Penyesalan dengan kesibuka
Saat aku mengambil minum,ibu menghampiriku dan berkata "ndah jenguk mbah dirumah bude,mbah lagi sakit dan menanyakanmu terus." Aku menjawab " ya bu,"(bergegas ke rumah bude).sesampainya dirumah bude,saya melihat mbah tertidur lemas,aku tidur disamping mbah,memeluk dan mencium mbah.
Keesokan harinya saat aku mau berangkat les,ayah melarangku agar tidak berangkat les untuk ikut mengantar mbah berobat. Tetapi aku menolak,dan berangkat les. Ditempat les,saya mendapat sms dari ayah yang berisi "ndah,mbah masuk rumah sakit.kamu pulang sekarang dan langsung ke rumah sakit ya. Aku membalas yang berisi "ya,sebentar lagi yah."
Sepulang dari les saya langsung ke rumah sakit. Saya menangis melihat keadaan mbah,saya tidak menyangka keadaan mbah sangat lemah. Tak hanya di infus,tetapi hidungnya pun diselang dengan tabung oksigen. Semenjak itu mbah sulit untuk berkomunikasi dengan yang lain.
Ibu dan tante membereskan barang-barang untuk mempersiapkan pulang kerumah. Tanpa pengawasan mbah turun dari ranjang dengan berpegangan batang infus. Mbah terjatuh, ibu melihatnya langsung membangunkan mbah dengan meminta pertolongan orang lain. Sesampainya dirumah, saya belum pulang karna masih les. Sepulang les,saya tidak menjenguk mbah dirumah bude,karena saya mengejakan tugas.
Pulang sekolah saat saya ganti baju, ibu mengetuk pintu dengan suara yang sedang menangis berkata "ndah,buka pintunya". Saya menjawab " ya bu, saya lagi ganti baj." "Cepat ndah," kata ibu. "Ada apa si bu?" Kataku. Ibu menangis dan berkata "ayo kerumah bude,kondisi mbah lemah lagi." Saya bergegas kerumah bude,saya menangis dan mencium mbah. Saya mencoba berbicara dengan mbah, tapi mbah sulit untuk untuk berbicara. Keluarga kumpul dan membacakan yassin dan suratan,tetapi mbah tak kunjung pulih.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..