dan PT.Poliplant Group (Cargill) dapat bekerja di 2 group perusahaan ini.

Saya akan coba ceritakan bagaimana sejarah awal masyarakat Dayak menerima kehadiran Cargill berinvestasi di sini. Sebelum Cargill mengambil alih PT.Harapan Sawit Lestari management perusahaan (CDC) menjanjikan akan memberikan kemudahan kepada warga dayak untuk bekerja di perusahaan.

Singkat cerita janji itu tidak ditepati oleh management Cargill.Perusahaan bukannya menerima masyarakat dayak bekerja di perusahaan melainkan mendatangkan penduduk dari jawa dan membantu penduduk dari jawa mendapatkan status sebagai penduduk lokal dengan bekerja sama dengan pihak pemerintah desa (kepala desa) dan perangkat desa untuk pengurusan status penduduk dari jawa supaya memiliki kartu tanda penduduk lokal,meskipun penduduk dari Jawa,Sumatera dan lainnya tidak pernah melampirkan bukti perpindahan kependudukan dari desa tempat asal mereka di Jawa dan Sumatera.

Saya sudah sering sekali menghimbau agar hal ini menjadi perhatian management Cargill sehingga tidak menimbulkan permasalahan sosial namun management malah membuat suatu kebijakan yang justru mengingkari janji management sebelumnya dengan mengatakan "perusahaan merekrut karyawan tanpa membedakan latar belakang agama,suku dan golongan tertentu" tentu hal ini sangat kontradiktif dengan janji management CDC yang menjanjikan kemudahan bagi warga dayak bekerja di perusahaan.

Sebagai penduduk asli saya merasa kewalahan menghadapi "permainan" licik yang dilancarkan perusahaan,dan saya berharap melalui surat ini banyak pihak mau membantu perjuangan saya sehingga ada keadilan bagi warga dayak yang sudah terkena dampak dari kehadiran perusahaan karena tanah yang dulu kami jadikan tempat berkebun untuk memenuhi kebutuhan hidup kami telah menjadi lahan sawit dan ketika kami pun tak dapat diterima bekerja di perusahaan sawit maka sudah dapat dipastikan kelangsungan hidup kami pelan tapi pasti akan terhenti (mati)

Saya yakin bukan hal ini yang kami harapkan namun jika hal ini tidak juga mendapatkan perhatian dari berbagai pihak pelan tapi pasti kami warga dayak hanya akan menjadi penonton ditanah kelahiran kami,tanah leluhur kami.

Kami tidak berdaya melawan "permainan" yang dimainkan oleh perusahaan karena ada sebagai tokoh masyarakat kami telah disuap oleh perusahaan sehingga apapun yang kami lakukan selalu salah dimata mereka. Kami juga mendapat stigma sebagai pengacau dimata management perusahaan dan oknum pejabat pemerintah.

Demikian surat dari saya,mohon kiranya bantuan berbagai pihak menolong kami. Atas perhatiannya,kami ucapkan terima kasih.

Hormat saya,
Ketua Perhimpunan Pemuda Jelai Sekayuq

Marterinus
HP.0821 5725 3438