Once upon a time there was a very wise king who lived in the region of Toba. King has only one child, whose name was Manggale. The era that still frequent the war between the kingdoms of other kingdoms.The King sent his son to join in a war against an enemy who came to their region. During the war the King's sons were killed in battle.The King was devastated her heart remembers her son is dead, and the King fell ill. See the situation is getting increasingly critical day, Royal advisor call smart people for the treating the illness of the King, from some smart people (doctors) who called it time to say that the King fell ill because of the longing to his son who died. Royal advisers suggested to physicians so that carving a statue that looks like the face of the Manggale, and the advice of a doctor wood program was held in the forest.When completed, the Royal Adviser held a ceremony for the appointment of the statue of the Manggale to the Royal Palace. The doctors held a ceremony, blowing sound sound Sordam and calls the children the spirit King to put the sculpture. This statue is transported from a cottage in the forest and is accompanied by the sound of the voice the voice of Sordam and Gondang Sabangunan.Tepat pada bulan purnama, setelah semua persiapan selesai, semua orang pernah berharap dapat menyambut raja berkumpul sepanjang Datu Manggatas untuk melihat gambar, bagaimana terharunya semua orang berkumpul di sana karena itu melihat raja berseru menatap gambar. Lalu Datu Manggatas pargonci mengisyaratkan setiap saat untuk bermain gondang sabangunan, kemudian diikuti oleh suara instrumen suara sordam suara pukulan. Setelah tabuhan Gondang, Datuk mengambil tiga warna: merah, hitam dan putih. Dan kemudian mengikat dalam gambar. Datu adalah kemudian berpakaian ulosnya, dan membaca mantra sementara berputar-putar patung sampai tujuh kali, dan semua dari sudden bergerak gambar dan tidak hanya manortor juga bergerak dengan para Datuk.Kemudian Raja mengambil Datu manortor untuk bergabung bersama dengan patung Manggalae. Semua orang yang setiap erangan dan manortor bergabung bersama. Mereka manortor sampai fajar, dan datang ke Roh Manggalae kealamnya harus kembali sebelum ayam berkokok karena itu sesuai dengan perjanjian-nya.Ada semangat Simanggalae kealamnya lagi meninggalkan patung adalah juga uluan. Patung itu tidak lagi bergerak. Raja Rahat kemudian menyimpaan gambar. Jadi raja dihibur. Jadi sejak itu, ketika raja itu rindu untuk bertemu dengan anaknya, dia akan mengadakan upacara panggilan Roh dan akan manortor '' anak '' dia sampai pagi. Patung dinamai Batak-gale karena gerakannya lemah dan tampak pacara dan didukung selalu dilakukan sampai Raja mati.This is the origin of Batak-gale statue (the statue of the son of a king named Manggale).
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..